Hikmah

Hikmah Tertinggalnya Abu Bakar saat Shalat Ashar Berjamaah

Rab, 1 Maret 2023 | 10:22 WIB

Hikmah Tertinggalnya Abu Bakar saat Shalat Ashar Berjamaah

Ketika Sahabat Abu Bakar Tertinggal Shalat Ashar Berjamaah. (Foto Ilustrasi: NU Online/Freepik)

Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra tidak pernah tertinggal dalam shalat berjamaah. Tetapi karena sebuah kesibukan di siang hari Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra datang terlambat untuk mengikuti shalat ashar berjamaah.


Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra mengira ia akan kehilangan kesempatan shalat Ashar bersama Rasulullah saw. Baginya, kehilangan kesempatan satu shalat berjamaah merupakan sebuah kerugian luar biasa dalam hidupnya.


Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra yang tahu tertinggal berjalan cepat menuju masjid. Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra mempercepat jalannya. Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra berjalan setengah berlari.


Ketika masuk masjid, Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra mendapati Rasulullah saw sedang bertakbir untuk rukuk. Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra senang sekali karena ia mendapati Rasulullah saw


Alhamdulillah,” kata Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra.


Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra lalu bertakbir untuk mengikuti shalat Ashar berjamaah. Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra lalu segera rukuk.


Jibril ra yang mengetahui itu segera turun ketika Rasulullah saw sebagai imam sedang rukuk. “Wahai Muhammad, Allah mendengar orang yang memujinya (sami‘allāhu li man hamidah). Oleh karena itu katakan ‘Sami‘allāhu li man hamidah,’” kata Jibril ra kepada Nabi Muhammad saw.


Rasulullah saw kemudian mengucapkan, “Sami‘allāhu li man hamidah” ketika bangun dari rukuk. Sebelum itu, Rasulullah saw turun rukuk dan bangun dari rukuk (i‘tidal) dengan mengucapkan takbir.


Sejak itu, Rasulullah saw mengucap “Sami‘allāhu li man hamidah” setiap kali bangun dari rukuk (i‘tidal). Sejak itu juga ucapan “Sami‘allāhu li man hamidah” menjadi sunnah berkat keterlambatan shalat Ashar dari Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra.


*

Riwayat ini dikutip dari Kitab Tausyih Abi Qasim karya Syekh Muhamad Nawawi Al-Bantani. Adapun “Sami‘allāhu li man hamidah” secara harfiah berarti “Allah mendengar orang yang memujinya,” tetapi maksudnya “Allah menerima dan memberikan ganjaran bagi orang yang memujinya.”


Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris LBM PBNU