Adakah Dalil Naqli atas Keimanan Orang Tua Nabi Muhammad SAW?
NU Online · Selasa, 14 Maret 2017 | 11:01 WIB
Yang terhormat redaksi Bahtsul Masail NU Online. Kami pernah mendengar seorang kiai menjelaskan sifat-sifat terpuji nenek moyang Nabi Muhammad SAW. Bahkan kiai ini mengatakan bahwa orang-orang tua adalah orang-orang beriman yang taat dan saleh dalam beragama. Mohon keterangannya. Terima kasih atas penjelasannya. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Abdullah/Jakarta).
Jawaban
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya untuk kita semua. Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang dipersiapkan Allah SWT sebagai makhluk paling sempurna. Karenanya Allah memelihara benar nenek moyang yang menjadi cikal-bakal melahirkan Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari nenek moyang yang patuh kepada Allah SWT. Mereka semua dipelihara oleh Allah SWT agar tidak melakukan dosa-dosa besar seperti penyembahan berhala, berzina, menumpahkan darah orang lain, dan perbuatan keji lainnya.
Syekh Ibrahim Al-Baijuri menyebutkan sejumlah dalil naqli yang menjelaskan dalam karyanya keimanan dan kesucian nenek moyang hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW yang kami kutip sebagai berikut.
Artinya, “Kalau kau mengerti bahwa ahli fatrah itu selamat dari siksa neraka menurut pendapat rajih (yang kuat), maka tentu kamu mengerti bahwa kedua orang tua Rasulullah SAW selamat dari siksa neraka karena keduanya ahli fatrah. Bahkan semua bapak moyang Rasulullah SAW (hingga ke Nabi Adam AS) selamat dari siksa neraka. Kita memutuskan bahwa mereka adalah orang-orang beriman tanpa tercederai oleh kekufuran, perbuatan keji, perilaku aib, dan perilaku buruk apapun yang lazim di zaman Jahiliyah. Pendapat ini didasarkan pada dalil naqli seperti firman Allah SWT dalam Surat As-Syu‘ara ayat 219 yang berbunyi, ‘Dan ketika engkau bolak-balik dalam orang-orang yang sujud (sembahyang)’; dan sabda Rasulullah SAW ‘Aku senantiasa berpindah-pindah dari tulang-tulang sulbi yang murni ke rahim-rahim yang suci’, dan banyak hadits lain yang statusnya mutawatir,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyah Tuhfatil Murid ala Jauharatit Tauhid, Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabaiyah, tanpa tahun, halaman 19).
Sejumlah dalil naqli itu kemudian dideskripsikan ulang dalam bentuk syair yang indah dalam Al-Barzanji, kitab yang lazim dibaca warga Ahlusunnah wal Jamaah NU yang kami kutip sebagai berikut.
Artinya, “Tuhan memelihara kemuliaan Nabi Muhammad SAW/bapak moyangnya yang mulia demi menjaga namanya (Nabi Muhammad SAW).
Mereka meninggalkan zina sehingga aib tidak mencoreng muka/sejak Nabi Adam AS hingga bapak dan ibunya,” (Lihat Barzanji Natsar dalam Majmu’atul Mawalid wal Ad’iyah, tanpa tahun, Jakarta, Al-‘Aidrus, halaman 76).
Dari dua dalil naqli yang disebutkan oleh Syekh Al-Baijuri ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sejak Nabi Adam AS nenek moyang hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW adalah orang baik yang saleh dan taat beragama. Di samping itu mereka semua adalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah dari perbuatan-perbuatan tercela.
Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik dari para pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
(Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua