Tasawuf/Akhlak

Tarekat, Kopi, dan Riset Farmakologi Terkini

Sab, 12 Maret 2022 | 18:00 WIB

Tarekat, Kopi, dan Riset Farmakologi Terkini

Salah satu kandungan berkhasiat obat yang terdapat dalam kopi adalah cafein. Cafein merupakan zat kimia golongan alkaloid xanthin yang rasanya pahit.

Kopi merupakan salah satu tanaman obat yang dikenal sebagai minuman penyegar kaya manfaat. Sebagaimana bahan alami berkhasiat obat lainnya, kopi juga memiliki kandungan senyawa kimia yang kompleks. Karena itu, penggunaan kopi perlu diketahui dengan cermat agar memberikan manfaat yang maksimal dan terhindar dari efek yang tidak diharapkan.


Salah satu kandungan berkhasiat obat yang terdapat dalam kopi adalah cafein. Cafein merupakan zat kimia golongan alkaloid xanthin yang rasanya pahit. Sebagaimana yang telah dikenal dalam dunia farmasi, bahan alam yang mengandung senyawa obat salah satu cirinya adalah memiliki rasa pahit. Namun, karena pahitnya kopi diiringi dengan aroma yang menarik, maka banyak orang menjadikannya sebagai minuman penambah kenikmatan.


Nikmatnya kopi menjadikan minuman yang dikenalkan oleh kaum muslimin ini tenar di seluruh dunia. Banyak kalangan percaya bahwa kopi dikenalkan oleh kaum muslimin dari Yaman yang merupakan komunitas Tarekat Syadziliyah.


Penyebaran kopi ke seluruh dunia juga seiring dengan penyebaran agama Islam. Ritual zikir kaum muslimin banyak diiringi dengan selingan meminum kopi untuk kesegaran badan.


Tidak hanya menikmati citarasanya, para ilmuwan berlomba-lomba mengungkap manfaat kopi dari berbagai sisi. Penelitian ilmiah yang dilakukan untuk membahas kopi ternyata ada yang mengaitkannya dengan pandemi.


Peneliti barat telah mengutip pembahasan kopi dari ilmuwan dan ulama muslim, termasuk dalam aspek kesehatannya. Sebuah tesis yang disusun oleh Sweetser dari Universitas Ohio pada tahun 2012 mengungkapkan bahwa ulama Islam yang bernama Murtadha Az-Zabidi menulis kopi sebagai minuman yang berefek unik. Murtadha Az-Zabidi membahas khasiat kopi berdasarkan temuan farmakolog muslim yang bernama Dawud Al-Anthaki.


Dalam tesis yang berjudul A Chapter in the History of Coffee: A Critical Edition and Translation of Murtada az-Zabidi’s Epistle on Coffee, dikutip sejarah penggunaan kopi oleh kaum muslimin untuk beberapa penyakit yang muncul saat wabah sebagai berikut:


“Dawud Al-Anthaki berkata, kopi telah diteliti untuk mengeringkan kelembaban, batuk berdahak, bronkitis, meredakan sesak hidung, dan berefek diuretic (memperlancar pengeluaran urin). Apa yang direbus setelah dipanggang dan sekarang dikenal dengan kopi ini meredakan darah yang rusak, menyembuhkan cacar, campak, dan infeksi darah.” (Sweetser, 2012, A Chapter in the History of Coffee: A Critical Edition and Translation of Murtada az-Zabidi’s Epistle on Coffee, Tesis, Universitas Ohio, halaman 56)


Penyembuhan beberapa penyakit yang muncul di masa pandemi dapat dikaitkan dengan manfaat kopi. Campak dan cacar merupakan penyakit yang menimbulkan pandemi pada masa lalu dan dapat diobati dengan ramuan yang mengandung kopi. Bahkan penelitian terbaru pada masa pandemi Covid-19 mengungkapkan fakta bahwa ada hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan resiko penyakit ini.


Baru-baru ini, negara yang telah membuktikan manfaat kopi saat pandemi Covid-19 adalah Inggris. Bangsa yang satu ini memang memiliki gaya hidup minum kopi yang sempat diteliti.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa peminum kopi yang mengkonsumsi minimal satu gelas sehari dapat meminimalkan resiko terpapar Covid-19 dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsinya.


Penelitian tentang kopi yang dimuat di Jurnal Nutrients pada tahun 2021 itu ditulis oleh Thanh-Huyen T.Vu dan timnya dari Universitas Northwestern, Chicago, Amerika Serikat berjudul Dietary Behaviours and Incident COVID-19 in the UK Biobank.


Berdasarkan penelitian tersebut, kebiasaan meminum kopi 1 cangkir atau lebih setiap hari telah dikaitkan dengan berkurangnya risiko Covid-19 sekitar 10% apabila dibandingkan dengan konsumsi yang kurang dari 1 cangkir per hari.


Menurut pembahasan dalam penelititan tersebut, kopi tidak hanya mengandung cafein. Berbagai zat alami berkhasiat lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan dapat meningkatkan sistem imun


Orang-orang yang meminum kopi juga mendapatkan manfaat dari polifenol dan asam fenolat. Kopi yang mengandung cafein dan polifenol memiliki khasiat sebagai antioksidan dan antiradang.


Konsumsi kopi juga dikatikan dengan kemampuannya dalam menangkal zat-zat yang memacu peradangan dalam tubuh yang juga muncul pada Covid-19. Covid-19 memiliki gejala radang paru sehingga kandungan antiradang pada kopi dapat memberikan manfaat untuk mengurangi potensi radang tersebut.


Selain itu, konsumsi kopi juga telah diteliti dapat mengurangi resiko pneumonia/radang paru-paru pada lansia.


Selain menyehatkan, ada beberapa efek samping yang dapat dirasakan oleh peminum kopi. Efek samping umumnya tidak dikehendaki karena bersifat merugikan. Namun, tidak semua orang yang meminum kopi akan mengalami efek samping. Oleh karena itu, penikmat kopi disarankan untuk menilai status kesehatannya atau mendapatkan saran dari ahli kesehatan terlebih dahulu.


Bersamaan dengan baiknya manfaat kopi, ada beberapa perhatian khusus yang perlu dicermati agar terhindar dari efek yang tidak diinginkan. Orang-orang yang memiliki penyakit tertentu dan dilarang meminum kopi tentu harus memperhatikan hal ini.


Orang-orang dengan penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus atau penyakit lain yang ditentukan oleh dokter tentu perlu menghindari kopi.


Selain mencermati status kesehatan diri, dosis minum kopi bagi yang boleh mengkonsumsinya tidak boleh berlebihan. Penelitian di Inggris menyebutkan bahwa 2-3 cangkir kopi sehari pada masa pandemi Covid-19 merupakan salah satu gaya hidup yang mendukung kesehatan orang dewasa di samping mengkonsumsi sayuran. 


Aturan penggunaan kopi juga memerlukan kehati-hatian. Bagi orang yang memiliki riwayat penyakit lambung, waktu yang tepat untuk menikmati kopi adalah setelah makan agar tidak memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan.


Selain itu, penggunaan gula sebagai pemanis ketika minum kopi juga tidak boleh berlebihan. Gula yang berlebihan justru akan meningkatkan risiko peradangan pada tubuh sehingga kurang menguntungkan pada masa pandemi.


Apabila digunakan dengan tepat, minuman warisan kaum muslimin ini berpotensi untuk mendukung kesehatan di masa pandemi. Tentu penggunaannya harus berhati-hati karena sebenarnya kopi adalah tanaman yang mengandung obat.


Sebelum minum kopi, alangkah baiknya untuk mengenali status kesehatan diri dan meminta saran pendapat dari yang ahli. Bagi umat Islam, tidak kalah pentingnya untuk berdoa dan berzikir sebagaimana yang telah diajarkan oleh para ulama sebelum minum kopi.


Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti di bidang farmasi.