Ramadhan

Kultum Ramadhan: Jadikan Al-Qur’an sebagai Sahabat dan Penolong di Akhirat

NU Online  ·  Senin, 17 Maret 2025 | 04:00 WIB

Kultum Ramadhan: Jadikan Al-Qur’an sebagai Sahabat dan Penolong di Akhirat

Seseorang sedang membaca Al-Quran di masjid. (Foto: NU Online/Suwitno)

Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai sebuah pedoman hidup, kitab suci ini sangat layak untuk direnungkan kapan pun dan di mana pun, terutama di sela-sela rehat dari aktivitas harian yang cukup padat.

 

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits, siapa saja yang senantiasa mempelajari, memahami dan mengajarkan makna dalam Al-Qur’an kepada masyarakat umum, maka ia termasuk ke dalam kategori umat terbaik menurut Nabi Muhammad Saw.

 

Selanjutnya, cara termudah untuk menciptakan kedekatan bersama Al-Qur’an ialah dengan menjadikannya sebagai sahabat hidup di dunia, yakni berupaya selalu membacanya. Apalagi di waktu tertentu seperti bulan Ramadhan, kelipatan pahala yang diperoleh dari membaca Al-Qur’an dapat meningkat dari waktu biasa, sehingga bisa menjadi motivasi untuk bercengkerama lebih lama dengannya.

 

Al-Qur’an Menolong Sahabatnya di Akhirat

Sudah menjadi hal yang biasa, bahwa setiap orang pasti memiliki teman dan kerabat yang selalu siap sedia membantu di waktu susah. Begitu pula dengan Al-Qur’an, kelak di hari Akhir ia akan membela dan membantu para sahabat yang senantiasa membacanya.

 

Secara tegas disebutkan oleh Nabi Muhammad Saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bersumber dari Abu Umamah al-Bahili:

 

‌اقْرَؤُوا ‌الْقُرْآنَ ‌فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

 

Artinya: “Bacalah Al-Qur’an! Karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi para sahabatnya.” (HR. Muslim)

 

Ash-Shan’ani menjelaskan, bahwa para sahabat yang dimaksud di dalam hadits tersebut adalah orang-orang yang membaca Al-Qur’an, merenungkan makna yang terkandung dan mempraktekkan apa yang mereka pahami darinya. Selain itu, dianjurkan pula untuk membaca surat-surat tertentu untuk menambah keistimewaannya. Misalnya, membaca surat Al-Mulk sebelum tidur atau membaca surat Al-Kahfi di setiap malam Jumat. (Ash-Shan’ani, At-Tanwir Syarh al-Jami’ ash-shaghir, [Riyadh: Maktabah Darussalam, 2011] vol. 2, hal. 606)

 

Kemudian, Allah swt telah menyiapkan kedudukan istimewa bagi orang-orang yang menyibukkan diri dalam membaca Al-Qur’an. Derajat mereka disetarakan sebagaimana para hamba yang senantiasa memohon pertolongan kepada Allah di kala susah. Karena dengan berhubungan dekat bersama Al-Qur’an, dapat menjadikan manusia seakan-akan selalu bermunajat kepada tuhannya.

 

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Allah swt melalui Hadits Qudsi-Nya, lewat lisan Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bersumber dari Abu Sa’id:

 

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُوْلُ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: ‌مَنْ ‌شَغَلَهُ ‌القُرآنُ عَنْ ذِكْري ومَسْألتِي أعْطيتُه أفْضلَ ما أُعْطِي السَّائِلينَ، وفَضْلُ كلامِ اللهِ على سَائرِ الكلامِ، كَفضْلِ اللهِ على خَلْقِه

 

Artinya: "Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt berfirman: “Siapa saja yang dirinya disibukkan oleh Al-Qur’an dari mengingat dan berdoa kepadaku, maka aku akan memberi kepadanya hal yang lebih baik dari apa yang telah diberikan kepada orang-orang yang memohon. Keutamaan firman Allah dengan perkataan-perkataan yang lain itu bagaikan keutamaan Allah dengan makhluknya.”  (HR. Tirmidzi)

 

Mazharuddin az-Zaidani menyebutkan, bahwa maksud dari “Siapa saja yang dirinya disibukkan oleh Al-Qur’an dari mengingat dan berdoa kepadaku, maka aku akan memberikan kepadanya hal yang lebih baik” dalam hadits di atas adalah orang-orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an sehingga tidak ada waktu luang untuk mengingat Allah secara khusus. Dengan demikian, Allah akan memberikan anugerah yang lebih baik dan lebih banyak daripada orang-orang yang secara langsung berdoa.

 

Orang yang selalu membaca Al-Qur’an tersebut tidak menyangka bahwa sesuatu yang tidak pernah ia minta, dapat diberikan tanpa perantara. Bahkan, apa yang didapatkanya lebih baik dari orang-orang yang secara langsung meminta kepada Allah. (Mazharuddin az-Zaidani, Al-Mafatih Syarh al-Mashabih [Kuwait: Darunnawadir, 2012] vol. 3 hal. 83)

 

Oleh sebab itu momen bulan suci Ramadhan adalah masa yang sangat tepat untuk selalu membaca dan menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat sejati. Seperti yang diterangkan, bahwa Al-Qur’an akan menolong sahabatnya di akhirat kelak dan setiap keinginan yang belum terwujud dapat dipercepat terkabulnya dengan wasilah Al-Qur’an. Terlebih lagi, pahala dari setiap amalan dilipat-gandakan di bulan tersebut. Wallahua’lam.

 

Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin dan Pegiat Kajian Keislaman