Doa

Doa Kamilin untuk Dibaca Sendiri: Arab, Latin, dan Terjemah

Sen, 11 Maret 2024 | 19:00 WIB

Doa Kamilin untuk Dibaca Sendiri: Arab, Latin, dan Terjemah

Doa kamilin. (Foto: NU Online/Freepik)

Masyarakat Indonesia umumnya membaca doa Kamilin dalam ibadah shalat Tarawih di bulan Ramadhan. Masyarakat umumnya sudah hafal doa Kamilin ini yang dikutip dari Kitab Perukunan Melayu atau Kitab Maslakul Akhyar karya Sayyid Usman bin Yahya, Mufti Batavia. 


Doa Kamilin ini biasanya dibaca oleh imam shalat Tarawih atau salah satu jamaah yang mewakilinya setelah shalat Tarawih. Pembacaan doa Kamilin ini diaminkan oleh jamaah di masjid atau mushalla.


Adapun berikut ini merupakan doa Kamilin untuk dibaca sendiri yang kami sadur dari Kitab Perukunan Melayu atau Kitab Maslakul Akhyar dengan mengubah dhamir (kata ganti) jamak menjadi mufrad.


Doa Kamilin untuk dibaca sendiri ini dapat dibaca oleh mereka yang shalat Tarawih sendiri di rumah atau di masjid karena uzur, sakit, dan halangan lainnya. Doa Kamilin untuk dibaca sendiri ini dilengkapi dengan terjemahannya:


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ بِالْإِيْمَانِ كَامِلًا، وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّيًا، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظًا، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلاً، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِباً، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيًا، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكًا، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضًا، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدًا، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبًا، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيًا، وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرًا، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرًا، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرًا، وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدًا، وَفِي الْجَنَّةِ دَاخِلًا، وَعَنِ النَّارِ نَاجِيًا، وَعَلَى سَرِيْرَةِ الْكَرَامَةِ قَاعِدًا، وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجًا، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسًا، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلًا، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّينِ شَارِبًا، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا


اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِي هٰذِهِ اللَيْلَةِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ سَعِيْدًا مَقْبُوْلًا، وَلَا تَجْعَلْنِيْ شَقِيًّا مَرْدُوْدًا، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 


Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā āli sayyidinā Muhammadin. Wa shallallāhu alayhi wa sallama.


Allāhummaj‘alnī bil īmāni kāmilan. Wa li farā’idhika muaddiyan. Wa lis shalāti hāfizhan. Wa liz zakāti fā‘ilan. Wa lima ‘indaka thāliban. Wa li ‘afwika rājiyan. Wa bil hudā mutamassikan. Wa ‘anil laghwi mu‘ridhan. Wa fid dunyā zāhdan. Wa fil ‘ākhirati rāghiban. Wa bil qadhā’i rādan. Wa lin na‘mā’i syākiran. Wa ‘alal balā’i shābiran. Wa tahta liwā’i sayyidinā Muhammadin shallallāhu ‘alayhi wa sallama yawmal qiyāmati sā’iran. Wa alal hawdhi wāridan. Wa fil jannati dākhilan. Wa minan nāri nājiyan. Wa 'alā sarīratil karāmati qā‘idan. Wa min hūrin ‘īnin mutazawwijan. Wa min sundusin wa istabraqin wa dībājin mutalabbisan. Wa min tha‘āmil jannati ākian. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffayni syāriban. Bi akwābin wa abārīqa wa ka‘sin min ma‘īn. Ma‘al ladzīna an‘amallāhu ‘alaihim minan nabiyyîn was shiddīqīn was syuhadā’i was shālihīn, wa hasuna ulā’ika rafīqā. Dzālikal fadhlu minallāhi, wa kafā billāhi ‘alīmā.


Allāhummaj‘alnī fī hādzihil laylatis syarīfatil mubārakati sa‘īdan maqbūlan. Wa lā taj‘alnī syaqiyyn mardūdan. Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ālihī wa shahbihī ajma‘īn. Wal hamdulillāhi rabbil ‘ālamîn.


Artinya: “Ya Allah berikanlah anugerah-Mu kepada junjungan kami Muhammad dan seluruh keluarganya. Semoga Allah memberikan anugerah dan kesejahteraan-Nya kepada junjungan kami Muhammad saw.


Ya Allah, jadikanlah aku orang yang sempurna imannya, yang menunaikan perintah kewajiban-Mu, yang menjaga shalat, yang membayar zakat, yang mengejar apa (ridha) yang ada di sisi-Mu, yang mengharap ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kesia-siaan, yang zuhud di dunia, yang menyukai akhirat, yang ridha dengan qadha, yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas singgasana kemuliaan, yang menikah dengan bidadari surga, yang mengenakan berbagai jenis sutra, yang menikmati makanan surga, yang meminum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Allah beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka itulah sahabat terbaik. Itulah kemurahan dari Allah, cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.


Ya Allah, jadikanlah aku pada malam yang mulia dan penuh berkah ini sebagai orang yang bahagia dan diterima amalnya. Janganlah Engkau jadikan aku sebagai orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah memberikan anugerah-Nya pada junjungan kami Muhammad, seluruh keluarga, dan sahabatnya. Berkat rahmat-Mu, wahai Zat Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (Lihat Perukunan Melayu, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta: halaman 58-59).


Secara makna, doa Kamilin mengandung berbagai permintaan kepada Allah yang mencakup segala sisi, yaitu permintaan untuk menjadi orang beriman yang sempurna, yang mengerjakan perintah agama, menjauhi larangannya, selama di dunia dan akhirat. Doa Kamilin juga berisi permohonan agar amal ibadah jamaah shalat Tarawih diterima Allah. Wallahu a’lam. 


Ustadz Alhafiz Kurniawan, Penyuluh Agama Islam Kebayoran Baru