Khutbah

Lima Cahaya Nasihat Sayyidina Abu Bakar

NU Online  ยท  Kamis, 3 Januari 2013 | 06:00 WIB

Di awal tahun ini khatib hendak mengetengahkan satu nasehat dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq yang berbicara secara filosofis mengenai kehidupan ini. Bahwasannya ada lima jenis kegelapan yang menjadikan pekatnya kehidupan manusia. Namun lima kegelapan itu dapat disirnakan oleh lima macam cahaya. <>

ุงู† ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐู‰ ุฃุฑุณู„ ุฑุณูˆู„ู‡ ุจุงู„ู‡ุฏู‰ ูˆุฏูŠู† ุงู„ุญู‚ ู„ูŠุธู‡ุฑู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏูŠู† ูƒู„ู‡. ุฃุฑุณู„ู‡ ุจุดูŠุฑุง ูˆู†ุฐูŠุฑุง ูˆุฏุงุนูŠุง ุงู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุจุงุฐู†ู‡ ูˆุณุฑุงุฌุง ู…ู†ูŠุฑุง. ุฃุดู‡ุฏ ุงู† ู„ุง ุงู„ู‡ ุงู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡. ุดู‡ุงุฏุฉ ุงุนุฏู‡ุง ู„ู„ู‚ุงุฆู‡ ุฐุฎุฑุฃ. ูˆุงุดู‡ุฏ ุงู† ู…ุญู…ุฏุง ุนุจุฏู‡ ูˆ ุฑุณูˆู„ู‡. ุงุฑูุน ุงู„ุจุฑูŠุฉ ู‚ุฏุฑุง. ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุฃู„ู‡ ูˆุฃุตุญุงุจู‡ ูˆุณู„ู… ุชุณู„ูŠู…ุง ูƒุซูŠุฑุง. ุฃู…ุง ุจุนุฏ. ููŠุงุฃูŠู‡ุง ุงู„ู†ุงุณ ุงุชู‚ูˆุงู„ู„ู‡ ุญู‚ ุชู‚ุงุชู‡ ูˆู„ุงุชู…ูˆุชู† ุงู„ุง ูˆุฃู†ุชู… ู…ุณู„ู…ูˆู†.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah di awal tahun baru ini kita bersama-sama menguatkan hati bertekad meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. karena sesungguhnya hanya taqwalah yang dapat menghantarkan kita melampaui pergantian tahun demi tahun tanpa kurang suatu apapun. Bagaimana makhluk seperti kita ini masih menyombongkan diri, bila ternyata tidak pernah mampu mengendalikan waktu, padahal waktu itu sangat dekat dengan kehidupan kita. Karena kekuasaan yang demikian itu hanya ada pada-Nya.

Marilah kita bersyukur Allah swt menjadikan waktu sebagai ruang bagi manusia untuk menanam berbagai kebaikan sebagai bekal di hari mendatang. Maka apabila waktu terus berganti, itu petanda semakin menipis kesempatan diri menikmati indahnya dunia. Haruslah segera kita ingat, bahwa yang kekal adalah hari akhirat. Hari keadilan yang membahagiakan bagi mereka yang telah mempersiapkan diri dan menyedihkan bagi mereka yang lupa diri.

Jama'ah Jum'ah yang Berbahagia

Di awal tahun ini khatib hendak mengetengahkan satu nasehat dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq yang berbicara secara filosofis mengenai kehidupan ini. Bahwasannya ada lima jenis kegelapan yang menjadikan pekatnya kehidupan manusia. Namun lima kegelapan itu dapat disirnakan oleh lima macam cahaya.

Pertama ุญุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุธู„ู…ุฉ ูˆุงู„ุณุฑุงุฌ ู„ู‡ุง ุงู„ุชู‚ูˆู‰ 'hubbud dunya dhulmatun was siroju lahat taqwa' Kegelapan terjadi akibat dari terlalunya cinta manusia kepada kehidupan dunia, dan cahaya yang menghilangkannya adalah taqwa.Terlalu mencintai kehidupan dunia (hubbud dunya) akan menyebabkan seseorang menghampiri perkara-perkara syubhat.

Perkara samar yang tidak jelas kadar halal dan haramnya. Kemudian yang syubhat itu akan menghantarkan kepada yang makruhat, yaitu perkara yang dibenci oleh syariat. Jika sudah demikian maka akhirnya jatuhlah ia di lembah muharramat, perkara yang dilarang oleh agama. Semua ini berawal dari semangat yang berlebihan pada cinta kehidupan dunia. Bukankah pejabat kita yang doyan korupsi berawal dari 'menggoshob' uang yang kecil?

Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda bahwa ุญุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุฑุฃุณ ูƒู„ ุฎุทูŠุฆุฉ 'cinta dunia adalah pangkal semua keburukan'. Yang kemudian dijabarkan oleh al-Ghazali ูุจุบุถู‡ุง ุฑุฃุณ ูƒู„ ุญุณู†ุฉ 'maka membenci dunia adalah modal kebaikan'.Kegelapan ini bisa sirna apabila diterangi oleh taqwa. Bagaimana bisa taqwa meneranginya, karena subtansi taqwa adalah 'takut' takut akan terjatuh pada larangan-Nya. Sehingga seseorang hanya akan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

Jama'ah Rahimakumullah

Kedua, ูˆุงู„ุฐู†ุจ ุธู„ู…ุฉ ูˆุงู„ุณุฑุงุฌ ู„ู‡ ุงู„ุชูˆุจุฉ wad-dzanbu dhulmatun was siroju lahut taubatu. Kegelapan akibat dosa dan sinar yang akan mesirnakannnya adalah taubat.

ุฅู† ุงู„ุนุจุฏ ุฅุฐุง ุฃุฎุทุงุก ุฎุทูŠุฆุฉ ู†ูƒุชุช ูู‰ ู‚ู„ุจู‡ ู†ูƒุชุฉ ุณูˆุฏุงุก ูุงุฐุง ู‡ูˆ ู†ุฒุน ูˆุงุณุชุบูุฑ ูˆุชุงุจ ุตู‚ู„ ู‚ู„ุจู‡ ูˆุฅู† ุนุงุฏ ุฒูŠุฏ ููŠู‡ุง ุญุชู‰ ุชุนู„ูˆ ุนู„ู‰ ู‚ู„ุจู‡, ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฑุงู† ุงู„ุฐู‰ ุฐูƒุฑู‡ ุงู„ู„ู‡ ูƒู„ุง ุจู„ ุฑุงู† ุนู„ู‰ ู‚ู„ูˆุจู‡ู… ู…ุงูƒุงู†ูˆุง ูŠูƒุณุจูˆู†

Sesungguhnya seorang hamba apabila ia berbuat kesalahan maka dihatinya akan tertera setitik noda. Ketika ia telah beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat maka hati itu akan kembali cemerlang dan jika ia kembali melakukan kesalahan serupa maka hati itulah yang telah tertutup. Seperti halnya firman Allah dalam al-Muthafifin "demikian sebenarnya apa yang mereka lakukan itu telah menutupi hati mereka".

Ketiga, ูˆุงู„ู‚ุจุฑ ุธู„ู…ุฉ ูˆุงู„ุณุฑุงุฌ ู„ู‡ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ wal qabru dhulmatun was siroju lahu 'la ilaha illallah', kegelapan di alam qubur dan yang akan menyinarinya adalah kalimat tauhid 'la ilaha illallah'. Nasehat ketiga ini didasarkan kepada khadits Rasulullah saw 'bahwasannya Allah swt mengharamkan atas api neraka orang yang mengatakan la ilaha illallah'. ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญุฑู… ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุฑ ู…ู† ู‚ุงู„ ู„ุง ุงู„ู‡ ุฅุงู„ุง ุงู„ู„ู‡ Dan dalam hadits al-Khatib disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda 'bahwasannya siapa yang membaca la ilaha illallah dengan ikhlas akan masuk surga. Kemudian orang-orang bertanya bagaimana ikhlas itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawa 'ya apabila kalian merintangi diri dari segala yang dilarang Allah"

Jama'ah yang Dimuliakan Allah

Keempat, ูˆุงู„ุฃุฎุฑุฉ ุธู„ู…ุฉ ูˆุงู„ุณุฑุงุฌ ู„ู‡ุง ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญุฉ wal akhiratu dhulmatun was siroju lahal 'amalus shalih. Kegelapan yang ada di akahirat sebagaimana keadaannya hanya dapat disinari dengan amal kebaikan. Maka selagi masih ada kesempatan berbondong-bondonglah melakukan dan mengumpulkan berbagai amal kebaikan. Bahkan Allah swt sendiri menjadikan berbagai macam keringanan (rukhshah) agar manusia mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan. Begitu pentingnya posisi rukhshah dalam syariat hingga Rasulullah saw bersabda : ุฃุฏูˆุง ุงู„ุนุฒุงุฆู… ูˆุงู‚ุจู„ูˆุง ุงู„ุฑุฎุตุฉ ูˆุฏุนูˆุง ุงู„ู†ุงุณ ูู‚ุฏ ูƒูุชู…ูˆู‡ู… Lakukanlah berbagai kehendak (baikmu) dan terimalah keringanan dari Allah dan ajaklah orang-orang semuanya, maka yang demikian cukuplah bagimu.

Begitu berharganya keringan itu hingga Rasulullah saw sedikit menghimbau bahwa:

ู…ู† ู„ู… ูŠู‚ุจู„ ุฑุฎุตุฉ ุงู„ู„ู‡ ูƒุงู† ุนู„ูŠู‡ ู…ู† ุงู„ุฅุซู… ู…ุซู„ ุฌุจู„ ุนุฑูุฉ

Barang siapa yang tidak mau menerima keringanan dari Allah swt maka dia menanggung dosa sebesar gunung ara'fah.

Hal ini perlu difahami bahwasannya rukhshah yang diberikan oleh Allah swt. merupakan kesempatan dan peluang yang sebaiknya segea dikonversi menjadi amal kesalehan. Karena amal shalehlah yang akan menolong kehidupan di akhirat nanti.

Kelima, ูˆุงู„ุตุฑุงุท ุธู„ู…ุฉ ูˆุงู„ุณุฑุงุฌ ู„ู‡ ุงู„ูŠู‚ูŠู† was sirathu dhulmatun wa siroju lahal yaqinu. Bahwa titian atau jembatan di hari akhir nanti sangatlah gelap, dan yang akan menerangi perjalnan kita melewati jembatan itu adalah keyakinan. Yakin atas petunjuk Allah swt dan menghilangkan berbagai macam keraguan.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikianlah nasehat sayyidina Abu Bakar mengenai lima kegelapan yang harus disiapkan penerangnya oleh kita semua agar perjalanan kelak lancar tanpa haluan apapun jua. Semoga khotabah kali ini bermanfaat bagi kita dalam menapaki hari-hari kemudian di tahun 2013 ini.

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠู’ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠ ูˆูŽุฅูŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ูุจู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขูŠุงูŽุชู ูˆูŽุงู„ุฐูƒู’ุฑ ูุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจูŽู‘ู„ูŽ ู…ูู†ูู‘ูŠ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูŽูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅู†ูŽู‘ู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู…ููŠู’ุนู ุงู’ู„ุนูŽู„ููŠู’ู…ู

Khutbah II

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ู ูˆูŽุงู„ุดูู‘ูƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงูู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ู. ูˆูŽุงูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุงูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ุงูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุงูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุงูŽู†ูŽู‘ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุฏูŽู‘ุงุนูู‰ ุงูู„ู‰ูŽ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุงูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง ูƒูุซูŠู’ุฑู‹ุงุงูŽู…ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠุงูŽ ุงูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุงูุชูŽู‘ู‚ููˆุงุงู„ู„ู‡ูŽ ูููŠู’ู…ูŽุง ุงูŽู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุชูŽู‡ููˆู’ุง ุนูŽู…ูŽู‘ุง ู†ูŽู‡ูŽู‰ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุงูŽู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ู‘ ุงูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุงูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ูููŠู’ู‡ู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽุซูŽู€ู†ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ุข ุฆููƒูŽุชูู‡ู ุจูู‚ูุฏู’ุณูู‡ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนุงูŽู„ูŽู‰ ุงูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุข ุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ูู‘ูˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ ูŠุข ุงูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง.

ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ุงูŽ ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู†ู’ุจููŠุขุฆููƒูŽ ูˆูŽุฑูุณูู„ููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุฉู ุงู’ู„ู…ูู‚ูŽุฑูŽู‘ุจููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑูŽู‘ุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุงูŽุจูู‰ ุจูŽูƒู’ุฑููˆูŽุนูู…ูŽุฑูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู† ูˆูŽุนูŽู„ูู‰ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุจูŽู‚ููŠูŽู‘ุฉู ุงู„ุตูŽู‘ุญูŽุงุจูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุชูŽู‘ุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูุนููŠ ุงู„ุชูŽู‘ุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ุงูู„ูŽู‰ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุนูŽู†ูŽู‘ุง ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ุงูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽุงูŽู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ุงูŽู„ุงูŽุญู’ูŠุขุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุงูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุงูŽุนูุฒูŽู‘ ุงู’ู„ุงูุณู’ู„ุงูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุฐูู„ูŽู‘ ุงู„ุดูู‘ุฑู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽูƒูŽ ุงู’ู„ู…ููˆูŽุญูู‘ุฏููŠูŽู‘ุฉูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฎู’ุฐูู„ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽุฐูŽู„ูŽ ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุฏูŽู…ูู‘ุฑู’ ุงูŽุนู’ุฏูŽุงุกูŽุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ูˆูŽุงุนู’ู„ู ูƒูŽู„ูู…ูŽุงุชููƒูŽ ุงูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู. ุงู„ู„ู‡ูู…ูŽู‘ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ูŽู‘ุง ุงู’ู„ุจูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู’ู„ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุฒูŽู‘ู„ุงูŽุฒูู„ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ูˆูŽุณููˆู’ุกูŽ ุงู’ู„ููุชู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ุงูู†ู’ุฏููˆู†ููŠู’ุณููŠูŽู‘ุง ุฎุขุตูŽู‘ุฉู‹ ูˆูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุงู’ู„ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนุขู…ูŽู‘ุฉู‹ ูŠูŽุง ุฑูŽุจูŽู‘ ุงู’ู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ุขุชูู†ุงูŽ ููู‰ ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽููู‰ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู.

ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุงูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุงูˆูŽุงูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู’ู†ูŽู†ูŽู‘ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฎูŽุงุณูุฑููŠู’ู†ูŽ. ุนูุจูŽุงุฏูŽุงู„ู„ู‡ู ! ุงูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑูู†ูŽุง ุจูุงู’ู„ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชุขุกู ุฐูู‰ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุจู‰ูŽ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู’ู„ููŽุญู’ุดุขุกู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู’ู„ุจูŽุบู’ูŠ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒูŽู‘ุฑููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุงุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงุดู’ูƒูุฑููˆู’ู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ู†ูุนูŽู…ูู‡ู ูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุงูŽูƒู’ุจูŽุฑู’

Redaktur: Ulil Hadrawy