Cara Sayyidina Umar bin Khattab Mengoreksi Diri
-
Alhafiz Kurniawan
- Sabtu, 22 Januari 2022 | 14:20 WIB
Sayyidina Umar bin Khattab ra merupakan orang yang sangat teguh memegang prinsip. Ia dikenal tangguh, keras, dan memiliki pendirian yang kuat. Kendati demikian, ia bukan orang yang merasa benar selalu. Ia merasa sebagai manusia biasa yang memiliki kekurangan.
Sayyidina Umar ra bahkan mendoakan orang-orang yang mengoreksi dirinya dan menunjukkan kekurangannya, sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Ghazali berikut ini:
رَحِمَ اللهُ امْرَأً أَهْدَى إِلَيَّ عُيُوْبِي
Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang menunjuki kekuranganku,” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H], juz III, halaman 69).
Sayyidina Umar ra tidak segan meminta masukan secara jujur kepada sahabatnya untuk mengoreksi dirinya. Ia menanyakan kepada sahabatnya di mana letak kekurangan dirinya baik yang bersifat pribadi maupun bersifat kebijakan publik.
Suatu hari ia meminta sahabat Salman ra untuk menunjukkan kekurangan dirinya. Ketika Salman ra datang, Sayyidina Umar ra berkata, “Kabar apa terkait diriku yang sampai kepadamu dan kamu tidak suka?”
“Ku dengar kamu memiliki dua jenis lauk dalam sebuah meja makan dan memiliki pakaian bagus yang dipakai siang dan malam,” jawab Salman ra.
“Apakah ada lagi selain itu?” kata Umar ra.
“Tidak,” kata Salman ra.
“Baiklah, dua ini cukup,” kata Umar ra.
Sayyidina Umar ra juga pernah meminta sahabat Hudzaifah ra untuk memberikan catatan perihal dirinya.
“Wahai Hudzaifah, kamu adalah sahabat dekat Rasulullah perihal menghadapi orang-orang munafik. Apakah kau melihat tanda-tanda orang munafik pada diriku?” tanya Sayyidina Umar ra.
Sayyidina Umar bin Khattab ra, kata Imam Al-Ghazali, adalah sahabat terkemuka Rasulullah saw yang dijamin masuk surga. Di tengah kedudukannya yang mulia dan pangkatnya yang tinggi, ia tetap mencurigai dirinya sendiri dan tidak segan meminta pertolongan orang lain untuk menunjukkan kekurangan dirinya.
Cara Sayyidina Umar bin Khattab ra dimasukkan oleh Imam Al-Ghazali sebagai cara kedua untuk menilai aib dan kekurangan diri kita sendiri. yakni sebuah cara dengan mencari sahabat jujur yang dapat dipercaya, religius, dan taat pada nilai-nilai agama yang dapat melihat kekurangan kita dan mengamati perilaku kita baik lahir maupun batin, serta memperhatikannya.
Sayyidina Umar bin Khattab ra dan orang seperti Sayyidina Umar ra akan mendoakan orang yang memberitahukan aibnya. Ia akan senang kalau ada sahabat yang mengoreksi kekurangannya. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Terkait
Tasawuf/Akhlak Lainnya
Rekomendasi
topik
Berita Lainnya
-
Hukum Tidak Mencium atau Melambaikan Tangan ke Ka’bah Saat Thawaf
- Syariah | Senin, 5 Jun 2023
-
Ini Tips Sehat bagi Jamaah Haji Lansia
- Kesehatan | Senin, 5 Jun 2023
-
PT Pusri Gelar Kajian Kitab Kuning, Diampu oleh Ketua PWNU Sumsel
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Demi Kenyamanan Jamaah Haji, Maskapai Diminta Kooperatif, Informatif, dan Solutif
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Sepanjang 2023, 15.500 Madrasah Ikuti Bimtek EDM eRKAM
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Kepemimpinan Moral adalah Ideal yang Harus Dicapai Pemimpin
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Rais 'Aam PBNU Ungkap Alasan Islam Tekankan Pentingnya Ilmu
- Jatim | Senin, 5 Jun 2023
-
Mengenal Fimosis dan Cara Mengatasinya
- Kesehatan | Senin, 5 Jun 2023
-
Kiai Miftach Jelaskan Menuju Allah, Tak Harus Tinggalkan Kepentingan Dunia Seutuhnya
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023