Tafsir

Mengapa Allah Bersumpah dengan Makhluk?

Sel, 20 Desember 2022 | 08:00 WIB

Mengapa Allah Bersumpah dengan Makhluk?

Mengapa Allah bersumpah dengan Makhluk?

Dalam Al-Qur'an Allah banyak bersumpah dengan mahluk. Semisal dalam surat As-Syams ayat 1 Allah bersumpah dengan matahari dan cahayanya di pagi hari.

 


وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا

 


Artinya: "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari."
 

 

Dalam surat Al-Lail ayat 1 Allah bersumpah dengan waktu malam.

 


وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى

 


Artinya: "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)."

 

Dalam surat At-Tin ayat 1 Allah bersumpah dengan buah tin dan buah zaitun:

 


وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ

 


Artinya: "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun."

 


Masih banyak lagi mahluk yang dijadikan sumpah dalam Al-Qur'an. Kebanyakan di dalam Al-Qur'an, Allah bersumpah dengan makhluk. Padahal, bagi manusia dilarang bersumpah dengannya. Lantas, mengapa Allah bersumpah dengan mahluk? 

 


Imam Az-Zarkazy (wafat 794 H) dalam kitabnya Al-Burhan menjelaskan tiga jawaban:

 
  1. 1ada pembuangan mudhaf atau kata majemuk yakni kata rabb. Semisal وَالشَّمْسِ dimana lafal sebenarnya adalah وَرَبِّ الشَّمْسِ, yang maknanya: "demi Tuhannya matahari".
  2. orang Arab mengagungkan makluk-makhluk tersebut dan mereka bersumpah dengannya, kemudian Al-Qur'an diturunkan atas apa yang telah mereka kenal.
  3. bersumpah itu mengharuskan pelaku menjadikan apa yang ia agungkan dan muliakan sebagai sumpah, yang tentu melebihi dirinya; Allah swt adalah Dzat Yang Maha Agung dan maha dari segala-galanya; tidak ada sesuatu pun yang melebihi-Nya; terkadang Allah bersumpah dengan Dzat-Nya; terkadang juga dengan sesuatu yang diciptakan-Nya untuk menunjukan bahwa Dialah yang menciptakannya. Pendapat inilah yang dianggap bagus oleh Ibnu Khalawaih.


Adapun Allah bersumpah dengan Nabi saw dalam surat Al-Hirj ayat 72:

 


لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِى سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

 

Artinya: "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". 

 


Hal itu supaya manusia mengetahui keagungan dan derajat Nabi Muhammad saw di sisi Allah Swt.

 


Imam Az-Zarkasy mengutip perkataan Abul Qasim Al-Qusyairi:

 


والقسم بالشيء لايخرج عن وجهين: إما لفضيلة أو لمنعفة، فَالْفَضِيلَةُ كَقَوْلِهِ تَعَالَى: وَطُورِ سِينِينَ. وَهَذَا الْبَلَدِ الأمين (التين: 2-3)  والمنفعة نحو: والتين والزيتون وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (التين: 1)

 


Artinya, "Bersumpah dengan sesuatu tidak akan keluar dari dua aspek, yakni adakalanya karena keutamaannya atau kemanfaatanya. Contoh dari aspek keutamaan ditunjukkan dalam firmanNya: "Dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Makah) ini yang aman". Dan aspek manfaat semisal firman Allah: "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun". (Badruddin Az-Zarkasi, Al-Burhan fi 'Ulumil Qur'an, [Beirut: Dar Ihya: 1957], juz III, halaman 41-42).


 

Imam As-Suyuti (wafat 911 H)  dalam kitab Al-Itqan menerangkan hal yang senada dengan penjelasan Imam Az-Zarkasy. Hanya saja dalam beliau menambahkan argumentasi dengan mengutip pendapat Ibnu Abi Al-Isba' dalam kitab Asrarul Mafatih sebagaimana berikut:

 


الْقَسَمُ بِالْمَصْنُوعَاتِ يَسْتَلْزِمُ الْقَسَمَ بِالصَّانِعِ لِأَنَّ ذِكْرَ الْمَفْعُولِ يَسْتَلْزِمُ ذِكْرَ الْفَاعِلِ إِذْ يَسْتَحِيلُ وُجُودُ مَفْعُولٍ بِغَيْرِ فَاعِلٍ

 


Artinya: "Bersumpah dengan mahluk mengharuskan juga bersumpah dengan pencipta-Nya, karena menyebutkan maf'ul atau obyek mengharuskan menyebutkan fa'il-nya atau pelakunya. Sebab mustahil adanya maf'ul tanpa adanya fa'il". (As-Suyuti, Al-Itqan fi 'Ulumil Qur'an, [Mesir, Haiah Al-Misriyah, 1974 M], juz IV, halaman 54).

 


Syekh Manna' Al-Qatthan (wafat 1420 H) dalam kitab Mabahits fi 'Ulumil Qur'an menjelaskan alasan kenapa Allah bersumpah dengan mahluk-mahluk-Nya.

 


وإنما أقسم الله بمخلوقاته؛ لأنها تدل على بارئها، وهو الله تعالى، وللإشارة إلى فضيلتها ومنفعتها ليعتبر الناس بها

 


Artinya, "Sesungguhnya Allah bersumpah dengan mahluk-mahluk-Nya karena makhluk tersebut menunjukan pada Dzat yang menciptakannya, yakni Allah Ta'ala; dan juga sebagai isyarat atas keutamaan dan kemanfaatan mahluk tersebut supaya manusia dapat mengambil pelajaran atau teladan darinya". (Manna Al-Qathan, Mabahits fi 'Ulumil Qur'an, [Saudi Arabi, Maktabah Ma'arif: 2000 M], halaman 303).

 

Walhasil, Allah bebas bersumpah dengan apapun yang Dia kehendaki. Karena semuanya tanpa terkecuali adalah mahluk ciptaan-Nya. Namun, untuk hambaNya dilarang untuk bersumpah dengan selain Allah,  dan hal itu termasuk perbuatan syirik, sebagaimana diriwayatkan oleh Amirul Mukminin Umar bin Khatthab dari Rasulullah saw:



من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك



Artinya, "Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh ia telah kufur atau musyrik." (HR At-Tirmidzi, hadits hasan).

 



Adapun Allah bersumpah dengan makhluk menunjukan bahwa Allah adalah penciptanya, karena adanya mahkluk pasti adanya Khaliq atau penciptanya. Wallahu a'lam.

 


Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo.