Tafsir

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 124: Ragam Ujian pada Nabi Ibrahim 

Rabu, 19 Juni 2024 | 06:00 WIB

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 124: Ragam Ujian pada Nabi Ibrahim 

Ilustrasi Nabi Ibrahim dan hewan kurban. (Foto: NU Online/Freepik)

Berikut teks, terjemahan, dan beberapa penafsiran ulama terhadap Surat Al-Baqarah ayat 124. Surat Al-Baqarah ayat 124 ini mengandung bahasan perihal beberapa ujian yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as.


۞ وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًاۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ


Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 124)


Munasabah 

Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili, dalam Tafsirul Munir, munasabah surat Al-Baqarah ayat 124 ini dengan ayat sebelumnya adalah setelah Allah swt mengingatkan Bani Israil akan nikmat-nikmat-Nya dan menjelaskan bagaimana mereka membalas nikmat-nikmat itu dengan kekafiran dan pengingkaran, Dia mengiringinya dengan kisah Nabi Ibrahim as (yang merupakan bapak para nabi), yang diakui oleh kaum Yahudi dan Nasrani sebagai leluhur mereka. 


Seandainya pengakuan mereka ini benar, pasti mereka mengikuti Nabi Muhammad saw sebab beliau adalah efek doa yang dipanjatkan oleh kakek beliau, Ibrahim, bagi penduduk Tanah Suci, Jadi, pembicaraan di ayat seluruhnya berhubungan dengan Ahli Kitab. (Syekh Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1991 M], juz I, hal. 303).


Tafsir Al-Qurthubi

Menurut Imam Qurthubi dalam kitab tafsirnya, maksud dari frasa, ابْتَلٰٓى adalah Al-Imtihaan (ujian) dan Al-Ikhtibaar (cobaan). Sehingga, makna dari ‘ujian’ dan ‘cobaan’ ini adalah perintah ta'abud (penghambaan diri kepada Allah).


Lebih jauh, menurut Imam Qurthubi, para ulama berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dai frasa, كَلِمٰتٍ pada ayat tersebut yakni:

 
  1. Syariat Islam. Syari'at Islam tersebut terdiri dari tiga puluh bagian; sepuluh bagian di antaranya terdapat dalam surah Bara'ah ayat 112, sepuluh bagian lainnya terdapat dalam surah Al Ahzab ayat 35, dan sepuluh bagian lainnya lagi terdapat dalam surah Al Mu'minun ayat 1-9, dan firman Allah tentang orang yang bertanya dalam surah Al Ma'aarij ayat 22-34.
  2. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dari كَلِمٰتٍ tersebut adalah perintah dan larangan.
  3. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dari كَلِمٰتٍ tersebut adalah menyembelih anaknya
  4. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dari كَلِمٰتٍ tersebut adalah pelaksanaan risalah


Menurut Imam Qurthubi, pendapat yang lebih sahih adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdurrazaq dari Ma'mar, dari Ibnu Thawus, dari Ibnu Abbas berkata,


قَالَ: ابْتَلَاهُ اللَّهُ بِالطَّهَارَةِ، خَمْسٌ فِي الرَّأْسِ وَخَمْسٌ فِي الْجَسَدِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وَالْمَضْمَضَةُ، وَالِاسْتِنْشَاقُ، وَالسِّوَاكُ، وَفَرْقُ الشَّعْرِ. وَفِي الْجَسَدِ: تَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ، وَحَلْقُ الْعَانَةِ، وَالِاخْتِتَانُ، وَنَتْفُ الْإِبْطِ، وَغَسْلُ مَكَانِ الْغَائِطِ وَالْبَوْلِ بِالْمَاءِ


Artinya: "Allah menguji Nabi Ibrahim as dengan bersuci: lima jenis di kepala dan lima jenis di tubuh. Ujian di kepala adalah memendekkan kumis, berkumur, menghirup air ke hidung, siwak dan membelah rambut. Sedangkan ujian di tubuh adalah memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, khitan, mencukur bulu ketiak, dan membasuh tempat buang air besar dan kecil dengan air." (Imam Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Kairo, Darul Kutub Al-Mishriyyah: 1964], juz 2, hal. 96-98).


Tafsirul Munir

Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili, dalam Tafsirul Munir, yang dimaksud dengan 'Allah menguji lbrahim" adalah Dia memperlakukan Nabi Ibrahim seperti orang yang diuji, agar keadaannya terlihat oleh manusia. Adapun yang dimaksud dengan penyebutan waktu dalam firman-Nya وَاِذِ ابْتَلٰٓى adalah kejadian-kejadian yang berlangsung pada waktu itu. 


Lebih jauh, menurut Syekh Wahbah, Al-Qur'an tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan al-kalimaat (beberapa kalimat) itu. Sebagian ulama mengartikannya sebagai manasik haji, sebagian lagi mengartikannya bintang matahari, dan bulan yang dilihatnya dan yang ia jadikan terbenamnya sebagai bukti atas keesaan Allah swt, dan sebagian ulama lainnya mengartikannya dengan penafsiran lain.


Lalu, Allah swt memberinya balasan yang paling baik dan berfirman kepadanya, "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu rasul dan imam bagi seluruh manusia; kau pimpin mereka dalam agama mereka dan mereka menirumu dalam perkara-perkara ini, serta orang-orang saleh mengikuti jejakmu.”


Mendengar itu,  Nabi Ibrahim pun mengharapkan keturunannya mendapatkan kebaikan dalam perilaku, agama, dan akhlak mereka. 


Lantas Allah swt menjawabnya, “Aku penuhi permohonanmu, akan Kujadikan sebagian keturunanmu sebagai imam bagi manusia, tetapi janji-Ku tentang keimaman dan kenabian ini tidak mengenai orang-orang zalim yang menganiaya diri mereka sendiri, sebab mereka tidak layak menjadi teladan bagi manusia." (Syekh Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1991 M], juz I, hal. 303-304).


Tafsir Maturidi

Menurut Imam Maturidi dalam kitab tafsirnya, maksud dari, (قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا) adalah dijadikan sebagai rasul yang menjadi panutan, atau dijadikan sebagai pemimpin. (Abu Mansur al-Maturidi, Ta’wilat Ahlissunnah, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiah, 2005] juz 1, hal. 555)


Demikianlah penjelasan tentang Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 124, yang mengandung bahasan perihal ragam ujian yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as. Wallahu a’lam.


M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo, Jawa Tengah