Ramadhan

Kultum Ramadhan: Menggapai Keberkahan Ramadhan bagi Keluarga Muda

Jum, 31 Maret 2023 | 21:00 WIB

Kultum Ramadhan: Menggapai Keberkahan Ramadhan bagi Keluarga Muda

Kultum Ramadhan: Menggapai Keberkahan Ramadhan bagi Keluarga Muda. (Foto: NU Online/Freepik)

Di tengah kemuliaan bulan Ramadhan yang penuh berkah, dukungan pasangan menjadi modal penting untuk kenyamanan ibadah. Istri mendukung suami, begitu pula suami mendukung istri. 


Namun demikian, bagi keluarga muda yang belum cukup mendalam mengenal pasangannya, kadang memendam kekecewaan, sehingga Ramadhan dilaluinya dengan keadaan masih ada yang mengganjal di hati. 


Istri yang sebelum pernikahan dikenalnya sebagai sosok yang menyenangkan, ternyata setelah pernikahan justru sering menjengkelkan. Hal kecil, sepele dan remeh sering menjadi bahan untuk bertengkar dengan suami. Begitu pula dari suami. Lelaki pujaan yang sebelum pernikahan dikenal sebagai pribadi yang penuh perhatian, justru setelah pernikahan cueknya minta ampun.


Kondisi tak mengenakkan hati seperti ini tentu sangat mengganggu kenyamanan dan kekhusukan beribadah di sepanjang bulan Ramadhan, kalau tidak disikapi secara bijak dan dewasa. 


Bila suami menghendaki istri 100 persen seperti yang dibayangkannya, penurut, melayani secara total, dan pengertian terhadap berbagai keterbatasan suami, tentu sulit sekali harapannya terwujud. Mungkin hanya ada satu dari 1001 istri seperti itu yang ada di dunia. Demikian pula bila istri mengimpikan suami yang sangat sempurna, penyayang, penuh perhatian dan tanggung jawab, dan suka memanjakan istri dengan segala keinginannya. Mungkin hanya ada 1 dari 1001 suami sesempurna itu yang ada di dunia.


Karenanya, kekecewaan terhadap pasangan harus dikelola secara baik dan bijaksana, karena tidak ada hubungan suami istri yang 100 persen lancar-lancar saja tanpa masalah. 


Berkaitan hal ini Allah swt sudah memberi petunjuk bagi keluarga muda untuk memaklumi berbagai kekurangan dari pasangannya. Bahkan kesabaran untuk memaklumi satu dua kekurangan pasangan akan mendatangkan keberkahan yang luar biasa bagi keduanya. Allah swt berfirman:


وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ، فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا  


Artinya, "Dan pergaulilah mereka secara baik. Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, sementara Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS An-Nisa: 19).


Ayat ini secara tekstual memerintahkan para suami agar membangun relasi yang baik terhadap para istri, meskipun ada satu dua hal perangai istri yang tidak disukainya. Namun secara substansial dari ayat ini juga dapat dipahami anjuran bagi istri untuk berlaku seperti itu. Sabar terhadap suami dengan berbagai kekurangannya. 


Bila masing-masing suami istri dapat memaklumi kekurangan pasangannya yang kadang menjengkelkan, maka hal itu akan mendatangkan keberkahan yang banyak, keberkahan yang luar biasa, sebagaimana ditegaskan ayat dengan frasa: 


"Fa in karihtumūhunna fa’asā an takrahū syai’an wa yaj’alallāhu fīhi khairan katsārā."


Artinya, "Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, sementara Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."


Dalam hal ini Syekh Nawawi Banten menjelaskan, maksud keberkahan itu adalah seperti mendapatkan anak yang (saleh) sehingga ketidaksukaan berbalik menjadi rasa cinta, mendapatkan pahala yang sangat besar di akhirat, dan pujian yang indah di dunia karena tetap menafkahi dan tetap berbuat baik kepada mereka meskipun sebenarnya bertentangan dengan hati. Demikian ini dijelaskan oleh Syekh Nawawi dalam kitab tafsirnya At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, juz I halaman 159.


Perlu dicatat, yang disampaikan Syekh Nawawi hanya sekedar contoh keberkahan dari kesabaran suami istri dalam menghadapi pasangannya, atau dalam menyikapi kekecewaan terhadap pasangan pasca pernikahan. 


Di luar itu, dengan melihat anugerah Allah yang sangat luas, keberkahan itu dapat terwujud dalam banyak hal. Mulai rasa kecewa yang berubah menjadi cinta, mendapatkan keturunan yang shalih, shalihah, mendapatkan rejeki yang banyak dan menjadi keluarga muda yang tercukupi kebutuhan finansialnya, dan lain sebagainya.


Terlebih kesabaran suami istri terhadap berbagai kekurangan pasangannya dan kedewasaan menyikapi kekecewaan terhadapnya ini dilakukan di sepanjang bulan Ramadhan yang dipenuhi kasih sayang Tuhan terhadap manusia, tentu keberkahannya juga akan datang berlipat ganda. 


Demikian, Ramadhan menjadi momentum yang sangat tepat untuk menggapai keberkahan rumah tangga, keberkahan bagi keluarga muda. Semoga. 


Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online dan Founder Aswaja Muda