Azmi Abubakar
Kolomnis
Tujuan utama dari syariat adalah menjadikan manusia mencapai kebahagiaan. Untuk maksud itu, maqasidus syari’ah menerapkan lima prinsip umum (kuliyyatul khamsah), salah satunya adalah pemeliharaan akal (hifzul 'aqli). Seseorang yang menjaga akal dengan baik, maka ia juga menjaga agamanya dengan baik.
Akal memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menjaga kemuliaan manusia. Dengan akal manusia mendapatkan kemuliaannya, bahkan mengguguli makhluk Allah yang lain, sehiggga bersedia menjalankan amanah sebagai khalifah di muka bumi. Penjagaan terhadap akal membawa manusia dapat melaksanakan perannya sebagai khalifah di muka bumi. Dari sini manusia dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Segala puji dan syukur kita persembahkan kepada Allah atas segala karunia dan rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada kepada hamba hambanya. Salawat dan salam kita haturkan kepada Baginda Rasulullah saw. Sumber keteladanan, manusia yang paling mulia di muka bumi ini.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Akal merupakan perangkat kemuliaan yang Allah berikan kepada manusia. Dengan akal manusia dapat melaksanakan perannya sebagai khalifah di muka bumi sesuai perintah Allah . Ar-Ragib Al-Ashfahani menyebutkan dalam kitabnya Az-Zari’ah ila Makarimis Syari’ah:
الْعَقْلُ إِذَا أَشْرَقَ فِي الْإِنْسَانِ يَحْصُلُ عَنْهُ الْعِلْمُ وَالْمَعْرِفَةُ وَالدِّرَايَةُ وَالْحِكْمَةُ
Artinya: “Ketika akal bersinar dalam diri seseorang, maka ilmu, makrifah, pengetahuan, dan hikmah akan diperoleh darinya."
Karena itu, penggunaan akal yang baik menjadikan manusia dapat membangun peradaban dan menyebarkan kasih sayang di muka bumi. Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
Ibnu ‘Asyur dalam Tafsir At-Tanwir wat Tahrir memaknai ahsanit taqwim bukan hanya keindahan fisik semata, tetapi keindahan pikiran karena telah difungsikan dengan benar. Jika kita melihat makna akal, Al-Qur’an menyebut kata akal sebanyak 49 kali, di antaranya mengenai pembatasan wewenang membelanjakan harta walau milik seseorang yang tidak memiliki akal. Allah berfirman dalam Al-Quran, surat Al-Nisa' ayat 5:
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاۤءَ اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
Artinya: “Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)-mu yang Allah jadikan sebagai pokok kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian dari (hasil harta) itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Pengabaian terhadap akal dapat berpotensi mengantarkan seseorang tersiksa di dalam neraka. Dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 8, Allah mengecam kaum musyrik Makkah karena keengganan mereka menggunakan akal untuk memikirkan ciptaan Allah. Allah berfirman:
اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاۤئِ رَبِّهِمْ لَكٰفِرُوْنَ
Artinya: “Apakah mereka tidak berpikir tentang (kejadian) dirinya? Allah tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan benar dan waktu yang ditentukan. Sesungguhnya banyak di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.”
Salah satu kisah yang mengabaikan akal terjadi pada masa Jahiliyah. Kaum Jahiliyah sering menuduh seorang perempuan telah bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suaminya. Mereka juga terbiasa menuduh bapak dari seorang anak dengan dugaan tidak terbukti. Mereka menduga-duga ayah dari seorang anak dengan melihat dari kemiripannya dengan seseorang yang bukan ayahnya. Kerap kali mereka juga melihat seorang anak dari warna kulitnya yang tidak sama dengan warna kulit ayah dan ibunya.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sebagai makhluk yang mengemban amanah di muka bumi, maka manusia mesti menjaga akalnya dengan menjauhi benda benda yang dapat memberi efek buruk terhadapnya, seperti khamar, ganja, bir dan lain sebagainya.
Sebaliknya menjaga akal dilakukan dengan selalu mengonsumsi makanan yang bergizi yang dapat meningkatkan semangat ibadah sebagai bentuk penjagaan akal secara jasmani, dan terus
menuntut ilmu untuk menjaga kesehatan akal.
Selain itu penjagaan terhadap akal dapat terus dilakukan dengan meningkatkan amal ibadah kepada Allah.
Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat At-Tirmidzi:
عَنْ بِلَالٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ
Artinya: “Dari Bilal bahwa Rasulullah saw bersabda: "Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah hidangan orang-orang saleh sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan."
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Penjagaan terhadap akal pada akhirnya akan mengantarkan manusia menuju ke gerbang kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan Akal yang sehat manusia akan memiliki mental yang sehat, dapat memikirkan ciptaaan Allah swt, menyadari dirinya sebagai makhluk yang lemah, dan mengakui kekuasaan dan kekuatan Allah. Dengan akal manusia dapat menguasai hawa nafsunya agar tidak terjerumus pada larangan agama.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin menyebutkan:
السَّعَادَةُ كُلُّهَا فِي أَنْ يَمْلِكَ الرَّجُلُ نَفْسَهُ وَالشَّــقَــاوَةُ فِي أَنْ تَمْـلِـكَـــهُ نَفْـسُــــهُ
Artinya: “Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuiasai nafsunya.”
Dari sini manusia dapat terus beribadah serta memakmurkan bumi menunaikan peran sebagai khalifah di muka bumi. Dengan menjaga akalnya, manusia akan mampu berkasih sayang terhadap sesama, kepada hewan, dan lingkungannya.
Sebagai penutup, Khatib mengajak diri sendiri dan para jamaah sekalian untuk selalu menjaga kesehatan akal baik secara lahir maupun batin. Dengan menjaga akal manusia akan mencapai puncak peradabannya, membina kasih sayang terhadap sesama mulai dari keluarga tetangga dan masyarakat. Semoga Allah melimpahkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat kepada kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن
Ustadz Azmi Abubakar, Penyuluh Agama Islam Asal Aceh
Terpopuler
1
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
2
Harlah Ke-102, PBNU Luncurkan Logo Kongres Pendidikan NU, Unduh di Sini
3
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
4
Badan Gizi Butuh Tambahan 100 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima MBG
5
LP Ma'arif NU Gelar Workshop Jelang Kongres Pendidikan NU 2025
6
Banjir Bandang Melanda Cirebon, Rendam Ratusan Rumah dan Menghanyutkan Mobil
Terkini
Lihat Semua