Tasawuf/Akhlak

Pintu Harapan bagi Para Pendosa

Sel, 12 April 2022 | 05:30 WIB

Pintu Harapan bagi Para Pendosa

Kita, kata Imam Al-Ghazali berharap Allah mengakhiri dunia dan akhirat kita dengan kebaikan. Kita mempercayai bahwa karunia, kasih sayang, dan ampunan Allah begitu luas

Imam Al-Ghazali menutup Kitab Ihya Ulumiddin dengan bab Keluasan Rahmat Allah. Pada awal bab ini , Imam Al-Ghazali mengutip hadits riwayat Muttafaq Alaihi dari sahabat Anas ra bahwa Rasulullah saw adalah orang yang menyukai sikap optimis. Tidak ada amal di mana kita mengharapkan ampunan Allah yang dapat kita ikuti selain sikap optimis Rasulullah saw yang dapat diteladani.


Kita, kata Imam Al-Ghazali berharap Allah mengakhiri dunia dan akhirat kita dengan kebaikan. Kita mempercayai bahwa karunia, kasih sayang, dan ampunan Allah begitu luas. (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz IV, halaman 564).


Imam Al-Ghazali memberikan motivasi bagi mereka setengah putus asa dari rahmat Allah. Imam Al-Ghazali mengutip Surat An-Nisa ayat 48 untuk mereka yang merasa bahwa Allah tidak akan mengampuni dosanya.


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ 


Artinya, “Sungguh Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya,” (An-Nisa ayat 48).


Pada bab keluasan rahmat Allah, Imam Al-Ghazali mengutip Surat Az-Zumar ayat 53. Di dalam bab ini, Imam Al-Ghazali menarik tangan orang yang putus asa karena lumuran dosanya. Imam Al-Ghazali mengingatkan para pendosa yang kehilangan harapan terhadap ampunan Allah swt.


قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Artinya, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (Az-Zumar ayat 53).


Untuk membangkitkan semangat para pendosa yang sedang lesu, Imam Al-Ghazali mengutip hadits riwayat Imam Muslim yang menjelaskan persediaan ampunan dan kasih sayang Allah swt. Hadits tersebut menjelaskan bahwa kasih sayang Allah yang dikeluarkan baru sebesar 1%. Sedangkan sisanya disimpan untuk hari kiamat kelak yang menakutkan.


فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن لله تعالى مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والطير والبهائم والهوام فبها يتعاطفون وبها يتراحمون وأخر تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة


Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra dan Salman ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Allah memiliki 100 kasih sayang. Ia baru menurunkan satu kasih sayang-Nya di tengah jin, manusia, burung-burung, binatang ternak, dan serangga. Dengan satu kasih sayang itu, mereka bersikap lembut dan saling menyayangi. Ia menunda 99 rahmat-Nya yang dengan itu Ia menyayangi hamba-Nya pada hari kiamat kelak,’” (HR Muslim).


Dari sini Imam Al-Ghazali ingin membangkitkan husnuz zhan dan harapan para pendosa kepada Allah terutama mereka yang telah mencapai usia setengah baya, sementara kemampuan untuk mengejar kebaikan tidak memiliki cukup tenaga dan waktu. Dengan optimis itu, mereka yang memiliki kesempatan terbatas dapat mengakhiri hidupnya dengan penuh harapan kepada Allah, tidak berputus asa yang merupakan busur setan di akhir hayat. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)