Khutbah Jumat: Amalan Sederhana, Namun Bermanfaat Bagi Sesama
Rabu, 11 Desember 2024 | 14:00 WIB
Abdul Karim Malik
Kolomnis
Diam adalah perbuatan yang mengandung manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Meskipun sering dianggap sepele dan kurang berkontribusi, bahkan oleh sebagian orang dianggap tidak bermanfaat, kita seharusnya memahami betapa positifnya diam, terutama pada waktu dan tempat yang tepat. Jangan sampai, karena terlalu banyak berbicara, kita justru mendatangkan bahaya bagi diri kita dan orang lain.
Khutbah Jumat kali ini berjudul: “Amalan Sederhana, Namun Bermanfaat Bagi Sesama.” Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِينِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِينَ جَمِيعًا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُؤْمِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِينُهُ الْمُجْتَبَى وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَّةِ الْوَرَى. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللَّهِ اِتَّقُوا اللهَ حَيْثُ مَا كُنتُمْ وَأَتْبِعُوا السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقُوا النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Alhamdulillah, pada kesempatan Jumat yang mulia ini, kita masih diberikan rahmat, hidayah, dan inayah oleh Allah SWT. Dengan karunia-Nya, kita dapat melaksanakan ibadah shalat Jumat di masjid dalam keadaan sehat wal afiat. Semoga setiap langkah kita selalu dilindungi dan dimudahkan oleh-Nya.
Selanjutnya, dari mimbar yang mulia ini, saya ingin mengingatkan diri saya sendiri dan juga hadirin sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, kita akan mendapatkan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menjadi pribadi yang baik adalah harapan setiap orang. Lebih dari itu, menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain adalah impian setiap Muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama.” (Hadits riwayat Al-Quda'i dari Jabir bin Abdillah)
Menjadi baik tidaklah sulit, dan tidak memerlukan modal yang besar. Bahkan, diam pun bisa menjadi kebaikan dan manfaat bagi diri kita dan orang lain. Diam adalah salah satu amalan agung yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, kecuali mereka yang kuat keimanannya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau memilih untuk diam.” (Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini, kita bisa memahami bahwa bukan hanya berbicara yang baik yang diperintahkan, tetapi diam juga menjadi amalan yang dianjurkan. Oleh karena itu, sebagai umat Nabi Muhammad SAW, sudah sepatutnya kita lebih banyak diam daripada berbicara yang tidak bermanfaat, bahkan jika perkataan kita bisa menyakiti orang lain.
Dalam hadits ini juga, Rasulullah SAW juga menggantungkan kesempurnaan iman pada orang yang memilih diam daripada berbicara buruk. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan agar tidak terjerumus pada perkataan yang tidak baik.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Selain itu, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengingatkan kita tentang manfaat luar biasa dari diam. Beliau bersabda:
عَلَيْكَ بِطُوْلِ الصُّمْتِ، فَإِنَّهُ مُطَّرِدَةٌ لِلشَّيْطَانِ وَعَوْنٌ لَكَ عَلَى أَمْرِ دِيْنِكَ
Artinya, “Hendaklah engkau banyak diam, karena diam dapat mengusir syaitan dan membantu urusan agamamu.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits ini, ada dua manfaat besar dari diam. Pertama, diam dapat mengusir setan. Setan sangat suka terhadap orang yang banyak berbicara, karena mereka mudah terpeleset lidahnya. Terpelesetnya lidah bisa mendatangkan malapetaka bagi diri sendiri dan orang lain. Kita telah menyaksikan betapa banyak konflik dan permusuhan yang muncul hanya karena ucapan yang tidak terjaga.
Manfaat yang kedua adalah, diam membantu urusan agama kita. Dengan diam, kita dapat lebih fokus pada kesadaran spiritual dan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Ketika kita diam, kita lebih mudah mendekatkan diri kepada-Nya, mengurangi ego, serta menjadi lebih bijak dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadits, bahwa keselamatan seseorang sangat bergantung pada seberapa kuat ia menjaga lisannya. Beliau bersabda:
إِنَّكَ لَمْ تَزَلْ سَالِمًا مَا سَكَتَّ فَإِذَا تَكَلَّمْتَ كُتِبَ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ (رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ)
Artinya, “Sesungguhnya engkau senantiasa selamat selagi diam, namun jika engkau telah berbicara, maka ucapanmu akan bermanfaat bagimu atau membahayakanmu.” (Hadits riwayat Imam ath-Thabarani).
Bahkan diceritakan dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Hujjatul Islam Al-Ghazali, bahwa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA pernah meletakkan batu kerikil di mulutnya untuk menjaga agar beliau selalu diam. Beliau berkata:
هَذَا الَّذِي أَوْرَدَنِي المَوَارِدَ
Artinya, “Inilah lisan yang menjadi segala sumber bagiku.”
Maksud perkataan Abu Bakar di atas adalah anjuran bagi kita untuk mengekang lisan sekuat tenaga, karena ia merupakan faktor utama yang dapat membawa celaka baik di dunia maupun di akhirat.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Jangan sampai kita menjadi orang yang dijauhi oleh orang lain karena perkataan dan perbuatan kita yang buruk, keji, dan kotor. Kita telah diingatkan dengan keras oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ أَوْ وَدَعَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ
Artinya, “Sesungguhnya, termasuk manusia yang paling buruk adalah seseorang yang dijauhi oleh orang lain karena takut akan perkataan keji dan kotornya.” (Hadits riwayat Imam Bukhari)
Hadits ini menekankan betapa pentingnya menjaga lisan dan perilaku. Orang yang sering berbicara dengan kata-kata kasar, bohong, atau yang tidak baik, pada akhirnya akan kehilangan kepercayaan dari orang lain dan merusak hubungan dengan sesama. Oleh karena itu, marilah kita selalu berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, agar kita tidak menjadi orang yang menjauhkan diri dari kebaikan.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Diam adalah amalan yang tampak ringan, namun memiliki manfaat yang luar biasa. Meski terkesan sederhana, diam sebenarnya sangat berharga. Diam bukan berarti kita tidak berbicara sama sekali, tetapi berbicara pada waktu dan tempat yang tepat. Diam juga bukan tanda kelemahan, melainkan justru tanda kekuatan iman dan kesabaran.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan diam sebagai kunci keselamatan bagi diri kita, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan diam, kita bisa lebih menjaga diri dan menghindari perkataan yang bisa membawa keburukan. Diam memberi kita kesempatan untuk lebih banyak merenung, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga kita semua bisa menjaga lisan kita dengan baik, agar kita terhindar dari keburukan dan senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِنِ بْنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرَ الْعَالَمِينَ
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ اَللّٰهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Abdul Karim Malik, Pengurus LBM PCNU Kabupaten Bekasi dan Tenaga Pengajar Pondok Pesantren YAPINK Tambun-Bekasi
Terpopuler
1
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
2
Harlah Ke-102, PBNU Luncurkan Logo Kongres Pendidikan NU, Unduh di Sini
3
Badan Gizi Butuh Tambahan 100 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima MBG
4
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
5
LP Ma'arif NU Gelar Workshop Jelang Kongres Pendidikan NU 2025
6
Banjir Bandang Melanda Cirebon, Rendam Ratusan Rumah dan Menghanyutkan Mobil
Terkini
Lihat Semua