Hikmah

Jangan Pernah Berhenti Belajar, Berikut Alasannya

NU Online  ·  Senin, 5 Mei 2025 | 09:00 WIB

Jangan Pernah Berhenti Belajar, Berikut Alasannya

Ilustrasi mengaji. Sumber: NU Online/Canva

Di tengah laju dunia yang tak pernah berhenti berputar, ada satu hal yang menjadi kompas abadi bagi siapa pun yang ingin terus relevan: belajar. Seperti air yang mengalir menemukan celah-celah baru, pembelajaran adalah kunci untuk membuka pintu menuju peluang yang tak terbayangkan. 


Tidak ada batas usia, latar belakang, atau waktu yang bisa menghentikan seseorang dari menyerap ilmu baru. Dalam setiap langkah kecil menuju pengetahuan, tersimpan kekuatan untuk mengubah cara pandang, memperluas horizon, dan bahkan membentuk masa depan yang lebih cerah.


Bayangkan hidup sebagai sebuah buku dengan halaman-halaman yang terus bertambah. Setiap pelajaran baru adalah kalimat yang memperkaya cerita, setiap keterampilan yang dikuasai adalah bab yang memperkuat alur. Berhenti belajar sama dengan menutup buku itu sebelum waktunya, meninggalkan kisah yang belum selesai. 


Ada alasan kuat mengapa pembelajaran sepanjang hayat menjadi pegangan para pemikir besar: ilmu tidak hanya memberi keunggulan, tetapi juga menjaga jiwa tetap hidup, penuh rasa ingin tahu, dan siap menghadapi persoalan apa pun yang menghampiri kita.


Dalam Islam sendiri, setiap orang dituntut untuk terus menimba ilmu. Sebagaimana mengutip Taqriratus Sadidah fil Masa`ilil Mufidah karya Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim al-Kaff, disebutkan bahwa pada dasarnya Allah menciptakan makhluk-Nya agar mereka bisa mengenal dan beribadah kepada-Nya, kunci dari ma'rifah serta ibadah adalah dengan ilmu, dan ilmu tidak akan bisa didapatkan kecuali dengan belajar.


فَاعْلَمْ أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِنَّمَا خَلَقَ الْخَلْقَ لِيَعْرِفُوهُ وَيَعْبُدُوهُ، وَمِفْتَاحُ الْمَعْرِفَةِ وَالْعِبَادَةِ هُوَ الْعِلْمُ، وَلَا يَكُونُ الْعِلْمُ إِلَّا بِالتَّعَلُّمِ


Artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala menciptakan manusia itu agar mereka bisa mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya, dan kunci untuk bisa ma’rifah serta ibadah adalah dengan ilmu, maka ilmu tidak bisa ditemukan/didapatkan kecuali dengan belajar,” (Taqriratus Sadidah, [Surabaya: Darul Ulum al-Islamiyyah, 2006] halaman 5)


Sebagaimana kita tahu, banyak sekali dalil-dalil yang sering dijadikan sebagai dasar agar kita mau untuk terus belajar. Baik itu dalil yang berasal dari Al-Qur’an, hadits, maupun kata-kata motivasi dari para ulama.


Berikut ini adalah beberapa dalil yang bisa kita jadikan penguat agar kita mau terus belajar:


1. Allah akan mengangkat derajat orang berilmu

Di dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat ke-11, disebutkan bahwa Allah akan mengangkat dejarat orang-orang yang berilmu.


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١


yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qîla lakum tafassaḫû fil-majâlisi fafsaḫû yafsaḫillâhu lakum, wa idzâ qîlansyuzû fansyuzû yarfa‘illâhulladzîna âmanû mingkum walladzîna ûtul-‘ilma darajât, wallâhu bimâ ta‘malûna khabîr


Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Mujadilah: 11)


2. Dimudahkan jalan menuju surga

Di dalam satu hadits, disebutkan bahwa orang yang mencari ilmu akan dimudahkan Allah jalan menuju surga.


مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ


Artinya, “Barangsiapa yang berjalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga,” (HR. Ibnu Majah)


3. Ilmu bisa menjadi amal jariyah

Ilmu yang dimiliki seseorang bisa menjadi amal jariyah baginya. Hal ini dikarenakan ilmu yang bermanfaat menjadi salah satu dari tiga amal yang tidak akan terputus:


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا مَاتَ بْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا ثَلَاثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُولَهُ (رواه مسلم)


Artinya, “Tatkala seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yakni shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya,” (HR. Imam Muslim)


Dari hadits tersebut, sungguh amat beruntung orang-orang yang suka belajar dan kemudian mengajarkan apa yang telah ia pelajari kepada orang lain, sehingga apa yang telah ia kuasai bisa lebih bermanfaat lagi.


4. Orang berilmu ditakuti setan

Kenapa orang yang berilmu ditakuti oleh setan? Alasannya adalah orang yang memiliki pengetahuan atau ilmu akan susah diganggu jika dibandingkan dengan orang yang melakukan perkara tanpa ada ilmunya.


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ (رواه الترمذي)


Artinya, “Rasulullah bersabda: ‘seorang yang faqih (memiliki keilmuan di bidang fiqih) lebih ditakuti oleh syetan dibandingkan dengan 1000 orang ahli ibadah (yang tanpa ilmu),” (HR. Imam Muslim)


5. Tidak ada manusia yang lahir dalam keadaan berilmu

Ada syair Arab yang bisa menjadi pendorong seseorang agar mau belajar terus. Berikut bunyi petikan syair tersebut:


تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا


Artinya, "Belajarlah! Karena tidak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan berilmu ..." (Taqriratus Sadidah, halaman 5)


6. Ilmu bisa menjadi atribusi yang istimewa bagi yang memilikinya

Pernyataan ini sebagaimana syair yang ada di dalam kitab Ta'limul Muta'allim karangan Syekh az-Zarnuji.


تَعَلَّمْ فَإنَّ الْعِلْمَ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ # وَفَضْلٌ وَعُنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ


وكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيَادَةً # مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبَحْ فِي بُحُوْرِ الْفَوَائِدِ


Artinya, "Belajarlah! Karena ilmu bagaikan perhiasan bagi pemiliknya, juga keutamaan dan tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji. Jadilah dirimu dapat mengambil faedah dari ilmu setiap harinya, dan berenanglah dalam lautan kemanfatan." (Az-Zarnuji, Ta’limul Muta’allim)


7. Mencari ilmu penuh dengan nilai ibadah

Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari di dalam kitabnya Adabul ’Alim wal Muta’allim mengutip keterangan yang berasal dari salah satu sahabat Nabi, Muadz bin Jabal.


وَعَنْ مُعَاذ بن جَبَل رضي الله عنه: تَعْلَمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعْلَمُهُ حَسَنَةٌ، وَمُذَاكَرَتُهُ تَسْبِيْحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ، وَبَذْلُهُ قُرْبَةٌ، وَتَعْلِيْمِهِ لِمَنْ لَا يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ


Artinya, "Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, "Pelajarilah ilmu karena mempelajarinya adalah suatu kebaikan, membahasnya adalah tasbih (bentuk mengagungkan Allah), mencarinya adalah jihad, memberikannya adalah ibadah, dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya adalah sedekah," (Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari, Adabul ‘Alim wal Muta’allim, [Jombang: Maktabah at-Turost al-Islami], halaman 23)


Semoga dengan memahami dan menyimak penjelasan yang telah disampaikan di atas, kita semakin termotivasi untuk terus menimba ilmu tanpa henti sepanjang hayat. Wallahu a’lam.

 

Ustadz Ahmad Hanan, alumni Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasywiquth Thullab Salafiyah (MA NU TBS) Kudus dan Pesantren MUS-YQ Kudus