Khutbah

Khutbah Jumat: Keutamaan Mencari Nafkah untuk Keluarga

Kam, 7 Desember 2023 | 21:00 WIB

Khutbah Jumat: Keutamaan Mencari Nafkah untuk Keluarga

Ilustrasi: uang - rupiah (freepik)

Salah satu kewajiban yang paling urgen bagi suami adalah memberikan nafkah yang halal kepada istri dan anak-anaknya dalam bentuk materi atau non-materi. Nafkah yang harus dipenuhi oleh suami di antaranya adalah kebutuhan pokok sehari-hari, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan lainnya. Suami yang memenuhi semua tanggung jawabnya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah swt.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Jumat: Keutamaan Mencari Nafkah untuk Keluarga”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

 الْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، اَلعَلِيْمِ الَّذِيْ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَا تَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ

أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلا وُسْعَهَا

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Mari, kita semua senantiasa bersyukur kepada Alah swt, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, yaitu dengan cara senantiasa mengucapkan kalimat alhamdulillahi bi ni’matihi tatimmus shâlihât. Dengan harapan semoga nikmat dan anugerah yang kita terima ini, bisa menjadi nikmat yang berkah dan membawa manfaat untuk kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya.

 

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada panutan dan idola kita bersama, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang telah menjadi teladan terbaik sepanjang masa bagi kita semua dalam memberikan nafkah yang halal dan baik kepada keluarganya. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

 

Selanjutnya, sudah merupakan kewajiban bagi kami selaku Khatib untuk senantiasa mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Sebab tiada bekal yang bisa kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

 

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

 

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa; dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah: 197).

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu amanah dan tanggung jawab bagi setiap suami adalah memberikan nafkah yang halal kepada istri dan anak-anaknya. Ini merupakan amanah yang diberikan Allah swt kepada setiap suami, dan suami harus menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

 

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلا وُسْعَهَا

 

Artinya, “Dan kewajiban ayah adalah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.” (QS Al-Baqarah: 233).

 

Ayat ini mengajarkan kepada kita semua bahwa suami memiliki kewajiban untuk mencari nafkah dan memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, yaitu mulai dari makan dan minumnya, pakaian hingga rumahnya. Semua itu merupakan kewajiban setiap suami setelah memiliki istri.

 

Dalam mencari nafkah, kita semua harus selalu ingat bahwa yang paling penting dalam hal ini adalah cara kita dalam mencarinya. Kita semua harus mencari nafkah dengan cara yang baik dan halal, serta menghindari cara-cara yang tidak dibenarkan dalam Islam. Oleh karena itu, dalam ayat di atas Allah swt menyuruh kita semua mencari nafkah yang patut (ma’ruf), yang berarti baik dan halal.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Nafkah yang kita berikan kepada istri dan anak-anak kita memiliki nilai pahala yang sangat besar di sisi Allah swt dan memiliki nilai pahala yang lebih banyak dari sedekah yang lainnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam riwayat Imam Muslim, ia bersabda:

 

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

 

Artinya, “Satu dinar yang kamu keluarkan di jalan Allah, dan satu dinar yang kamu keluarkan untuk memerdekakan budak, dan satu dinar yang kamu keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu, maka pahalanya lebih besar (dari yang lainnya).” (HR Muslim dan Ahmad).

 

Semua itu tidak lain selain karena, memberi nafkah kepada anak dan istri merupakan bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah swt. Sebab, dengan memberi nafkah menunjukkan bahwa kita semua telah berusaha untuk memenuhi kewajiban tanggung jawab kita, serta menjaga kesejahteraan keluarga kita semua.

 

Karena itu, mencari nafkah untuk anak dan istri tidak hanya tentang memenuhi kewajiban dan tanggung jawab saja, namun juga tentang mencari pahala dan beribadah kepada Allah swt. Tentu tugas ini bernilai sangat mulia dan penting yang harus dihargai dan dihormati oleh setiap orang. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw bersabda:

 

مَا أَنْفَقَهُ الرَّجُلُ عَلىَ أَهْلِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ، وَاِنَّ الرَّجُلَ لَيُؤْجَرُ فِي اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا اِلىَ فِي امْرَأَتِهِ

 

Artinya, “Nafkah yang diberikan seorang suami kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang diberi pahala meski karena sekadar sesuap nasi yang dimasukkan ke dalam mulut istrinya.” (HR Ibnu Mas’ud).

 

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah juga bersabda:

 

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلاَّ أُجِرْتَ بِهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ

 

Artinya, “Sungguh, tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan semata-mata karena Allah, kecuali kamu akan mendapatkan pahala karenanya, bahkan makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR Al-Bukhari).

 

Itulah pahala besar yang Allah sediakan bagi kita semua yang sedang berusaha mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup istri dan anak-anak kita. Karena itu, mari kita tumbuhkan kesadaran bahwa mencari nafkah tidak hanya perihal tanggung jawab saja, namun juga beribadah dan mencari pahala dari Allah swt.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Demikian adanya khutbah Jumat perihal keutamaan mencari nafkah untuk keluarga. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istikamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.