Khutbah

Khutbah Nikah: Menikahlah demi Agama dan Kemaslahatan

Kamis, 10 April 2025 | 11:00 WIB

Khutbah Nikah: Menikahlah demi Agama dan Kemaslahatan

Ilustrasi cicin pernikahan. Sumber: Canva/NU Online.

Sebagaimana diketahui, pernikahan membawa tujuan mulia bagi agama. Selain itu, pernikahan juga membawa kemaslahatan bagi pasangan yang melakukannya. Hendaknya atas dasar inilah dua insan membangun pernikahan. Jika tidak, maka menikah biasanya hanya untuk kepentingan sesaat dan tujuan semu yang mudah tergoyahkan di pertengahan jalan.


Maka, khutbah nikah ini berjudul, “Menikahlah demi Agama dan Kemaslahatan.” Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah

اَلحْمَدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمًا كَثِيرًا،


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِينَ، أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَحَلَّ النِّكَاحَ وَنَدَبَ إِلَيْهِ وَحَرَّمَ السِّفَاحَ وَوَعَدَ بِالْعَذَابِ الْأَلِيمِ عَلَيْهِ، وَقَالَ تَعَالَى فِي تَحْرِيمِهِ: ﴿وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا﴾ وَقَالَ فِي آيَةٍ أُخْرَى: وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا


أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ، النِّكَاحُ سُنَّةُ الْأَنْبِيَاءِ وَشِعَارُ الْأَوْلِيَاءِ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِي فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي، تَزَوَّجُوا الْوَلُودَ الْوَدُودَ؛ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصِّيَامِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ»


Segenap hadirin dan tamu undangan yang berbahagia

Puji dan syukur yang tiada tara, marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Dzat yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada panutan alam, yakni Nabi Besar Muhammad SAW, nabi yang telah menuntun umatnya dengan sunah pernikahan.

 

Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada keluarga, para sahabat, para tabiin, hingga kepada kita selaku umatnya, termasuk dua calon mempelai yang akan melangsungkan akad pernikahan. Semoga dengan mengikuti salah satu sunahnya, kita semua diakui umatnya dan kelak mendapatkan syafaatnya. Amin ya mujibas sailin.


Dua calon mempelai yang berbahagia

Beberapa saat lagi, kalian berdua akan berikrar mengucap janji suci. Sejak hari ini, hubungan kalian akan terikat sepanjang hayat. Pergaulan kalian akan disahkan oleh syariat. Pergaulan kalian yang semula haram akan menjadi halal dan bernilai pahala di hadapan Allah. Di saat yang sama, status kalian akan berubah, dan tanggung jawab kalian juga akan bertambah.


Namun ingat, menikah adalah perjalanan dan ibadah panjang. Jika bekalnya kurang, bukan mustahil pernikahan bisa kandas di tengah jalan. Maka, sebelum kalian berlayar, tentukanlah arah dan tujuan utama dari pernikahan. Tujuan inilah yang akan membantu dan menentukan arah perjalanan kalian, terutama di saat menghadapi terpaan dan terjangan badai rumah tangga.


Lantas, apa tujuan utama pernikahan yang harus kalian gapai? Setidaknya ada dua tujuan utama, yaitu menjaga agama dan mencapai kemaslahatan bersama. Insya Allah, bila setiap pasangan yang menikah memahami dua tujuan ini, bangunan rumah tangganya akan kokoh dan mudah sekali mewujudkan kebahagiaan.


Tak hanya itu, keluarganya akan lebih istimewa, hidupnya akan lebih berkah, dan apa yang dilakukannya akan bernilai kebaikan. Kemudian, bagaimana mewujudkan dua tujuan mulia tersebut?


Pertama, kalian harus ingat bahwa setiap amal perbuatan bergantung pada niat. Begitu pun dalam pernikahan. Maka dari itu, bersihkanlah diri, tuluskanlah hati kalian. Luruskan niat. Menikahlah karena Allah. Sebab, dengan begitu, pernikahan kalian akan mendapat pertolongan-Nya. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah SAW:


مَنْ نَكَحَ لِلَّهِ وَأَنْكَحَ لِلَّهِ اسْتَحَقَّ وِلَايَةَ اللهِ


Artinya, “Siapa saja yang menikah karena Allah dan menikahkan karena Allah, maka ia berhak mendapat kasih sayang Allah,” (HR. Ahmad).

 

Walhasil, menikah adalah jalan meraih pertolongan dan ridha Allah. Dan itu terjadi karena menikah sendiri merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, sekaligus menjadi cara menjaga agama-Nya.


Jauh-jauh hari, Rasulullah SAW sudah menyatakan, siapa saja yang menikah, maka sejatinya ia telah menyempurnakan separuh agamanya.


إِذَا تَزَوَّجَ الرَّجُلُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّينِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي


Artinya, “Bila seorang lelaki menikah, maka sesungguhnya dia telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertakwalah kepada Allah dalam menyempurnakan sebagiannya lagi,” (HR. Al-Baihaqi).


Apa pun yang dilakukan pasangan suami-istri akan bernilai ibadah, termasuk bersenang-senang sekalipun. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh riwayat sahabat Abu Dzar Al-Ghifari. Disebutkan bahwa para sahabat pernah bertanya pada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, ketika salah seorang dari kami memenuhi syahwatnya, apakah di dalamnya terdapat pahala baginya?


Beliau menjawab:


أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَٰلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ


Artinya, “Bukankah seandainya menempatkan syahwat itu pada tempat yang haram, kalian mendapatkan dosa? Demikian halnya jika kalian menempatkannya pada tempat yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala,” (HR. Muslim).  


Maka, berbahagialah kalian karena sudah berada di jalan yang benar. Jalan yang insya Allah mengantarkan kalian kepada ridha-Nya. Dengan catatan, jalani pernikahan ini dengan sebaik-baiknya. Jangan keluar dari ketentuan Allah. Jangan jauh dari tujuan utama, yaitu menjaga agama Allah dan menyempurnakan agama-Nya.


Calon mempelai yang berbahagia

Kedua, menikahlah kalian demi kehormatan diri dan kemaslahatan. Niscaya pernikahan akan terasa lebih bermanfaat. Selain itu, memang perlu disadari bahwa menikah pada dasarnya adalah bentuk saling menolong dan saling menjaga diri di antara dua insan.


Maka, insya Allah, dengan menikah, diri kalian berdua akan lebih mulia dan terhormat, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah. Dengan menikah, kalian sedang meraih pertolongan Allah, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:


مَنْ تَزَوَّجَ يُرِيدُ الْعَفَافَ فَحَقَّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُ


Artinya, “Siapa saja yang menikah karena menjaga kesucian diri, maka pertolongan Allah akan datang kepadanya,” (HR. Ibnu Al-Mubarak).

 

Lantas, kemaslahatan apa saja yang didapatkan setelah menikah? Kemaslahatan yang diperoleh dari menikah mencakup berbagai aspek, mulai dari aspek spiritual, mental, kesehatan, ekonomi, sosial, hingga finansial.


Tentunya terlalu panjang jika diuraikan di sini. Namun, secara singkat dapat dicontohkan bahwa seorang yang sudah menikah, spiritualnya lebih baik, ibadahnya lebih khusyuk, kesehatannya lebih terjaga, mentalnya lebih kuat, ekonominya lebih stabil, sikapnya lebih percaya diri, dan finansialnya lebih mapan.


Sebaliknya, orang yang melajang, psikologisnya cenderung tidak stabil, etos kerjanya menurun, sikapnya mudah marah, perilakunya minder, bahkan relatif asosial. Ini menunjukkan jelasnya manfaat dan kemaslahatan menikah.


Itulah kado terindah dari Allah untuk kalian yang akan menjalani pernikahan. Semoga dengan menikah, ibadah kalian kian sempurna dan kebahagiaan senantiasa menghampiri kalian.  


بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ، اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ قَابِلِينَ لَهَا وَأَتْمِمْهَا عَلَيْنَا، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.