Fatihunnada
Kolomnis
Kebanyakan manusia menginginkan hasil terbaik dan instan dalam segala aspek kehidupan seperti usaha, karier pekerjaan, belajar, dan lain sebagainya, padahal proses dari awal dan dari kecil adalah tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan sesuatu yang besar. Menjalani proses dengan kesabaran dan ketekunan akan menjadi kunci sukses setiap orang.
Naskah khutbah Jumat kali ini berjudul “Kunci Sukses Belajar dari Imam Bukhari”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (الزمر: ٩). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Setiap manusia terlahir dalam keadaan bodoh. Artinya tidak ada seorang manusia yang terlahir dengan kondisi sudah mengetahui segala sesuatu. Oleh karena itu, manusia diwajibkan belajar dari nol, dari dasar, dan dari hal-hal kecil. Imam al-Bukhari yang dikenal sebagai ulama paling berpengaruh dalam kajian hadits juga memulai belajar dari dasar. Berikut kisah yang dikutip Imam adz-Dzahabi dalam kitab Siyar A’lamin Nubala’, juz 12, halaman 401:
قَالَ مُحَمَّدُ بنُ أَبِي حَاتِمٍ البُخَارِيُّ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدَ بنَ إِسْمَاعِيْلَ يَقُوْلُ: وكُنْتُ أَختلِفُ إِلَى الفُقَهَاءِ بِمَرْوَ وَأَنَا صَبِيٌّ، فَإِذَا جِئْتُ أَستحِي أَنْ أُسَلِّمَ عَلَيْهِم، فَقَالَ لِي مُؤَدِّبٌ مِنْ أَهلِهَا: كم كتبتَ اليَوْمَ؟ فَقلتُ: اثْنَيْنِ، وَأَرَدْتُ بِذَلِكَ حَدِيْثَيْنِ، فَضَحِكَ مَنْ حَضَرَ المَجْلِسَ. فَقَالَ شَيْخٌ مِنْهُم: لاَ تضحكُوا، فَلَعَلَّهُ يَضْحَكُ مِنْكُم يَوْماً!!
Artinya: "Muhammad bin Abi Hatim berkata, aku mendengar Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il (Imam al-Bukhari) berkata: Saat kecil, aku mendatangi majlis beberapa ahli fiqih kota Marwa. Ketika aku tiba di salah satu majlis, aku malu mengucapkan salam (menyapa) mereka. Tiba-tiba, seorang pengajar kota Marwa bertanya kepadaku: berapa banyak yang kamu tulis hari ini? Aku menjawab: dua, yaitu dua hadits, lalu seluruh orang yang menghadiri majlis tertawa, kemudian seorang syekh berkata kepada mereka: kalian jangan menertawakannya, karena suatu hari nanti, dia akan menertawakan kalian."
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Kisah ini menggambarkan kepada kita perjuangan Imam al-Bukhari dalam menuntut ilmu, khususnya hadits. Beliau belajar di kota Marwa yang saat ini disebut Mary yang berada di Turkmenistan. Di kota ini, beliau belajar dari beberapa tokoh seperti ‘Abdan bin ‘Utsman, ‘Ali bin al-Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin al-Fadhl, dan lain-lain. Jarak antara kota Bukhara dan Mary adalah 382 km melalui perjalanan darat. Saat itu, usia beliau masih sangat kecil.
Imam Al-Bukhari itu belajar hadits, dan beliau tidak langsung jadi ahli hadits. Beliau mulai dari nol, bahkan dalam kisah yang kita bahas tadi, beliau hanya belajar dua hadits dalam satu hari. Itu sangat sedikit dibandingkan dengan teman-teman lainnya yang belajar bersama beliau di majlis. Proses ini memang butuh kesabaran. Ini mirip dengan cara Allah mengajarkan Nabi Muhammad dalam mempelajari Al-Qur'an, yang dibacakan oleh malaikat Jibril, seperti yang tertulis dalam surat Al-Qiyamah, ayat 16.
لَا تُحَرِّكۡ بِه لِسَانَكَ لِتَعۡجَلَ بِه
Artinya, "Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat menguasainya."
Para ulama mengajarkan dan menasihati murid mereka agar tidak terburu-buru dalam belajar karena akan mengakibatkan kegagalan. Imam bin ‘Abd al-Barr dalam kitab Jami’ Bayan al-‘Ilm wa Fadhlih, juz 1, halaman 431 mengutip perkataan Imam Ibnu Syihab az-Zuhri kepada muridnya yang bernama Yunus bin Yazid:
قَالَ لِي ابْنُ شِهَابٍ: يَا يُونُسُ، وَلَا تَأْخُذِ الْعِلْمَ جُمْلَةً؛ فَإِنَّ مَنْ رَامَ أَخْذَهُ جُمْلَةً ذَهَبَ عَنْهُ جُمْلَةً وَلَكِنِ الشَّيْءُ بَعْدَ الشَّيْءِ مَعَ اللَّيَالِي وَالْأَيَّامِ
Artinya, "Ibnu Syihab berkata kepadaku: Wahai Yunus, dan jangan engkau mempelajari ilmu sekaligus karena orang yang mempelajari ilmu sekaligus banyak, maka akan mudah melupakan semuanya, akan tetapi pelajarilah ilmu sedikit demi sedikit di waktu malam dan siang."
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Belajar sedikit demi sedikit adalah perjuangan dan langkah untuk mendapatkan ilmu yang melimpah. Hal ini dibuktikan Imam Al-Bukhari beberapa tahun setelahnya. Saat beliau berusia 16 tahun, beliau sudah menghafal karya-karya Imam Ibnu Mubarak dan Imam Waki’, bahkan Imam Al-Bukhari pernah diminta penduduk kota Balkha untuk membacakan satu hadits dari setiap perawi yang ditulis, kemudian Imam Al-Bukhari membacakan seribu hadits dari setiap perawi tersebut.
Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Pepatah ini menggambarkan kisah Imam Al-Bukhari dalam menuntut ilmu. Memulai dari nol, sampai meraih jutaan hadits. Memulai dari dasar, sampai mencapai puncak keilmuan hadits. Memulai dari kecil, sampai mendapatkan banyak pengakuan terhadap kapasitas ilmunya. Hal ini yang membedakan orang-orang yang mau mempelajari ilmu pengetahuan dari mereka yang tidak mau melalui rintangan proses belajar. Allah berfirman dalam surat Al-Zumar, ayat 9:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya, "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran."
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Semoga kita dan anak-anak kita diberikan petunjuk untuk selalu bersabar dalam menuntut ilmu. Kita dan anak-anak kita diberikan kesabaran dan ketekunan untuk mempelajari ilmu dari dasar, samai meraih ilmu yang melimpah dan penuh dengan manfaat. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسْلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ اللهُ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرِ العَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْاهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Dr. Fatihunnada, Lc., M.A., Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah wal 'Arabiyyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Baca Doa Ini untuk Lepas dari Jerat Galau dan Utang
3
Cara KH Hamid Dimyathi Tremas Dorong Santri Aktif Berbahasa Arab
4
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
5
Apel Akbar 1000 Kader Fatayat NU DI Yogyakarta Perkuat Inklusivitas
6
Pengurus Ranting NU, Ujung Tombak Gerakan Nahdlatul Ulama
Terkini
Lihat Semua