Tasawuf/Akhlak

Cara Praktis Jaga Lisan ala Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq

Sel, 14 Juni 2022 | 09:00 WIB

Cara Praktis Jaga Lisan ala Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq

Selain mendatangkan pahala dan keuntungan yang sangat banyak, lisan juga berpotensi mendatangkan petaka yang tiada tara.

Manusia diciptakan dalam bentuk yang sangat sempura, fi ahsanit taqwim, dan di antara kesempurnaannya adalah mempunyai lisan yang dapat berkata-kata. Lisan merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting, untuk dzikir kepada Allah, mengucap kalimat syahadat, dan berhubungan dengan sesama manusia. 


Namun demikian, selain mendatangkan pahala dan keuntungan yang sangat banyak, lisan juga berpotensi mendatangkan petaka yang tiada tara. Karenanya wajar bila Nabi Muhammad saw berulangkali memperingatkan umatnya untuk menjaga lisan. Nabi saw bersabda:


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَسْكُتْ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ


Artinya: “Siapa saja yang beriman kepada Allah hendaklah bertutur kata yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).


Kisah Mu’adz bin Jabal

Suatu kali Muadz bin Jabal merasa heran karena Nabi saw memerintahkannya untuk menjaga menjaga lisan, sebagai amal yang dapat menyelamatkan manusia. “Masak kita akan disiksa hanya karena omogan saja?”, tanya Mu’adz penasaran. 


“Aneh kamu, bukankah yang membuat manusia dilemparkan ke neraka dengan wajah-wajah mereka adalah ucapan-ucapan dosanya?” tegas Nabi saw menjawab penasaran sahabatnnya, sebagaimana kisah lengkapnya dapat disimak dalam hadits riwayat Imam at-Tirmidzi. (An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyah: 2005], halaman 307-308).


Tips Jaga Lisan ala Abu Bakar dan Umar

Mengingat begitu besarnya bahaya lisan, para ulama sangat ekstra menjaganya. Berbagai cara dilakukan agar lisan terhindar dari perkataan buruk, kotor dan dosa. Sayyidina Umar bin Al-Khatthab ra misalnya. Ia sering mengemut atau mengulum batu agar mencegahnya dari mengucapkan perkataan-perkataan yang tidak perlu. Perkataan yang tidak mendatangkan keuntungan dunia atau keuntungan akhirat. 


Tips jaga lisan ala Sayyidina Umar ra juga dilakukan oleh seniornya, yaitu Sayyidina Abu Bakar ra. Diriwayatkan, Abu Bakar mengemut batu untuk menjaga lisannya dari perkataan-perkataan yang tidak berguna selama 12 tahun. Ya, 12 tahun Abu Bakar mengemut batu sehingga berhasil membiasakan diri untuk irit bicara. Ia tak mengeluarkan batu dari mulutnya kecuali saat shalat, makan dan tidur. Bahkan ia berdoa:


ليتني كنت أخرس إلا عن ذكر الله.


Artinya, “Semoga diriku bisu kecuali dari dzikir kepada Allah.” (Muhammad bin Abdullah al-Jurdani,  al-Jawahirul Lu’luiyyah fi Syarhil Arba’in an-Nawawiyyah [Mansurah, Maktabah al-Iman], halaman 267-268).


Subhanallah, demikian dahsyatnya teladan para sahabat dalam menjaga lisan. Trik sederha yang dilakukan secara konsisten sehingga berhasil, menjadikannya selamat dari berbagai bahaya lisan yang sangat menghacurkan. Lalu bagaimana dengan kita? Wallahul musta’an.


Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online