Api Keluar dari Syam Sebagai Tanda Kiamat, Apa Artinya?
Selasa, 6 Agustus 2024 | 15:15 WIB
Memercayai akan datangnya kiamat adalah salah satu dari rukun iman yang enam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat secara pasti, kecuali hanya Allah swt saja.
Kendati demikian, Allah swt memberikan beberapa tanda kiamat, baik tanda kecil maupun besar, agar sejak jauh-jauh hari kita dapat mempersiapkannya.
Tanda kiamat seperti yang telah kita tahu bersama terbagi menjadi dua, yaitu tanda kecil dan tanda besar. Tanda kecil kiamat adalah sebuah peristiwa atau fenomena yang diyakini akan terjadi sebelum munculnya tanda-tanda kiamat yang besar. Sedangkan tanda besar kiamat adalah sebuah peristiwa yang akan muncul saat mendekati hari kiamat.
Baca Juga
Ini Urutan Peristiwa Tanda-tanda Kiamat
Mengenai tanda besar kiamat, Nabi Muhammad saw pernah menyampaikannya kepada para sahabat yang sedang berdiskusi mengenai suatu hal. Nabi Muhammad saw lalu menghampiri mereka seraya bertanya, “Apa yang sedang kalian bincangkan?”
Para sahabat lantas menjawab, “Kami sedang membincang tentang kiamat, wahai Rasulullah.”
Mendengar jawaban para sahabat, Nabi saw lantas bersabda:
إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Artinya, “Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.” Kemudian Nabi menyebutkan, yaitu; kabut, dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Ya’juj Ma’juj, tiga gerhana: gerhana di timur, di barat, dan di jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.” (HR Muslim dalam Shahih Muslim)
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa di antara tanda-tanda dekatnya kiamat adalah munculnya kabut, keluarnya Dajjal, munculnya binatang Dabbah, keluarnya Ya’juj Ma’juj, turunnya Nabi Isa bin Maryam, terjadinya gerhana di timur, terjadinya gerhana di barat, terjadinya gerhana di jazirah Arab, dan api yang muncul dari Yaman, kemudian menggiring manusia ke tempat berkumpul.
Salah satu tanda kiamat yang kiranya asing dan terlihat samar dalam pikiran kita adalah tanda yang terakhir, yaitu api yang muncul dari Yaman, kemudian menggiring manusia ke tempat berkumpul. Lalu, apa sebenarnya maksud dari tanda tersebut?
Baca Juga
Kapan Hari Kiamat itu Tiba?
Dua Riwayat Mengenai Api yang Keluar Sebagai Tanda Kiamat
Sebelum membahas lebih dalam, sebenarnya ada dua riwayat yang disebutkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya, yang membahas keluarnya api sebagai tanda kiamat. Pertama, riwayat yang mengatakan api tersebut keluarnya dari Yaman seperti hadits di atas. Kemudian riwayat kedua, yaitu yang menyebut api tersebut keluarnya dari daerah ‘Adn:
وآخِرُ ذلك تخرجُ نارٌ من اليمَنِ مِن قَعرِ عَدَنٍ تَسوقُ النَّاسَ إلى المحشَرِ
Artinya: “Dan tanda yang terakhirnya adalah api yang keluar dari Yaman dari jurang ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat berkumpul.” (HR. Abu Daud)
Maksud Keluarnya Api Sebagai Tanda Kiamat
Imam an-Nawawi dalam kitab Syarah Muslim-nya menjelaskan bahwa maksud dari kedua api yang keluar ini, baik keluar dari Yaman ataupun dari daerah ‘Adn adalah api yang akan menggiring manusia pada waktu kiamat.
Lebih detail lagi, Imam an-Nawawi juga mengatakan bahwa api yang keluar dari ‘Adn berasal dari dasar jurang ‘Adn. Adapun ‘Adn sendiri, lanjut Imam an-Nawawi, adalah salah satu kota yang masyhur di Yaman. (Imam Nawawi, Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, [Daru Ihya’i Turats ‘Arabi], juz. 18, hal. 28)
Sementara itu, Imam Ibnu Katsir dalam kitab An-Nihayah fil Fitan wal Malahim menjelaskan bahwa api yang dimaksud ini adalah api yang akan menggiring manusia yang masih hidup di akhir zaman. Api tersebut menggiring mereka dari berbagai penjuru bumi menuju ke negeri Syam sebagai tempat pengumpulan saat kiamat. (Imam Ibnu Katsir, An-Nihayah fil Fitan wal Malahim, [Beirut: Darul Jil: 1988], jilid I, hal. 85).
Sebagai catatan, Syam sendiri adalah wilayah yang sekarang meliputi negara Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon.
Sementara itu, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari memberikan interpretasi berbeda mengenai maksud dari api yang akan keluar tersebut:
وَيَحْتَمِلُ أَنْ تَكُونَ النَّارُ فِي حَدِيثِ أَنَسٍ كِنَايَةٌ عَنِ الْفِتَنِ الْمُنْتَشِرَةِ الَّتِي أَثَارَتِ الشَّرَّ الْعَظِيمَ وَالْتَهَبَتْ كَمَا تَلْتَهِبُ النَّارُ وَكَانَ ابْتِدَاؤُهَا مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ حَتَّى خَرِبَ مُعْظَمُهُ وَانْحَشَرَ النَّاسُ مِنْ جِهَةِ الْمَشْرِقِ إِلَى الشَّامِ وَمِصْرَ وَهُمَا مِنْ جِهَةِ الْمَغْرِبِ كَمَا شوهد ذَلِك مرَارًا من الْمغل مِنْ عَهْدِ جَنْكِزْخَانْ وَمَنْ بَعْدَهُ وَالنَّارُ الَّتِي فِي الْحَدِيثِ الْآخَرِ عَلَى حَقِيقَتِهَا وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Artinya: “Kemungkinan api yang diungkapkan dalam hadits Anas ra. tersebut hanya merupakan kiasan (kinayah) atas fitnah yang menyebar serta menimbulkan banyak kejelekan dan menyala-nyala bagaikan nyala api. Fitnah tersebut permulaannya dari timur hingga membinasakan sebagian besar penduduknya. Manusia berkumpul dari arah timur sampai ke Syam dan Mesir, dan keduanya berada di arah barat, sebagaimana hal itu disaksikan beberapa kali dari zaman Jingis Khan dan orang-orang setelahnya. Adapun api yang diungkapkan dalam hadits Hudzaifah bin Asid dan Ibnu ‘Umar, maka api itu adalah api yang sebenarnya (yang akan keluar). Wallahu a'lam.” (Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fathul Bari, [Beirut: Darul Ma’rifah, 1379], jilid XI, hal. 379).
Jadi, menurut Imam Ibnu Hajar, yang dimaksud dari api berdasarkan riwayat dari Anas ra adalah kiasan dari fitnah yang akan menyebar, di mana permulaannya berasal dari timur hingga membinasakan sebagian besar penduduknya. Adapun api yang keluar berdasarkan riwayat dari Hudzaifah adalah api secara hakikat.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa maksud dari api yang keluar tersebut adalah api yang akan menggiring manusia yang masih hidup di akhir zaman. Api tersebut menggiring mereka dari berbagai penjuru bumi menuju ke negeri Syam sebagai tempat pengumpulan saat kiamat.
Selain itu, api tersebut juga dapat dimungkinkan hanya sebagai kiasan akan fitnah yang akan menyebar menjelang terjadinya kiamat.
Namun, meski demikian, penulis juga menegaskan bahwa tafsiran-tafsiran para ulama di atas masih bersifat debatable dan tidak definitif. Artinya, bentuk pastinya hanya Allah saja yang tahu. Sedangkan manusia hanya dapat memperkirakan sesuai tafsiran yang diyakininya saja. Wallahu a’lam.
Ustadz M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo, Jawa Tengah