Bahtsul Masail

Pentingnya Shalat Istikharah untuk Memilih Capres dan Cawapres

Sel, 13 Februari 2024 | 11:00 WIB

Pentingnya Shalat Istikharah untuk Memilih Capres dan Cawapres

Ilustrasi: shalat - mahbib.

Assalamu’alaikum wr wb. Yang terhormat, redaksi Bahtsul Masail NU Online. Saya ingin bertanya, perlukah kita melaksanakan shalat Istikharah untuk memilih capres dan cawapres agar diberikan petunjuk pilihan yang terbaik? Terima kasih. (Hamba Allah).

 

Jawaban

Wa’alaikumussalam wr wb. Terima kasih atas pertanyaannya. Semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt sehingga mampu menjalankan syariat peribadatan dan juga aktivitas sehari-hari, juga dapat berpartisipasi dalam aktvitas demokrasi negara kita dalam menentukan pemimpin melalui pemilu tanggal 14 Februari nanti.

 

Jawaban kami terhadap penanya adalah betul dibolehkan dan diperlukan melakukan shalat istikharah apabila penanya masih memiliki keraguan dan kebimbingangan mana yang terbaik dari paslon yang ada. Bahkan Istikharah dapat dilakukan sejak saat ini agar hati menjadi lapang dalam menentukan pilihan.

 

Alasan shalat Istikharah dianjurkan dalam memilih paslon saat pemilu senada dengan tujuan dilaksanakannya shalat Istikharah, yaitu untuk meyakinkan diri atas pilihan yang terbaik. Syekh Muhammad Syatha Ad-Dimyathi mengatakan:
 

 

ويسن ركعتان للاستخارة، أي طلب الخير فيما يريد أن يفعله

 

Artinya, “Disunahkan shalat dua rakaat Istikharah, yaitu untuk meminta kebaikan pada sesuatu yang ingin dilakukan.” (Syekh Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anah ath-Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 1997], jilid I, halaman 297).

 

Selain itu, merujuk keterangan dalam I’anatut Thalibin, Syekh Bakri Syatha mengutip pernyataan dalam Ihya ‘Ulumiddin jika seseorang berada dalam kebimbangan maka disunahkan untuk melaksanakan shalat Istikharah

 

فمن هم بأمر وكان لا يدري عاقبته، ولا يعرف أن الخير في تركه أو في الاقدام عليه، فقد أمره رسول الله بأن يصلي ركعتين، يقرأ في الاولى فاتحة الكتاب وقل يا أيها الكافرون، وفي الثانية الفاتحة وقل هو الله أحد.

 

Artinya, “Siapapun yang memikirkan suatu perkara namun tidak mengetahui efeknya, tidak tahu apakah mana yang baik antara meninggalkan atau mengerjakannya, maka Rasulullah memerintahkan dia untuk shalat dua rakaat, pada rakaat pertama dia membaca Al-Fatihah kemudia surat Al-Kafirun, sedangkan pada rakaat kedua membaca Al-Fatihah kemudian surat Al-Ikhlas.” (Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, jilid I, halaman 297).

 

Shalat Istikharah untuk meyakinkan diri dalam memilih di antara beberapa paslon capres-cawapres termasuk perihal yang mubah. Shalat istikharah berlaku untuk perkara yang mubah, tidak dengan perkara yang wajib dan sunah ataupun haram dan makruh. Mengutip Al-Bujairami:
 

 

وَالِاسْتِخَارَةُ تَكُونُ فِي غَيْرِ الْوَاجِبِ وَالْمُسْتَحَبِّ فَلَا يُسْتَخَارُ فِي فِعْلِهِمَا ، وَالْحَرَامِ وَالْمَكْرُوهِ فَلَا يُسْتَخَارُ فِي تَرْكِهِمَا فَانْحَصَرَتْ فِي الْمُبَاحِ أَوْ الْمُسْتَحَبِّ إذَا تَعَارَضَ فِيهِ أَمْرَانِ أَيُّهُمَا يَبْدَأُ بِهِ أَوْ يَقْصُرُ عَلَيْهِ؟

 

Artinya, “Istikharah dilakukan pada perkara selain yang wajib dan sunah, maka tidak boleh iIstikarah untuk menentukan apakah wajib dan sunnah perlu dikerjakan atau tidak.  Istikharah tidak dilakukan perkara haram dan makruh, untuk menentukan apakah perlu ditinggalkan atau tidak, ia terbatas pada perkara mubah dan sunnah saja, ketika ada dua hal yang bertentangan, mana yang harus dimulai atau dibatasi pada hal itu saja?” (Al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, [Beirut, Darul Fikr: 1995], jilid I, halaman 428).

 

Kesimpulannya, pertanyaan penanya terkait perlu shalat Istikharah atau tidak dalam menentukan pilihan kepada salah satu paslon adalah iya, diperlukan. Terkhusus bagi calon pemilih yang masih dalam kebimbangan, sehingga Allah tunjukkan pada pilihan yang terbaik. Wallahu a'lam.

 

Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta