Khutbah Jumat: Pentingnya Persaingan yang Sehat dalam Dunia Kerja
NU Online · Selasa, 5 Agustus 2025 | 15:00 WIB
Moh. Zainal Abidin
Kolomnis
Di tengah arus persaingan dunia kerja yang makin kompetitif, kita dihadapkan pada berbagai tantangan moral dan spiritual. Islam tidak melarang persaingan, namun menekankan adab dan etika dalam berkompetisi. Bekerja bukan sekadar mengejar materi, tetapi juga menjadi sarana ibadah dan ladang keberkahan. Maka, penting bagi setiap Muslim untuk menata niat, menjunjung kejujuran, dan membangun budaya kerja yang sehat dan bermartabat.
Naskah Khutbah Jum’at ini berjudul: “Khutbah Jumat: Pentingnya Persaingan yang Sehat dalam Dunia Kerja.” Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah perbaikan akhlak dan kualitas kerja umat Islam.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَنَهَى عَنِ الظُّلْمِ وَالْعُدْوَانِ، نَحْمَدُهُ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، وَنَسْتَغْفِرُهُ اِسْتِغْفَارَ التَّائِبِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ الْمُخْلِصِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامَ الْمُتَّقِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أيْضاً وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ . صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ
Baca Juga
Khutbah Jumat: Kemuliaan Pekerja Keras
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji hanya milik Allah Swt yang telah melimpahkan kepada kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena ketakwaan adalah bekal terbaik kita di dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 197:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ
Artinya: "Berbekallah kamu, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa" (QS. Al-Baqarah: 197).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Islam mengajarkan bahwa persaingan dalam kehidupan, termasuk di dunia kerja, hendaknya dijalani secara sehat dan adil, bukan malah dengan saling menjatuhkan. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 42:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الۡمُقۡسِطِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
Menurut Tafsir al-Maraghi, makna “al-muqsitin” dalam ayat tersebut adalah mereka yang menjaga hak-hak orang lain dalam urusan muamalah dan sosial. Hal ini mencakup menjaga etika kerja, tidak merebut hak orang lain, dan tidak menjatuhkan demi jabatan.
Dalam dunia kerja, persaingan atau kompetisi adalah sesuatu yang wajar. Namun Islam mengajarkan agar persaingan tersebut dilakukan dengan cara yang sehat, tidak menjatuhkan rekan kerja. Nabi Muhammad Saw bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari-Muslim).
Hadits ini, sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh Muslim, menegaskan bahwa persoalan iman tidak hanya terletak pada aspek ritual, tetapi juga mencakup pada sikap yang menunjukkan empati dan kasih sayang terhadap sesama, termasuk dalam ranah profesional bukan justru merugikan rekan kerja.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Saat bekerja mencari rezeki, seorang muslim hendaknya berkompetisi dengan sehat dan dilarang menyakiti saudaranya. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menegaskan:
لَا يَحِلُّ لِلْمُسْلِمِ أَنْ يُؤْذِيَ أَخَاهُ فِي طَلَبِ الدُّنْيَا، فَالرِّزْقُ مَقْسُومٌ وَالْعَبْدُ مَأْمُورٌ بِالْأَخْذِ بِالْأَسْبَابِ مَعَ الصِّدْقِ وَالْأَمَانَةِ
Artinya: "Tidak halal bagi seorang Muslim menyakiti saudaranya demi mengejar dunia. Rezeki sudah dibagi, dan ia diperintahkan berusaha dengan jujur dan amanah."
Keterangan ini menegaskan bahwa persaingan dalam dunia kerja tidak boleh menjadi alasan untuk berbuat curang, menebar fitnah, atau menjegal sesama. Sebab pada akhirnya yang menentukan hasil adalah Allah, bukan semata dari usaha yang dilakukan dengan cara yang licik.
Dalam kitab Tafsir Ibnu ‘Asyur disebutkan bahwa keadilan dan etika adalah inti dalam relasi sosial Islam, termasuk dalam pekerjaan. Bahkan seseorang tidak layak mendapat keberhasilan jika ia sampai melukai hak dan martabat orang lain.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dikisahkan pada masa khalifah Sayyidina ‘Umar bin Khattab radillahu‘anhu, ada seorang pegawai yang selalu mendukung rekan kerjanya agar maju bersama. Ketika ditanya alasannya, ia berkata: "Jika satu sukses dan lainnya hancur, itu bukan kejayaan. Aku ingin kita semua diberi keberkahan." Sikap ini justru membuatnya dipercaya dan diangkat dalam posisi penting karena amanah dan kejujurannya.
Selanjutnya, ada juga seorang karyawan yang justru mendukung keberhasilan rekan kerjanya. Ketika ditanya alasannya, ia berkata: “Aku ingin rezeki mereka juga berkah.” Karena sikap itu, ia diangkat jabatannya.
Mengingat hal tersebut, mari kita tanamkan persaingan yang positif dengan cara meningkatkan kualitas kerja, menghormati rekan, dan menjauhi intrik. Rasulullah Saw, bersabda:
إِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
Artinya: "Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang dari kalian melakukan pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sebaik-baiknya)" (HR. Baihaqi).
Dalam al-Jami‘ li Aḥkamil Qur’an, Imam al-Qurṭubi menegaskan bahwa itqan atau profesionalisme adalah bentuk ibadah tersendiri bila diniatkan karena Allah dan dilakukan dengan integritas.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mari kita jadikan kompetisi di tempat kerja sebagai sarana meningkatkan kualitas, bukan saling menjatuhkan. Persaingan sehat melahirkan keberkahan, sementara persaingan kotor menjerumuskan pada dosa, perpecahan dan kerugian.
Semoga Allah menjadikan kita pekerja yang jujur, berprestasi, dan membawa keberkahan bagi semua. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقَهَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُخْتَارُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَإِيَّايَ الْمُقَصِّرَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، اِعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّۚ يَٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَوَفِّقْهُمْ لِرِضَاكَ، وَاجْعَلْ بِلَادَنَا هَذِهِ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا سَخَاءً رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فِي أَعْمَالِنَا الإِخْلَاصَ وَالإِتْقَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْعَامِلِيْنَ الصَّادِقِيْنَ الَّذِيْنَ تَفُوْضُ عَلَيْهِمْ بَرَكَاتُكَ وَرِزْقُكَ الْحَلَالُ الْوَاسِعُ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ .فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
H. Moh. Zainal Abidin, Khodimul Ma’had Al-Muayyad Surakarta, Wakil Rois Syuriyah PCNU Surakarta.
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NU
5
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua