Khutbah

Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Literasi, Mari Mengaji!

Kam, 14 April 2022 | 08:00 WIB

Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Literasi, Mari Mengaji!

Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Literasi, Mari Mengaji!

Naskah khutbah Jumat kali ini mengingatkan kita untuk memaksimalkan kuantitas dan kualitas ibadah di bulan suci Ramadhan terutama melalui ibadah membaca Al-Qur’an. Hal ini karena Ramadhan merupakan bulan diturunkannya wahyu pertama Allah yang berisi tentang perintah untuk membaca. Dengan keutamaan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan yang memang juga penuh keutamaan di dalamnya, maka diharapkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah akan terus meningkat dan menguat.

 


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Literasi, Mari Mengaji!". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، الْقَائِلِ فِيْ كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ.  وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيِّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ . وَقَال: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada momentum mulia ini, tidak bosan-bosannya, khatib mengingatkan pada diri khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan serta menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dalam wujud menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Kita perlu menyadari bahwa bukan harta benda dan kemegahan dunia yang menjadi bekal sehingga sukses dalam kehidupan dunia ini, namun ketakwaanlah yang akan menjadi bekal utamanya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 197:


وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ


Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.


Selain meningkatkan ketakwaan, menjadi sebuah keniscayaan pula bagi kita untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah swt. Mari kita syukuri semua nikmat ini biqauli Alhamdulillah seraya diikuti dengan rasa syukur dari dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan kita sehari-hari. Kita perlu menyadari pula, nikmat Allah yang diberikan kepada kita tidaklah bisa dihitung satu persatu sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat An-Nahl: 18:


وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوها، إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ


Artinya: “Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Di antara nikmat besar yang masih kita rasakan saat ini adalah umur panjang sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati kemuliaan bulan suci Ramadhan. Wujud syukur atas nikmat ini harus kita wujudkan dalam bentuk memaksimalkan keutamaan bulan suci Ramadhan dengan berbagai ibadah. Membaca Al-Qur’an menjadi satu di antara ibadah yang sangat dianjurkan dan menjadi spesial di bulan Ramadhan. Hal ini karena pada bulan inilah wahyu pertama Allah swt diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yakni Surat Al-Alaq ayat 1-5:


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ


Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena); Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam wahyu pertama ini, sudah tegas dan jelas bahwa kita diperintahkan untuk membaca dengan kata iqra’ (bacalah). Selain itu, Allah juga mengingatkan kita untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri kita dengan terus belajar, yang dalam ayat ini direpresentasikan dengan kata Al-Qalam (pena) yang memiliki fungsi sebagai alat untuk menulis. Dari dua hal ini, bisa kita sebut Ramadhan adalah bulan literasi, bulan tarbiyah, bulan pendidikan dimana kita dianjurkan untuk banyak membaca dan menulis.


Membaca dalam wahyu pertama ini memiliki makna yang luas baik membaca yang bersifat tekstual maupun membaca secara kontekstual. Makna membaca secara tekstual di bulan Ramadhan ini adalah diwujudkan dalam bentuk mengaji atau tadarus Al-Qur’an  yang sama-sama kita rasakan bahwa intensitas umat Islam membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sangatlah tinggi. Ini yang harus terus kita pertahankan dan tingkatkan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.


Mari jadikan Ramadhan ini sebagai bulan literasi dengan lebih memperbaiki kualitas bacaan Al-Qur’an kita serta dengan meningkatkan frekuensi membacanya, baik di siang hari maupun malam hari. Jika biasanya kita hanya satu tahun sekali bisa mengkhatamkan Al-Qur’an, misalnya, maka momentum saat ini, tepat lah untuk meneguhkan diri kita agar bisa mengkhatamkan minimal sekali dalam bulan Ramadhan.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dengan intensitas membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, maka kita pun sejatinya telah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita. Keutamaan bulan Ramadhan ini bisa lebih sempurna dengan dihiasi membaca Al-Qur’an yang juga merupakan salah satu ibadah utama dengan banyak sekali keutamaannya. Dalam sebuah hadits dari an-Nu‘man ibn Basyir, Rasulullah bersabda:


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ


Artinya: “Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. Al-Baihaqi).


Keutamaan lain dari membaca Al-Qur’an juga diterangkan dalam sebuah hadits Rasulullah dari Abdullah Ibnu Mas‘ud yang menyatakan bahwa setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca akan diberi balasan satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh:


عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ


Artinya: “Dari ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Selain membaca, kita juga perlu untuk memahami dengan mengaji serta mengkaji kandungan mulia isi Al-Qur’an. Hal ini bisa kita lakukan dengan meneladani sekaligus mengikuti kajian tafsir para ulama kita di pesantren dan majelis taklim yang biasanya dalam Ramadhan banyak mengaji kitab-kitab tafsir Al-Qur’an di samping kitab-kitab lainnya. Dari kajian-kajian tersebut bisa kita tulis untuk menjadi dokumen pemahaman kita dan jika sudah pada saatnya nanti, bisa kita ajarkan kepada orang lain. Nabi bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:


عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ


Artinya: “Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Mudah-mudahan di bulan Ramadhan ini, kita bisa memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah kita khususnya membaca dan memahami kandungan isi Al-Qur’an. Dan semoga tekad kita ini dicatat sebagai wujud komitmen rasa syukur kepada Allah yang telah menegaskan bahwa siapa yang bersyukur kepadaNya, maka akan ditambah nikmat dari apa yang telah dikaruniakanNya.


بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ . وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


 الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ


للَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالقُرْءَانِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًا وَرَحْمَةً. اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِينَا. وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا. وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ ءَانَآءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ


 عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung