Khutbah Jumat: Jangan Rusak Alam, Ingat Pertanggungjawaban di Akhirat
NU Online · Kamis, 24 Juli 2025 | 20:00 WIB
Fatihunnada
Kolomnis
Isu lingkungan hidup bukanlah semata urusan aktivis atau kebijakan negara, melainkan juga bagian penting dari ajaran Islam yang sering kali terabaikan. Padahal, kerusakan alam yang terjadi hari ini adalah akibat langsung dari tangan manusia yang tidak bertanggung jawab atas amanah bumi yang diberikan Allah. Islam mengajarkan bahwa setiap perusakan sekecil apa pun akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Maka naskah khutbah Jumat berikut ini disusun dengan judul, “Jangan Rusak Alam, Ingat Pertanggungjawaban di Akhirat.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ: ﴿هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا﴾. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِيَ الْمُقَصِّرَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَهِيَ وَصِيَّةُ اللَّهِ لِلْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَىٰ: ﴿وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ﴾ (النساء: 131).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saya berwasiat kepada diri saya pribadi dan kepada seluruh jamaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Marilah kita menjalani hidup ini dengan penuh kesadaran bahwa takwa adalah bekal terbaik menuju akhirat. Ketakwaan itulah yang menjadi wasiat Allah kepada umat-umat terdahulu maupun umat ini.
Tidak lupa, marilah kita senantiasa memperbanyak shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, nabi yang telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan membimbing umat manusia menuju jalan yang lurus. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat.
Di antara amanah besar yang Allah berikan kepada manusia adalah bumi dan seisinya. Kita bukan pemilik bumi, tetapi khalifah yang bertugas memelihara dan memakmurkan bumi dengan nilai-nilai Islam yang luhur. Dalam QS. Hud ayat 61, Allah berfirman:
هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا
Artinya, “Dia (Allah) telah menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmur di dalamnya.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Imam Al-Qurthubi dalam al-Jami’ li Ahkamil Qur’an (Juz 9 Hal 56) menjelaskan bahwa ayat ini mengandung perintah untuk membangunnya dengan ilmu, amal, dan ketakwaan, bukan merusaknya dengan kerakusan dan kezaliman.
Namun sayangnya, realitas hari ini menyaksikan kerusakan lingkungan di mana-mana: hutan dibabat, sungai tercemar, udara kotor, tanah rusak, satwa punah, semua akibat ulah manusia yang tidak mengindahkan amanah Allah. Padahal Allah telah memberi peringatan:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
Artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia.” (QS. Ar-Rum: 41)
Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, pada juz ke-14 halaman 40, menjelaskan bahwa makna "al-fasad" dalam ayat tersebut mencakup segala bentuk kezaliman yang berdampak buruk pada sektor pertanian, pembangunan, dan perdagangan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita perlu menyadari bahwa menjaga lingkungan bukanlah isu modern semata, melainkan nilai ajaran Islam yang telah tertanam sejak wahyu pertama diturunkan. Bahkan Rasulullah SAW pun telah mencontohkan dan menyerukan kepedulian terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ، كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ، جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ، فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ
Artinya, “Sesungguhnya Allah itu indah, mencintai keindahan; bersih, mencintai kebersihan… Maka bersihkanlah halaman-halaman kalian...” (HR. Tirmidzi)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan lewat sabda, tetapi juga melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Beliau melarang keras segala bentuk perilaku yang merusak lingkungan, bahkan tindakan kecil seperti buang air sembarangan di tempat umum pun menjadi perhatian beliau. Salah satunya adalah larangan membuang hajat di air yang tenang, karena hal itu dapat mencemari sumber air yang digunakan oleh banyak orang. Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan:
لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya, “Janganlah salah seorang dari kalian buang air kecil di air yang tidak mengalir, kemudian mandi di dalamnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW telah meletakkan prinsip perlindungan lingkungan jauh sebelum istilah “pencemaran” dikenal secara luas. Islam memandang tindakan merusak lingkungan sebagai bagian dari kezaliman. Bahkan, dalam syariat, perbuatan menjaga dan merawat alam seperti menanam pohon dipandang sebagai amal saleh yang bernilai pahala. Beliau bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلَ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
Artinya “Tidaklah seorang Muslim menanam suatu tanaman atau menanam pohon, lalu dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, kecuali akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para ulama telah menegaskan bahwa menjaga bumi adalah bagian penting dari ajaran agama. Salah seorang ulama besar, Imam ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam dalam kitabnya Qawa‘idul Ahkam menyebutkan bahwa menolak kerusakan adalah bagian dari tujuan utama syariat Islam. Beliau menyatakan:
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَىٰ جَلْبِ الْمَصَالِحِ
Artinya, “Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemaslahatan.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Maka dari itu, menjaga lingkungan hidup, melindungi alam dari pencemaran dan kerusakan, termasuk bagian dari tujuan agung ditetapkannya syariat alias maqashidusy syariah, karena ia mencakup lima hal mendasar:
- Hifzhun Nafs, berarti menjaga jiwa dari bahaya pencemaran dan bencana lingkungan.
- Hifzhul Mal, berarti melindungi harta dari kerugian ekonomi akibat kerusakan ekologis.
- Hifzhud Din, karena merusak alam berarti melanggar perintah Allah dan menyelisihi amanah-Nya.
- Hifzhun Nasl, demi keberlangsungan hidup generasi mendatang yang juga berhak atas bumi yang bersih.
- Hifzhul ‘Aql, karena polusi dapat merusak kesehatan fisik maupun mental manusia.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam kitab Ri’ayatul Bi’ah, Syekh Yusuf Qardhawi juga menegaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk membangun dan memperbaiki bumi, bukan merusaknya. Dalam salah satu bab yang berjudul:
الْمُحَافَظَةُ عَلَى الْبِيئَةِ مِنَ الْإِتْلَافِ
Artinya, “Menjaga lingkungan dari kerusakan.”
Beliau menyatakan bahwa merusak lingkungan adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah Allah dan pengingkaran terhadap fungsi kekhalifahan manusia di muka bumi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Alam ini adalah amanah dari Allah. Maka jangan biarkan sampah berserakan, air tercemar, atau pohon ditebang sembarangan tanpa kendali. Ingatlah bahwa semua itu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat.
Marilah kita mulai dari diri sendiri, dari rumah kita, dan dari lingkungan terdekat kita, untuk menjadi Muslim yang bertakwa, peduli, dan cinta terhadap bumi ini. Semoga langkah kecil kita menjaga alam menjadi bagian dari amal shalih yang diberkahi oleh Allah
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah II
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ الْفَتَّاحِ الْجَوَّادِ، الْمُعِينِ عَلَى التَّفَقُّهِ مَنِ اخْتَارَهُ مِنَ الْعِبَادِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ شَهَادَةً تُدْخِلُنَا دَارَ الْخُلُودِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الْمَقَامِ الْمَحْمُودِ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَمْجَادِ، أَمَّا بَعْدُ؛ فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَىٰ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَقَالَ أَيْضًا فِي كِتَابِهِ الْجَلِيلِ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ. اللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوءَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَٰذَا خَاصَّةً، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ يَا عَزِيزُ، يَا غَفَّارُ، يَا قَهَّارُ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللّٰهُمَّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ، يَرْحَمْنِي وَيَرْحَمْكُمُ اللَّهُ.
Ustadz Dr. Fatihunnada, Lc., M.A., Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah wal 'Arabiyyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua