Ilmu Hadits

Keistimewaan Minum Susu Perspektif Hadits Nabi

Kamis, 11 Juli 2024 | 16:00 WIB

Keistimewaan Minum Susu Perspektif Hadits Nabi

Kajian hadits tentang keistimewaan minum susu (via wejdan.org).

Salah satu anjuran untuk dilakukan pada tanggal 1 Muharram adalah meminum susu. Tujuannya tidak lain agar selama satu tahun yang akan datang bisa menjadi tahun yang bersih sebagaimana layaknya susu, bersih dari segala perbuatan-perbuatan maksiat, bersih dari dosa-dosa, bersih dari sifat-sifat tercela dan yang lainnya.
 

Selain itu, susu dikenal kaya akan nutrisi penting seperti kalsium, protein, dan vitamin yang sangat baik untuk kesehatan tulang dan gigi. Meminum susu secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Karena itu, banyak orang-orang yang terbiasa meminum susu, sebab di dalamnya memang mengandung banyak kebaikan untuk kesehatan tubuh.

Lantas, apa saja sih keistimewaan susu jika dikaji menggunakan perspektif hadits Nabi Muhammad saw? Apakah ada memiliki keistimewaan tersendiri, atau bagaimana? 
 

Keistimewaan Minum Susu 

Susu selain memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan tubuh, juga merupakan salah satu minuman yang manfaatnya bisa menggantikan makan dan minum. Penjelasan ini bermula ketika sahabat Ibnu Abbas dan sahabat Khalid bin Walid hendak masuk ke dalam rumah Rasulullah saw, yang di dalamnya juga terdapat Sayyidah Maimunah bint Harits.
 

Kemudian Sayyidah Maimunah berkata kepada keduanya, “Maukah kalian saya kasih hadiah minuman berupa susu?” Keduanya menjawab, “Iya, mau, wahai Maimunah.”
 

Setelah itu diambillah sebuah wadah yang di dalamnya terdapat susu. Kemudian Rasulullah saw meminumnya terlebih dahulu, selanjutnya sahabat Abbas dan dilanjutkan oleh sahabat Khalid bin Walid juga ikut meminumnya. Setelah semuanya meminum susu yang diberikan Sayyidah Maimunah itu, Rasulullah saw bersabda:
 

لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ مَكَانَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ غَيْرَ اللَّبَنِ 
 

Artinya, “Tidak ada sesuatu apa pun yang bisa menggantikan makan dan minum selain susu.” (HR Ahmad dalam Musnad Ahmad).
 

Tidak hanya itu, Imam Abu Muhammad Abdullah bin Ja’far Al-Anshari (wafat 379 H), dalam kitabnya ketika menjelaskan tentang minuman-minuman yang disenangi oleh Rasulullah. Beliau mencatat bahwa susu adalah salah satu minuman yang paling disenangi oleh baginda Nabi. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, yaitu:
 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ أَحَبَّ الشَّرَابِ إِلىَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّبَنُ
 

Artinya, “Diceritakan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Sungguh minuman yang paling disenangi oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah susu.” (HR Abu Nuaim, Akhlakun Nabi wa Adabuh, [Darul Muslim: 1998], juz III, halaman 298).
 

Rasulullah senang meminum susu putih pada hakikatnya tidak hanya ditunjukkan di hadapan para sahabat saja. Bahkan ketika peristiwa Isra Mi’raj, beliau juga menunjukkan kesenangannya pada susu. Dalam kisahnya, Nabi Muhammad dinaikkan oleh Allah swt dari Masjidil Aqsa Palestina menuju Sidratul Muntaha, salah satu tempat yang tidak bisa dijangkau oleh para malaikat, jin dan makhluk lainnya selain Nabi Muhammad.
 

Di tempat itu, Rasulullah melihat empat sungai. Dua di antaranya sudah sangat jelas, yaitu sungai Nil dan sungai Furat (sekarang Eufrat), sedangkan yang kedua belum jelas, karena keduanya berada di dalam surga. Setelah Rasulullah melihat empat sungai itu, kemudian didatangkan kepadanya tiga gelas dengan isi yang berbeda, ada yang berisi susu, ada yang berisi madu, dan ada yang berisi khamar. Namun dari ketiganya itu, Nabi mengambil gelas yang berisikan susu, kemudian meminumnya.
 

فَأُتِيتُ بِثَلَاثَةِ أَقْدَاحٍ: قَدَح فِيهِ لَبَنٌ وَقَدَح فِيهِ عَسَلٌ وَقَدَح فِيهِ خَمْرٌ فَأَخَذْتُ الَّذِي فِيهِ اللَّبَنُ فَشَرِبْتُ فَقِيلَ لِي: أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ أَنْتَ وَأُمَّتُكَ
 

Artinya, “Maka didatangkan kepadaku tiga gelas: satu gelas berisikan susu, satu gelas berisikan madu; satu gelas berisikan khamar, kemudian aku mengambil gelas yang di dalamnya berisikan susu dan aku meminumnya. Maka dikatakan kepadaku: tercurahkan kepadamu kesucian dan umatmu.” (HR Al-Bukhari).
 

Dalam riwayat yang lain juga disebutkan, Rasulullah saw bersabda:
 

أُتِيَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ بِقَدَحَيْنِ مِنْ خَمْرٍ وَلَبَنٍ، فَنَظَرَ إِلَيْهمَا فَأَخَذَ اللَّبَنَ. فَقَالَ جِبْرِيْلُ: الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَاكَ لِلفِطْرَةِ لَوْ أخَذْتَ الخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ
 

Artinya, “Di hidangkan pada malam Isra dua gelas yang berisikan khamar dan susu, kemudian aku melihat keduanya dan mengambil gelas yang berisi susu. Maka Jibril berkata: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberimu petunjuk pada kesucian. Andaikan engkau memilih khamar, maka umatmu akan sesat.” (HR Muslim).
 

Merujuk penjelasan Imam An-Nawawi, ketika Rasulullah dihadapkan pada dua pilihan antara memilih susu dan khamar, Rasulullah diberi kebebasan untuk memilih masing-masing dari keduanya, namun masing-masing dari dua pilihan tersebut memiliki konsekuensi yang berbeda-beda pula. Akhirnya Allah memberikan ilham kepadanya untuk memilih susu. Tujuannya tidak selain agar manusia berada di jalan yang benar, yaitu dengan mendapatkan hidayah dan taufik dari Allah swt,
 

أَلْهَمَهُ اللهُ تَعَالىَ اخْتِيَارَ اللَّبَنَ، لِمَا أَرَادَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ مِنْ تَوْفِيْقِ هَذِهِ الْأُمَّةِ وَاللُّطْفِ بِهَا فَلِلّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ
 

Artinya, “Allah memberikan ilham kepada Nabi Muhammad agar memilih susu. Hal itu karena Allah swt menghendaki taufik kepada umat ini (umat Muhammad) dan kasih sayang kepadanya. Maka hanya bagi Allah segala puji dan anugerah.” (An-Nawawi, Syarhun Nawawi ‘alal Muslim, [Beirut: Darul Ihya at-Turats, 1392], juz XIII, halaman 181).
 

Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa susu selain menjadi minuman yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, juga memiliki makna dan simbol dalam Islam, yaitu sebagai arti kesucian dan hidayah. Rasulullah lebih memilih untuk meminum susu ketika ditawar antara susu dan khamar, untuk menjadi simbol bahwa umatnya akan terus berada di jalan hidayah dan taufik, selama masih berpegang teguh pada ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah.
 

Karena itu, tidak heran jika para ulama menganjurkan untuk meminumnya di hari-hari tertentu, seperti pada tanggal 1 Muharram misalnya, hal itu sebagai simbol untuk kebersihan dan kesucian. Dengan harapan, selama setahun yang akan datang akan menjadi tahun yang bersih dari segala perbuatan-perbuatan maksiat dan dosa.
 

Simpulan

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa susu memiliki banyak keistimewaan perspektif hadits Nabi Muhammad saw, yaitu di antaranya:

  1. susu menjadi minuman yang bisa menggantikan makanan dan minuman;
  2. susu adalah jenis minuman yang sangat disenangi oleh Rasulullah;
  3. susu menjadi minuman yang dipilih oleh Rasulullah dari minuman yang lain ketika sedang Isra Mi’raj; dan
  4. susu memiliki makna kesucian dan kebersihan.
 

Demikian penjelasan perihal keistimewaan susu perspektif hadits Nabi Muhammad. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bisshawab.
 


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.