Khutbah

Khutbah Jumat: 4 Huruf pada Kata ‘Haji’ untuk Motivasi Pergi ke Tanah Suci

Kam, 23 Mei 2024 | 11:00 WIB

Khutbah Jumat: 4 Huruf pada Kata ‘Haji’ untuk Motivasi Pergi ke Tanah Suci

Ilustrasi jamaah haji. (Foto: MCH)

Naskah khutbah Jumat ini mengajak kepada jamaah untuk senantiasa menanamkan semangat untuk dapat pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji yang merupakan Rukun Islam yang kelima. Semangat dan motivasi ini harus terus dipupuk di antaranya dengan inspirasi huruf-huruf yang ada dalam kata ‘Haji’

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: 4 Huruf pada Kata ‘Haji’ untuk Motivasi Pergi ke Tanah Suci". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

 

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Mengawali khutbah Jumat ini, wajib bagi khatib untuk senantiasa berwasiat kepada jamaah khususnya kepada diri pribadi khatib untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Ciri orang bertakwa bisa terlihat dari sikap dan perilakunya setiap hari yang teguh menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

 

Mari evaluasi diri kita sendiri, apakah kita sudah komit dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya? atau malah sebaliknya kita ada kecenderungan lalai terhadap perintah Allah dan malah sering mengerjakan larangan-larangan-Nya. Naudzubillah min dzalik.

 

Semoga kita senantiasa diberi hidayah agar menjadi golongan orang-orang yang bertakwa sehingga kita menjadi umat Islam yang berislam secara kaffah atau totalitas. Allah berfirman:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً  ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah Ayat 208)

 

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Di antara upaya untuk menjadikan diri kita umat Islam yang kaffah adalah dengan melaksanakan semua rukun Islam yang terdiri dari 5 hal. Rukun Islam ini merupakan pondasi yang bisa memperkuat keislaman kita. Terkait rukun Islam ini Rasulullah bersabda:

 

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ . رواه البخاري و مسلم

 

Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

 

Dari lima Rukun Islam ini, terdapat ibadah yang berat dan butuh perjuangan khusus untuk dapat melakukannya. Ibadah tersebut adalah ibadah pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Jika Rukun Islam lainnya dapat dilaksanakan di daerah manapun, ibadah haji hanya bisa dilakukan di daerah khusus yakni Kota Suci Makkah. Sehingga butuh perjuangan dan kemampuan untuk pergi ke sana. 

 

Terkait ibadah haji ini, Allah pun memberikan catatan khusus hanya bagi yang mampu saja, mampu biaya, mampu kesehatan, mampu kesempatan, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Allah swt berfirman:

 

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا 

 

Artinya: “(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu109) mengadakan perjalanan ke sana.” (QS Ali Imran: 97)

 

Namun, Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Syariat keringanan ibadah haji bagi yang mampu saja ini tidak berarti mengendurkan semangat kita untuk bisa pergi ke Baitullah. Kita harus memiliki tekad, motivasi, dan semangat untuk bisa pergi haji, terlebih bagi mereka yang memiliki kesempatan dan juga kemampuan moril dan materiil. Jangan sampai kita mengingkari perintah ibadah haji karena Allah telah mengingatkan di sambungan ayat QS Ali Imran: 97:

 

وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

 

Artinya: “Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”

 

Untuk menguatkan tekad dan motivasi bisa berhaji, kita bisa belajar dari inspirasi 4 huruf yang membentuk kata ‘Haji’. Huruf pertama adalah H yang bisa kita maknai sebagai Himmah (cita-cita). Cita-cita inilah akan memunculkan semangat dan optimisme bahwa kita pasti mampu untuk bisa pergi haji. Ketika kita memiliki semangat, maka apapun yang kita lakukan akan terasa ringan dan mudah. Akan berbeda ketika kita melakukan sesuatu tanpa adanya semangat. Pekerjaan yang ringan dan mudah pun akan terasa berat.

 

Yang kedua adalah huruf A yang bisa kita maknai sebagai Azzam (tekad bulat). Azzam penting juga untuk memotivasi kita fokus pada target yang kita canangkan. Ibadah haji yang merupakan ibadah yang berat harus kita azzamkan dalam diri kita. Azzam ini dimulai dari niat yang diwujudkan dengan melakukan pendaftaran haji. Jangan hanya niat-niat saja dan pasrah menunggu panggilan.

 

Kepasrahan atau tawakal dilakukan setelah azzam yang kuat dalam diri kita. Allah berfirman:

 

فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

 

Artinya: “Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS Ali Imran: 159)

 

Huruf selanjutnya adalah J yang bisa kita maknai Jihad (Berusaha dengan sungguh-sungguh). Setelah kita memiliki Himmah (cita-cita), Azzam (tekad bulat), maka kita harus berjihad, berusaha secara maksimal. Usaha yang  dilakukan adalah dengan ikhtiar melakukan upaya seperti bekerja, menabung, menjaga kesehatan, dan usaha-usaha lain agar kita benar-benar bisa menjalankan ibadah haji. Selain dengan ikhtiar melalui bekerja, kita juga harus menguatkan doa sebagai jihad langit agar Allah mengijabah hajat-hajat kita. 

 

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Setelah kita memiliki tiga hal yakni Himmah, Azzam, dan Jihad maka Insyaallah kita akan diberikan kesempatan oleh Allah untuk menjadi muslim yang sempurna dengan meraih inspirasi huruf terakhir dari ‘Haji’ yakni huruf I yang bisa dimaknai sebagai Islam. Dengan berhaji insya Allah keberkahan akan selalu menaungi kita. Dengan berhaji, Islam kita akan sempurna.

 

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan kepada nabi terakhir. Islam adalah agama yang paling sempurna dan telah ditegaskan dalam Al-Qur’an yang merupakan wahyu terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad saat beliau melaksanakan Haji Wada (haji Perpisahan). Ayat tersebut adalah:

 

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

 

Artinya, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Maidah [5]: 3).

 

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Semoga materi khutbah Jumat ini mampu menguatkan tekad kita untuk bisa pergi haji ke Baitullah. Mudah-mudahan Allah swt senantiasa memberikan kemudahan dan menganugerahkan rezeki untuk kita untuk bisa menyempurnakan Islam kita. Amin

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

 

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

 

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung