Bahtsul Masail

Posisi Imam Memimpin Doa Bersama Setelah Shalat

NU Online  ยท  Kamis, 22 Mei 2014 | 20:01 WIB

Assalamuโ€™alaikum wr. Wb. Saya ingin menanyakan soal posisi imam setelah shalat? Orang tua kitaย  dulu bahkan sampai saat iniย  jika setelah ngimami, tidak menghadap ke makmum. Tetapi sambil memimpin dzikir jahar (suara keras), tetap mengahap kiblat. Posisi iniย  sekarang dipermasalahkan oleh beberapa sebagian orang. Mohon penjelasannya. (Wiwik suwito, Jln. Alamsyah RPN Km.3ย  Kotabumi - Lampung Utara)<>

ย 

Jawaban

Penanya yang budiman, semoga dirahmati Allah swt. Terkait dalil atau dasar hukum tentang dzikir doa bersama sudah dijelaskan di rubrik bahtsul masail sebelumnya.

Adapun mengenai posisi imam setelah membaca istighfar tiga kali lalu lalu membaca, โ€œAllahumma antas salam wa minkas salamโ€ฆ..โ€ disunnahkan baginya untuk mengubah posisinya bergeser atau berputar menghadap ke arah makmum. Di antara hikmahnya adalah untuk memberitahuan bahwa imam telah selesai melakukan shalat atau tidak dianggap oleh yang lainnya (orang yang baru datang) bahwa imam masih dalam kondisi shalat.

Karenanya, ada yang menyatakan bahwa jika setelah imam selesai melakukan shalat kemudian istgihfar dan membaca: โ€œAllahumma antas salam wa minkas salam..โ€, dan setelah itu tetap menghadap kiblat dihukumi makruh.

Namun perlu dicatat bahwa hukum makruh ini berlaku jika tidak ada halangan, seperti adanya jamaah perempuan. Sedang jika ada halangan seperti adanya jamaah perempuan yang kita jumpai di banyak masjid maupun mushalla di kampung-kampung, maka tidak mengapa jika imam setelah shalat tetap menghadap ke kiblat.

Silaka menyimak penjelasan berikut ini:

ุนูŽู†ู’ ุซูŽูˆู’ุจูŽุงู†ูŽุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ุฅูุฐูŽุง ุงู†ู’ุตูŽุฑูŽููŽ ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑูŽ ุซูŽู„ูŽุงุซู‹ุง ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…

โ€œDari Tsauban ra ia berkata: Bahwa Rasulullah saw ketika telah selesai shalat meminta ampun (istighfar) sebanyak tiga kali, kemudian membaca: Allahumma anta as-salam wa minka as-salamโ€ฆโ€ (H.R. Muslim)

ย ย  ูˆูŽ) ูŠููƒู’ุฑูŽู‡ู (ู…ููƒู’ุซูู‡ู) ุฃูŽูŠู’: ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู (ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง) ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูƒู’ุชููˆุจูŽุฉู (ู…ูุณู’ุชูŽู‚ู’ุจูู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉู ูˆูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุซูŽู…ู‘ูŽ) ุจูููŽุชู’ุญู ุงู„ู’ู…ูุซูŽู„ู‘ูŽุซูŽุฉูุŒ ุฃูŽูŠู’: ู‡ูู†ูŽุงูƒูŽ (ู†ูุณูŽุงุกูŒ) ู„ูุญูŽุฏููŠุซู ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅุฐูŽุง ุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุนูุฏู’ ุฅู„ู‘ูŽุง ู…ูู‚ู’ุฏูŽุงุฑูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู„ู: ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ูุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽุชู’ ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅููƒู’ุฑูŽุงู…ู" ย (ู…ู†ุตูˆุฑ ุจู† ูŠูˆู†ุณ ุงู„ุจู‡ูˆุชูŠ ุŒ ุดุฑุญ ู…ู†ุชู‡ู‰ ุงู„ุฅุฑุงุฏุงุชุŒ ุจูŠุฑุฑุช-ุนุงู„ู… ุงู„ูƒุชุจุŒ ุงู„ุทุจุนุฉ ุงู„ุฃูˆู„ู‰ุŒ 1414 ู‡ู€/ 1993ู…ุŒ ุฌุŒ 1ุŒ ุต. 283

โ€œDan dimakruhkan tetapnya imam dalam waktu yang lama menghadap kiblat sepanjang di situ tidak ada jamaah perempuan. Hal ini didasarkan kepad hadits yang diriwayatkan Aโ€™isyah ra: Bahwa Nabi saw ketika telah selesai mengucapkan salam beliau tidak tidak duduk kecuali sekedar beliau membaca: Allahumma anta as-salam, wa minka as-salam tabarakta ya dzal jalali wa al-ikramโ€. (Manshur bin Yunus al-Bahuti, Syarh Muntaha al-Iradat, Alam al-Kutub, cet ke-1, 1414 H/1993 M, juz, 1, h. 283).

Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan kepada penanya, semoga dengan penjelasan yang sederhana bisa membantu menguraikan persoalan yang ada. (Mahbub Maโ€™afi Ramdlan)

ย 

ย 

ย 

ย