Khutbah

Khutbah Jumat: Mari Mewujudkan Pilkada yang Jujur

Rabu, 6 November 2024 | 22:30 WIB

Khutbah Jumat: Mari Mewujudkan Pilkada yang Jujur

Ilustrasi Pilkada. (Foto: NU Online)

Beberapa hari lagi, rakyat Indonesia akan kembali melaksanakan pesta demokrasi dengan dilaksanakannya Pilkada serentak pada tanggal 27 November 2024 mendatang. Dalam pelaksanaannya nanti, mari kita bersama-sama mewujudkan pemilihan kepala daerah ini dengan jujur dan adil.

 

Khutbah Jumat kali ini berjudul: “Mari Mewujudkan Pilkada yang Jujur” Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ ِللهِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya.

 

Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Amîn ya Rabbal ‘âlamin.

 

Di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dengan selalu berpegang teguh serta mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Bangsa Indonesia akan kembali dihadapkan pada pesta demokrasi dengan dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak dalam beberapa hari ke depan. Dalam pelaksanannya, kita selaku rakyat Indonesia dianjurkan untuk menerapkan politik bebas, jujur dan adil agar pemimpin yang terpilih kelak menjadi pilihan terbaik dan amanah terhadap rakyatnya.

 

Oleh karenanya, sebelum menentukan pilihan, amanat yang harus dilakukan oleh rakyat ialah menjadi pemilih yang jujur dan berintegritas pada keadilan. Sebab jabatan dan kekuasaan yang akan diemban pemimpin yang merupakan amanat dari Allah swt, tidak akan tercapai jika dalam memilih saja rakyat tidak amanah dan jujur terhadap pilihannya.

 

Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 27:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui." (Qs. Al-Anfal: 27)

 

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dalam Tafsirul Jalalain halaman 231 menjelaskan, amanat yang dimaksud pada ayat di atas ialah meliputi amanat agama dan yang lainnya, termasuk juga dalam hal ini amanat kekuasaan.

 

مَا ائْتُمِنْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ الدِّيْنِ وَغَيْرِهِ

 

Artinya: “Amanat yang dimaksud ialah sesuatu yang dipercayakan kepada kalian meliputi agama dan urusan lainnya”.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Pemilihan kepada daerah ini harusnya memberikan gambaran kepada kita sebagai rakyat, untuk memilih pemimpin sesuai dengan pengamatan dan penilaian yang objektif terhadap setiap kontestan Pilkada.

 

Penilaian yang objektif dan pemilihan yang dilakukan secara sadar, yaitu melalui pertimbangan hati setelah pengamatan yang matang, diharapkan dapat menghasilkan pilihan terbaik bagi masa depan daerah kita.

 

Dalam pelaksanaannya, salah satu hal yang rentan terjadi dan masih menjadi permasalahan demokrasi adalah praktik money politik atau politik uang yang dilakukan oleh pihak tertentu, tujuannya tentu saja untuk mengarahkan pemilih pada calon tertentu. Allah swt secara tegas melarang umat Islam melakukan praktik ini. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 188:

 

‌وَلَا ‌تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ لِتَأۡكُلُواْ فَرِيقٗا مِّنۡ أَمۡوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

 

Artinya: “Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”. (Qs. Al-Baqarah: 188).

 

Ayat di atas merupakan peringatan sekaligus ancaman untuk orang yang berbuat zalim kepada orang lain dengan memakan atau menguasai harta mereka dengan cara yang batil, seperti halnya membuat sumpah palsu, kesaksian palsu, membuat laporan palsu atau cara-cara batil lainnya. Tidak hanya dengan sumpah dusta, larangan tersebut juga berlaku untuk cara-cara lain dalam mengambil hak-hak orang lain dengan batil.

 

Termasuk dalam hal ini adalah tindakan menyuap oleh calon kepala daerah dan penerimaan suap oleh rakyat sebagai pemilih, yang dapat mengganggu objektivitas dalam pemilihan kepala daerah.

 

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah

Pada ayat yang lain, Allah swt juga dengan tegas melarang melakukan pengkhianatan terhadap amanat yang telah diberikan. Termasuk dalam hal ini ialah amanat untuk memilih secara jujur dan adil terhadap calon pemimpin. Allah ta’ala berfirman:

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَٰنَٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui”. (Qs. Al-Anfal: 27).

 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir, juz V, halaman 313, menjelaskan bahwa ayat ini secara tegas melarang untuk mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan amanat yang telah diberikan. Amanat yang dimaksud ialah setiap pekerjaan yang dipercayakan oleh Allah swt kepada hamba-hamba-Nya, yaitu meliputi kewajiban maupun kebijakan batasan, termasuk juga di antaranya amanat diberikan kekuasaan.

 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsirul Munir juz 5 hal 313 menjelaskan, ayat di atas merupakan peringatan tegas dari Allah kepada umat Islam agar menjaga amanat yang diberikan.

 

Dalam tafsirnya, Syekh Wahbah berkata: “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul dan Qur’an-Nya. Janganlah kalian mengkhianati Allah dengan menyia-nyiakan kewajiban dari-Nya atau melewati batas dan keharaman-Nya. Jangan kalian khianati utusan-Nya dengan tidak mengikuti sunnahnya, tidak melaksanakan perintahnya, tidak menjauhi larangannya dan mengikuti hawa nafsu serta warisan nenek moyang kalian.

 

Jangan pula kalian khianati amanat yang telah diberikan kepada kalian dengan tidak menjaganya. Baik amanat yang bersifat titipan materi, rahasia-rahasia milik umat maupun individu”. 

 

Kesimpulannya, pada momentum Pilkada yang akan dilaksanakan nanti, kita harus sejak awal menerapkan sifat amanah dalam memilih calon pemimpin, setelah melakukan pengamatan dan penilaian secara objektif. Untuk itu, khatib mengajak kepada jamaah sekalian, mari kita wujudkan Pilkada tahun 2024 ini secara jujur dan adil agar melahirkan pemimpin yang jujur dan adil dalam mengemban amanat. 

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek dan Mahad Aly Jakarta