Amalan yang Menjadikan As-Syibli Dicium Keningnya oleh Rasulullah
NU Online ยท Senin, 28 Oktober 2019 | 05:15 WIB
Yazid Muttaqin
Kolomnis
Di dalam dunia tasawuf kita mengenal banyak tokoh sufi yang memiliki perjalanan hidup dan pengalaman rohani yang luar biasa. Salah satu di antara tokoh-tokoh sufi itu adalah Syekh Abu Bakr As-Syibli. Wali yang memiliki nama asli Dulaf bin Jahdar ini lahir dan hidup di Kota Baghdad selama 87 tahun. Meninggal dan dikuburkan di kota yang sama pada tahun 334 H.
ย
Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya Nashรขihul โIbรขd menuturkan sebuah cerita menarik tentang wali yang akrab dipanggil As-Syibli ini. Satu ketika As-Syibli datang menemui Ibnu Mujahid. Melihat ada seorang ulama besar yang datang Ibnu Mujahid segera bangun dan menyambut hangat kedatangan As-Syibli. Ia rangkul dan peluk sang tamu sembari mencium kening di antara kedua matanya.
ย
Melihat perlakuan yang dilakukan Ibnu Mujahid kepada As-Syibli ini seseorang bertanya, โMengapa engkau lakukan ini pada As-Syibli wahai Ibnu Mujahid?โ
ย
Atas pertanyaan ini Ibnu Mujahid menjawab, โKulakukan itu karena aku melihat di dalam mimpi Rasulullah melakukan hal serupa kepada As-Syibli.โ
ย
Kemudian Ibnu Mujahid bercerita, bahwa ia pernah bermimpi melihat As-Syibli datang menemui Rasulullah. Melihat kedatangan As-Syibli Rasulullah segera menyambut dengan memeluknya seraya mencium kening di antara kedua matanya. Melihat pemandangan itu Ibnu Mujahidโdi dalam mimpinyaโbertanya kepada Rasul, โMengapa engkau lakukan ini kepada As-Syibli wahai Rasulullah?โ
ย
Rasulullah menjawab, โYa, aku lakukan itu kepada As-Syibli karena ia tidak melakukan shalat fardhu kecuali setelahnya ia selalu membaca ayat laqad jรขakum Rasรปlun min anfusikum....(dua ayat terakhir dari surat At-Taubah). Kemudian setelahnya As-Syibli bershalawat dengan mengatakan shallallรขhu โalaika yรข Muhammad.โ
ย
Setelah mimpi itu Ibnu Mujahid bertemu dengan As-Syibli dan menanyakan bacaan apa yang selalu dibaca ketika selesai melakukan shalat fardhu. Dan ternyata As-Syibli menjawab bahwa ia selalu membaca ayat dan shalawat tersebut di atas setiap kali selesai shalat fardhu.
ย
ย
Yazid Muttaqin, santri alumni Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta, kini aktif sebagai penghulu di lingkungan Kan. Kemenag Kota Tegal
ย
Sumber: Muhammad Nawawi Al-Jawi, Nashรขihul โIbรขd. Jakarta: Darul Kutub Islamiyah, 2010.
ย
ย
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
5
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
6
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
Terkini
Lihat Semua