Muhammad Aiz Luthfi
Penulis
Salah satu penyakit hati yang cukup berbahaya adalah hubbuddunya alias mencintai dunia. Disebut bahaya karena dengan mencintai dunia bisa melupakan Allah dan ajaran-Nya. Lebih parahnya lagi, dengan cinta dunia bisa menghalalkan segala cara demi mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Rasulullah pun mewanti-wanti umatnya agar tidak cinta dunia, di antara sabdanya adalah sebagaimana berikut:
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
Artinya: “Cinta dunia adalah biang semua kesalahan” (HR Al-Baihaqi).
Namun demikian, kandungan dunia tidak bisa diukur dengan materi karena hubbuddunya adalah masalah hati yang tidak bisa dideteksi dengan materi. Bisa saja orang miskin terjerumus pada hubbuddunya. Sebaliknya, orang kaya raya pun tidak bisa disebut hubbuddunya selama hatinya tidak terganggu dalam mengingat Allah.
Mengenai hubbuddunya, Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menyebut bahwa dunia memiliki 3 tingkatan, hal ini ia ungkapkan dalam kitab Risalatul Mudzakarah (Beirut: Darul Hawi, 1998) halaman 41-42, sebagaimana berikut:
الدنيا على ثلاث طبقات: فالدنيا فيهاالثواب واخرى فيها الحساب وثالثة فيها العذاب
Artinya: "Dunia terbagi atas 3 tingkatan, yaitu (1) dunia yang di dalamnya ada pahala, (2) dunia yang di dalamnya ada hisab, (3) dunia yang di dalamnya ada azab,"
1. Pahala
Dunia bernilai pahala menempati posisi pertama dan utama. Dunia yang bernilai pahala adalah dunia yang bisa menjadi perantara seorang mukmin dalam menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dunia semacam ini adalah kendaraan seorang mukmin dan menjadi ladang untuk bekal akhirat. Inilah yang disebut sesuatu yang cukup dari barang halal.
2. Hisab
Dunia bernilai hisab menempati posisi pertengahan atau kedua. Dunia yang bernilai hisab adalah dunia yang dicari dengan cara baik dan benar. Selain itu, kehadirannya pun tidak sampai membuat seseorang lalai dalam menjalankan kewajiban. Di akhirat kelak, semua orang akan dihisab atau diaudit kekayaannya. Bagi orang kaya, proses hisab akan berlangsung sangat lama bahkan bisa mencapai ratusan tahun.
3. Azab
Dunia bernilai azab berada di posisi paling rendah dan hina. Dunia jenis ketiga ini sangat berbahaya karena bisa membawa azab dan malapetaka. Kehadiran dunia jenis ini bisa membuat seseorang lupa daratan, meninggalkan taat, dan terjerumus dalam jurang maksiat. Di akhirat kelak, dunia ini akan menjadi kendaraan yang akan mengantarkan seseorang menuju neraka. Na‘udzubillah min dzalik.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin (Beirut: Darul Basyair al-Islamiyah, 2001), halaman 99 menyebut bahwa dunia adalah satu dari empat godaan yang sering membayang-bayangi diri manusia.
Menurutnya, ada 2 cara untuk membentengi diri dan menguatkan imun hati agar bisa kuat dari godaan kesenangan dunia. Pertama, istiqamah dan meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah. Kedua, zuhud dengan cara acuh terhadap keberadaan dunia. Wallahu a‘lam.
Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Al-Karimiyyah Subang, Jawa Barat.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat
2
Khutbah Jumat: Anjuran Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam
3
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
4
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
5
Harlah Ke-90 GP Ansor, Simak Lirik Mars yang Ditulis Mahbub Djunaidi
6
Kajian Hadits: Kawin Kontrak di Zaman Rasulullah
Terkini
Lihat Semua