Tasawuf/Akhlak ALHIKAM

Makna Wushul menurut Ibnu Athaillah

NU Online  ยท  Senin, 25 Januari 2021 | 14:15 WIB

Makna Wushul menurut Ibnu Athaillah

Pengetahuan hakiki ini adalah puncak para pesuluk dan titik perhentian akhir perjalanan pejalan rohani.

Kata โ€œwushulโ€ sering kali terdengar di lingkungan para peminat tasawuf. Kata โ€œwushulโ€ terkadang juga berdampingan dengan โ€œilallฤh.โ€ Kata โ€œwushulโ€ secara bahasa berarti sampai. Sedangkan โ€œwushul ilallahโ€ berarti sampai kepada Allah.

Wushul ilallah merupakan capaian rohani seseorang yang telah melewati sebelumnya rintangan dan hambatan-hambatan spiritual. Wushul ilallah adalah pengalaman rohani di mana seseorang merasakan kedekatan sedemikian rupa dengan Allah.


Wushul ilallah merupakan sebuah kata yang juga sering disalahpahami oleh sebagian kalangan. Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam-nya memberikan garis yang jelas agar orang tidak menyalahpahami istilah โ€œWushul ilallah.โ€


ูˆุตูˆู„ูƒ ุฅู„ูŠู‡ ูˆุตูˆู„ูƒ ุฅู„ู‰ ุงู„ุนู„ู… ุจู‡ ูˆุงู„ุง ูุฌู„ ุฑุจู†ุง ุฃู† ูŠุชุตู„ ุจู‡ ุดูŠุก ุฃูˆ ูŠุชุตู„ ู‡ูˆ ุจุดูŠุก


Artinya, โ€œSampaimu pada Allah adalah sampaimu pada ilmu tentang-Nya. Kalau bukan demikian, maha suci Tuhan kami dari penyatuan sesuatu pada-Nya atau penyatuan-Nya pada sesuatu.โ€


Syekh As-Syarqawi dalam Kitab Al-Minahul Qudsiyyah alal Hikam Al-Athaiyyah mengatakan, wushul ilallah jelas berarti ilmu tentang Allah yang diperoleh dari penyaksian melalui mata batin, sebuah kesaksian yang mencukupi seseorang dari dalil dan bukti. (Lihat As-Syarqawi, Al-Minahul Qudsiyyah, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun], juz II, halaman 39).


Syekh Ahmad Zarruq dalam Syarah Al-Hikam-nya mengatakan, wushul ilallah adalah sampainya batin pada pengetahuan tentang kebesaran dan keagungan Allah dengan jalan langsung memahami hakikatnya. (Zarruq, 2010 M/1431 H: 170).


Adapun Syekh Ibnu Abbad menjelaskan hal serupa bahwa istilah wushul ilallah yang dimaksud adalah istilah wushul ilallah yang beredar di tengah kelompok tarekat Syadziliyah, yaitu pengetahuan hakiki terhadap Allah, bukan penyatuan zat antara Tuhan dan makhluk-Nya.ย 


ุงู„ูˆุตูˆู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ูŠุดูŠุฑ ุฅู„ูŠู‡ ุฃู‡ู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุทุฑูŠู‚ุฉ ู‡ูˆ ุงู„ูˆุตูˆู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ุนู„ู… ุงู„ุญู‚ูŠู‚ูŠ ุจุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู‡ุฐุง ู‡ูˆ ุบุงูŠุฉ ุงู„ุณุงู„ูƒูŠู† ูˆู…ู†ุชู‡ู‰ ุณูŠุฑ ุงู„ุณุงุฆุฑูŠู† ูˆุฃู…ุง ุงู„ูˆุตูˆู„ ุงู„ู…ูู‡ูˆู… ุจูŠู† ุงู„ุฐูˆุงุช ูู‡ูˆ ู…ุชุนุงู„ ุนู†ู‡


Artinya, โ€œWushul ilallah yang diisyaratkan oleh tarekat ini adalah sampainya seseorang pada ilmu hakiki terhadap Allah. Pengetahuan hakiki ini adalah puncak para pesuluk dan titik perhentian akhir perjalanan pejalan rohani. Sedangkan wushul yang dimaksud dengan penyatuan zat (Allah dan hamba), niscaya Allah maha suci dari itu,โ€ (Lihat Ibnu Abbad, Ghayatul Mawahibil Aliyyah fi Syarhil Hikam Al-Athaiyyah, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun], juz II, halaman 39).


Wushul ilallah merupakan capaian spiritual seseorang dalam menempuh jalan ilahi. Orang yang sampai (washil) akan lebih bijak dalam memandang manusia, hewan, dan alam semesta melalui pengalaman spiritualnya.

ย 

Adapun kesatuan zat Allah dan makhluk-Nya melalui wushulย tidak mungkin terjadi karena jauhnya perbedaan dua zat dan sifat dua zat tersebut.ย Wallahu aโ€™lam. (Alhafiz Kurniawan)