Fatihunnada
Kolomnis
Khutbah Jumat ini menjelaskan kepada jamaah untuk memaknai hijrah dengan benar khususnya dalam kehidupan. Materi ini sangat tepat sesuai dengan momentum pergantian tahun baru Hijriah yang menjadi saat perenungan dan penguatan komitmen untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Khutbah Jumat: Memaknai hijrah dalam Kehidupan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ: اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Hijrah Nabi Muhammad saw adalah peristiwa yang sangat penting dalam perjalanan sejarah Islam. Peristiwa hijrah yang dikenal dengan perpindahan Nabi Muhammad saw dan para sahabat dari Kota Makkah ke Kota Madinah terjadi satu kali dalam sejarah Islam. Setelahnya, Nabi sudah menegaskan bahwa tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan kota Makkah seperti hadits yang dikutip imam al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari, jilid 4, halaman 75, sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ: لَا هِجْرَةَ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
Artinya: "Dari Ibn Abbas, berkata, Nabi saw berkata pada hari penaklukan kota Makkah: Tidak ada lagi hijrah setelah kemenangan (Makkah), akan tetapi yang tetap ada adalah jihad dan niat. Jika kalian diperintahkan berangkat berjihad, maka berangkatlah."
Ketika hijrah tidak lagi dapat dipraktikkan seperti sejarah yang dialami Nabi Muhammad saw dan para sahabat, maka makna-makna hijrah adalah hal yang harus diperhatikan dan dihidupkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Pertama, hijrah memiliki makna bahwa Allah swt selalu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang beriman ketika berada dalam kondisi sulit. Hal ini tercermin pada berbagai macam cara Allah melindungi Nabi, Abu Bakar, dan sahabat yang lain dalam proses perpindahan mereka dari Makkah menuju Madinah yang terus diawasi dan diganggu oleh orang-orang Quraisy.
Baca Juga
Pengertian Hijrah dalam Kajian Tasawuf
Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsir Ibn Katsir, jilid 3, halaman 419 bahwa Allah memerintahkan hijrah untuk melindungi Nabi dan para sahabat serta memberikan ketenangan dalam menjalankan agama Islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al-‘Ankabut, ayat 56:
يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإيَّايَ فَاعْبُدُونِ
Artinya: "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku itu luas, maka menyembahlah hanya kepada-Ku."
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Kedua, hijrah memiliki makna bahwa prinsip perubahan menuju kebaikan terletak pada keteguhan hati. Hal ini tercermin pada keyakinan para sahabat kepada Allah dan Rasulullah, sehingga mereka mampu meninggalkan segala fasilitas kehidupan di Makkah. Jika hati mereka tidak memiliki keteguhan yang kuat, maka mereka tidak akan rela meninggalkan itu semua.
Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah mengatakan dalam al-Risalah al-Tabukiyah, halaman 16 menjelaskan bahwa hijrahnya hati adalah hijrah yang hakiki dan fundamental karena perilaku fisik akan mengikuti suara hati. Dengan hijrahnya hati, maka cinta hanya diberikan kepada Allah, penghambaan hanya kepada Allah, dan tujuan hidup hanya kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Adz-Dzariyat, ayat 50:
فَفِرُّوْٓا اِلَى اللّٰهِۗ اِنِّيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۚ
Artinya: "Maka, (katakanlah kepada mereka, wahai Nabi Muhammad,) “Bersegeralah kembali (taat) kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang jelas dari-Nya untukmu."
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Ketiga, hijrah memiliki makna bahwa pengorbanan dan kerja keras harus dilakukan untuk untuk mencapai sebuah tujuan. Hal ini tercermin dalam pengorbanan Nabi dan para sahabat untuk meninggalkan harta, jabatan, rumah, dan tanah air hanya untuk mencapai tujuan mendapatkan ketenangan menjalani hidup dan ridha Allah.
Imam al-Ghazali mengutip perkataan sahabat ‘Umar ibn al-Khattab dalam Ihya’ ‘Ulumiddin, jilid 2, halaman 62: "Jangan sampai ada seseorang dari kalian yang hanya duduk dan berdoa “Ya Allah, berikanlah aku rezeki”. Kalian semua harus tahu, bahwa langit tidak menurunkan hujan emas dan perak." Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Yusuf, ayat 87:
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
Artinya: "Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta saudaranya. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Semoga kita dapat mengaktualisasikan pelajaran berharga dalam hijrah Nabi Muhammad saw ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan meyakini pertolongan Allah pasti datang, memperbaiki hati, dan bekerja keras dalam mencapai tujuan hidup dunia dan akhirat. Amin, ya Rabb al-‘Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Dr. Fatihunnada, Dosen Dirasat Islamiyyah, UIN Jakarta
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Baca Doa Ini untuk Lepas dari Jerat Galau dan Utang
3
Cara KH Hamid Dimyathi Tremas Dorong Santri Aktif Berbahasa Arab
4
Jadwal Lengkap Perjalanan Haji 2025, Jamaah Mulai Berangkat 2 Mei
5
Apel Akbar 1000 Kader Fatayat NU DI Yogyakarta Perkuat Inklusivitas
6
Pengurus Ranting NU, Ujung Tombak Gerakan Nahdlatul Ulama
Terkini
Lihat Semua