Khutbah

Khutbah Jumat: 4 Hal yang Melapangkan Hati

Kam, 6 April 2023 | 04:00 WIB

Khutbah Jumat: 4 Hal yang Melapangkan Hati

Ilustrasi: Hati - cinta (freepik).

Naskah khutbah kali ini mengajak jamaah memahami 4 hal yang dapat melapangkan hati.
 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: 4 Hal yang Melapangkan Hati". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).


Khutbah I
 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ * فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ * وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Mengawali khutbah Jumat di siang hari bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini, Khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan diri kita, takwa dalam artian melaksanakan segala perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan, Allah ta’ala menganugerahi kita dengan nikmat yang tak disangka datangnya dari mana, dan juga diberi solusi dari setiap problem kehidupan yang kita alami.
 

Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Di antara kenikmatan dan rezeki kita menjalani kehidupan di dunia ini adalah kelapangan hati. Dengan kelapangan hati, hidup kita terasa lebih tenang dan tidak risau, kita akan lebih mudah mensyukuri nikmat sekecil apa pun itu, interaksi sosial kita akan lebih terjaga dan stabil karena kelapangan hati menciptakan ketenangan dalam bersikap, bahkan kelapangan hati dapat menolong kita di kala kehilangan sehingga tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Selain itu semua, sudah tentu, kelapangan hati membuat hubungan kita dengan Allah semakin baik. 
 

Jamaah sekalian, berkenaan dengan kelapangan hati, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 97 sampai 99: 
 

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ * فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ * وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

 

Artinya, “Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS Al-Hijr: 97-99).
 

Mengenai ayat ini, Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam At-Tafsirul Munir menjelaskan bahwa ayat turun sebab Nabi saw merasa sempit hatinya sebab perkataan-perkataan buruk yang diucapkan oleh orang-orang musyrik dan juga penghinaan yang mereka lakukan. Allah menghimbau Nabi saw agar tidak berhenti dari menyebarkan risalah-Nya, kemudian Allah memerintahkan tawakal dan berserah diri kepada-Nya supaya dapat menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran yang membuat hatinya menjadi sempit. Selain itu, Allah juga memerintahkan Nabi saw untuk bertasbih, memuji Allah (tahmid), banyak shalat dan bersujud hingga datang ajal menjemput. (Wahbah Al-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Beirut, Darul Fikr Al-Mu’ashir], juz XIV, halaman 74). 
 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari ayat-ayat surat Al-Hijr setidaknya ada pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya, di mana pelajaran ini sangat berkaitan dengan kehidupan kita selama di dunia. Sering kali kita dihinggapi rasa gelisah, kekhawatiran dan kerisauan oleh beragam sebab, entah itu pekerjaan, masa depan, kesehatan, bahkan kematian. Sebab itu, manusia butuh sekali kepada sesuatu yang dapat menenangkan hati. Sebagai orang muslim, tentu kembali kepada Allah adalah satu-satunya cara agar hati kita menjadi teduh dan tenang. Ayat-ayat tadi setidaknya memberikan kita empat cara untuk menanamkan kelapangan dalam hati kita.
 

Pertama, memperbanyak bacaan tasbih. Jamaah sekalian, membaca tasbih salah satunya adalah dengan mengucap subhanallah, yang mana memiliki arti “maha suci Allah”. Dengan membaca tasbih maka ketenangan hati akan datang dan diri akan semakin dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mengenai ganjaran orang yang membaca tasbih, Nabi saw pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:
 

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِى أَبِى قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ: أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ. فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ. قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ
 

Artinya, “Dari Mus’ab bin Sa’ad, ia berkata, “Bapakku telah menceritakan kepadaku, ia berkata, “Kita pernah berada di sisi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda, “Apakah salah satu dari kalian tidak mampu melakukan 1000 kebaikan setiap hari?” Lalu salah satu dari sahabat yang duduk bersama beliau bertanya, “Bagaimana caranya salah satu dari kita melakukan 1000 kebaikan?” Beliau bersabda, “Ia bertasbih 100 kali, maka ditulis untuknya 1000 kebaikan atau dihapus darinya 1000 kesalahan.”
 

Kedua, memperbanyak pujian kepada Allah atau membaca tahmid. Bacaan tahmid yang kita kenal adalah alhamdulillah atau alhamdulillahirabbil ‘alamin. Jamaah sekalian, lafal tahmid ini maknanya adalah segala puji bagi Allah, artinya setiap segala kenikmatan, keindahan, pujian, sanjungan yang kita dapatkan sejatinya adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Sungguh tidak ada kemuliaan kecuali Allah yang telah menganugerahinya kepada kita. Sebab itu, tidak patut kita menjadi orang yang sombong karena apa yang kita peroleh hakikatnya adalah anugerah dari Allah. Dengan membaca tahmid seraya menghayati maknanya maka akan menimbulkan ketenangan dan kelapangan dalam hati kita.
 

Ketiga, melaksanakan shalat. Ma’asyiral muslimin, shalat dapat menjadi sarana agar hati kita menjadi tenang. Sebab shalat menjadi media bagi kita untuk menyempurnakan kesadaran kita akan pengawasan Allah. Dalam shalat kita dituntut untuk memanjatkan doa kepadanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ar-Ra’du ayat 28:
 

 أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

 

Artinya, “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
 

Keempat atau yang terakhir adalah senantiasa beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala sepanjang hayat kita hingga ajal menjemput. Demikianlah empat amalan yang dapat membuat hati kita menjadi lapang sebagaimana disebutkan dalam ayat ke 97 hingga 99 surat Al-Hijr. Semoga dengan mengamalkan empat hal ini, kerisauan dan kecemasan yang sering menghantui kita dapat hilang dan digantikan dengan ketenangan dan keteduhan yang membuat hidup kita terasa damai.
 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 
 

 

Khutbah II
 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
 


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
 


اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


 

Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)