Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
NU Online · Kamis, 24 Juli 2025 | 16:00 WIB
Anak bukan sekadar anugerah biologis, melainkan titipan suci dari Allah yang penuh harapan dan amanah. Dalam Islam, proses mendidik anak dimulai dari rumah, dengan kelembutan cinta, keteladanan sikap, dan lantunan doa yang tulus. Ketika orang tua menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak dalam suasana kasih, maka insya Allah masa depan anak-anak akan tumbuh dalam lindungan cahaya petunjuk-Nya.
Naskah khutbah Jumat ini mengangkat tema: “Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman.” Untuk mencetak naskah khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah di bagian atas tampilan desktop. Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah kebaikan bagi keluarga kita semua.
Khutbah I
الحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيمِ الْحَكِيمِ، الرَّؤُوفِ الرَّحِيمِ، الَّذِي جَعَلَ الْأَوْلَادَ زِينَةً لِلْحَيَاةِ وَذُخْرًا لِلْمُسْلِمِينَ، وَسَبَبًا لِلسُّرُورِ وَالنَّعِيمِ، وَجَعَلَ صَلَاحَهُمْ سَبِيلًا إِلَى الْفَوْزِ وَالْجَنَانِ يَوْمَ الدِّينِ.
نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنَجِّي صَاحِبَهَا مِنَ الْجَحِيمِ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْكَرِيمُ، الْمَبْعُوثَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، ٱللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، صَلَاةً دَائِمَةً مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالدِّينِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا وَصِيَّةُ اللَّهِ لِلْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan kepada kita sekian banyak nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Di antara nikmat terbesar itu adalah nikmat iman, nikmat Islam, serta nikmat keluarga yang menjadi tempat kita berbagi kasih dan membina masa depan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya yang setia meniti jalan petunjuk hingga hari kiamat.
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang tidak hanya berhenti pada ucapan dan niat, tetapi tampak nyata dalam perilaku sehari-hari: dalam ibadah, dalam mencari nafkah, dalam berinteraksi dengan sesama, dan khususnya dalam mendidik serta menjaga amanah anak-anak yang Allah titipkan kepada kita.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Setiap tanggal 23 Juli, bangsa kita memperingati Hari Anak Nasional. Sebuah momen penting yang sepatutnya kita jadikan ajang muhasabah, merenung dan menilai diri: sejauh mana perhatian yang telah kita berikan kepada anak-anak kita? Sudahkah kita menjalankan amanah besar ini dengan sungguh-sungguh, atau justru kita lalaikan dalam hiruk-pikuk urusan dunia?
Allah ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Jamaah Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Di antara bentuk tanggung jawab besar yang Allah titipkan kepada kita adalah keluarga, khususnya anak-anak. Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an menjelaskan bahwa menjaga keluarga dari api neraka bermakna mendidik mereka dengan ilmu agama, membimbing mereka kepada akhlak yang baik, serta menjauhkan mereka dari jalan-jalan kesesatan. Anak bukan sekadar pelengkap kebahagiaan dunia, melainkan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak.
Rasulullah SAW memberikan perhatian luar biasa kepada anak-anak. Dalam banyak riwayat, beliau mencium, menggendong, memeluk, dan mendoakan mereka dengan penuh kasih sayang. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, beliau bersabda:
إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا ٱسْتَرْعَاهُ، أَحَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَ؟
Artinya, "Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap pemimpin atas yang dipimpinnya. Apakah ia menjaganya atau menelantarkannya?" (HR. Abu Dawud)
Imam al-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin menjelaskan bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini. Anak kecil adalah jiwa suci yang siap menerima segala nilai yang ditanamkan kepadanya. Beliau menulis:
لِلطِّفْلِ أَمَانَةٌ عِندَ وَالِدَيْهِ، وَقَلْبُهُ ٱلطَّاهِرُ جَوْهَرَةٌ نَفِيسَةٌ خَالِيَةٌ مِنْ كُلِّ نَقْشٍ وَصُورَةٍ، وَهُوَ قَابِلٌ لِكُلِّ مَا نُقِشَ وَمَالَ إِلَيْهِ
Artinya, "Anak kecil adalah amanah di tangan kedua orang tuanya. Hatinya yang suci bagaikan permata yang sangat berharga, kosong dari segala ukiran dan gambar. Ia siap menerima apa pun yang ditanamkan dan akan condong ke arahnya."
Diceritakan pula dalam Hilyatul Awliya', bahwa Imam Syafi'i sudah hafal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun. Ibunya adalah seorang janda yang tidak memiliki banyak harta, namun ia mempersembahkan perhatian, kesungguhan, dan doa yang tiada henti. Dari rumah yang sederhana, lahirlah seorang ulama besar yang keilmuannya masih kita warisi hingga hari ini. Inilah bukti bahwa pendidikan, doa, dan kasih sayang di masa kecil sangat menentukan masa depan seorang anak.
Jamaah Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Di zaman yang serba digital ini, tantangan dalam mendidik anak menjadi semakin kompleks. Tayangan yang merusak, media sosial yang tidak terkontrol, pergaulan bebas, serta krisis adab, semuanya menjadi ancaman nyata. Maka dibutuhkan kerja sama yang kuat antara orang tua, guru, masyarakat, bahkan negara untuk menjaga generasi kita.
Hadratusy Syaikh KH Muḥammad Hasyim Asy‘ari dalam kitab Adabul ‘Alim wal-Muta‘allim menegaskan pentingnya mendidik dengan kasih sayang, keteladanan, dan ilmu yang benar. Beliau mengingatkan bahwa pendidikan bukan sekadar perpindahan ilmu, tapi proses membentuk adab dan membangun ruhani. Beliau dawuh:
وَعَلَى الْوَالِدِ وَالْمُعَلِّمِ أَنْ يَحْفَظَا طَالِبَهُمَا مِمَّا يُفْسِدُ دِينَهُ وَخُلُقَهُ، كَمَا يَحْفَظَانِ بَدَنَهُ مِنَ الضَّرَرِ
Artinya, "Orang tua dan guru wajib menjaga anak didiknya dari hal-hal yang bisa merusak agama dan akhlaknya, sebagaimana mereka menjaga tubuhnya dari bahaya."
Maka marilah kita muliakan anak-anak kita. Jangan hanya diberikan gawai, tetapi berikan mereka waktu, peluk mereka dengan doa, isi hari-hari mereka dengan ilmu dan keteladanan. Anak bukan sekadar harapan masa depan, tetapi juga ladang pahala yang terus mengalir. Jika mereka kita didik dengan iman dan akhlak, insya Allah mereka akan menjadi penyejuk mata dan pelanjut amal-amal kebaikan kita.
Semoga kita semua termasuk orang tua yang amanah dalam mendidik, dan semoga anak-anak kita menjadi generasi Qur’ani, penyejuk hati, dan penerus perjuangan umat. Amin ya rabbal 'alamin.
Khutbah II
الحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الْبَشَرِ، ٱللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْقَمَرُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ .اعْلَمُوا أَنَّ الْأَوْلَادَ أَمَانَةٌ عِنْدَ وَالِدَيْهِمْ، فَيَنْبَغِي عَلَى الْأَبِ وَالْأُمِّ أَنْ يُرَبِّيَاهُمْ عَلَى الْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ وَالْأَدَبِ .وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ جَلَّ مِنْ قَائِلٍ عَلِيمًا :إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَارْزُقْنَا ذُرِّيَّةً صَالِحَةً، وَاجْعَلْ أَوْلَادَنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ .اللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أَبْنَاءَنَا، وَبَنَاتِنَا، وَأَجْيَالَنَا، وَاجْعَلْهُمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ وَالْعِلْمِ وَالصَّلَاحِ .رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Ustadz H. Moh. Zainal Abidin, Khodimul Ma’had Al-Muayyad Surakarta, Wakil Rois Syuriyah PCNU Surakarta.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua