Khutbah

Khutbah Jumat: Jaga Perdamaian, Raih Kesejahteraan dan Kemaslahatan

Rab, 8 November 2023 | 11:00 WIB

Khutbah Jumat: Jaga Perdamaian, Raih Kesejahteraan dan Kemaslahatan

Ilustrasi. (Foto: NU Online/Freepik)

Materi khutbah Jumat ini mengajak para jamaah untuk mengingat pentingnya perdamaian guna mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan dalam kehidupan. Saat kondisi damai, maka pembangunan lahir dan batin dapat dilakukan dengan baik sehingga akan membawa dampak kebaikan pula bagi semua. Sebaliknya, tanpa perdamaian, maka kesejahteraan akan sulit dicapai dan membawa dampak kesengsaraan bagi semua.

 

Teks khutbah Jumat ini berjudul: "Khutbah Jumat: Jaga Perdamaian, Raih Kesejahteraan dan Kemaslahatan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ  

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Alhamdulillah, kita berada di tengah-tengah nikmat yang begitu besar, yaitu nikmat dan anugerah perdamaian yang tak ternilai harganya. Sebagai hamba yang lemah, mari kita berusaha dan memohon agar Allah senantiasa menjaga dan memelihara perdamaian ini, serta menanamkan rasa syukur yang mendalam dalam hati kita.

 

Rasa syukur bisa kita perkuat dengan merenungkan betapa besar nikmat damai ini jika peperangan sudah bergejolak di sekitar kita. Namun syukur bukan hanya sebatas ungkapan hati dan lisan, melainkan juga tindakan nyata yang tercermin dalam perilaku kita sehari-hari dalam mewujudkan perdamaian di sekitar kita.

 

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing kita menuju jalan kebenaran. Ia adalah teladan utama dalam mewujudkan perdamaian dan mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga persatuan dan keselarasan. Shalawat kepada Nabi juga merupakan bentuk penghormatan kita kepada sosok yang tidak hanya membawa risalah ilahi, tetapi juga menjadi contoh teladan dalam menciptakan kehidupan yang penuh damai.

 

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita juga senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjauhi segala larangan-Nya dan melaksanakan segala perintah-Nya. Di antara ketakwaan dan kepatuhan kita kepada Allah adalah menjauhi perselisihan dengan menjauhi sumber-sumber konflik, mengedepankan dialog, saling memaafkan, dan membangun toleransi antar sesama. Allah berfirman:

 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ 

 

Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS: Ali ‘Imran: 159)

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada khutbah jumat kali ini, khatib akan menyampaikan khutbah Jumat berjudul: Jaga Perdamaian, Raih Kesejahteraan dan Kemaslahatan. Materi ini penting disampaikan untuk menjadi pengingat bagi kita semua betapa pentingnya suasana damai dalam mewujudkan pembangunan dan berdampak pada kesejahteraan dan kemaslahatan kita bersama. Perlu kita pahami bahwa pembangunan di negara kita bisa berjalan dengan baik sampai dengan saat ini, karena faktor suasana yang kondusif dan damai dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Dengan perdamaian, stabilitas dan keamanan bisa terjaga sehingga kita bisa fokus pada pembangunan di berbagai sektor kehidupan. Dengan kondisi aman dan damai juga akan meningkatkan kepercayaan bagi para investor untuk menanamkan modal mereka sehingga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan perdamaian, kita juga bisa meningkatkan pengembangan sumber daya manusia dengan baik berupa kesempatan lebar bagi setiap individu untuk dapat mengakses pendidikan tanpa gangguan.

 

Berbeda jika suasana dan kondisi perselisihan dan peperangan terus menghantui. Maka bisa dipastikan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan hanya menjadi impian. Rasulullah telah mengingatkan betapa pentingnya menjaga perdamaian ini, di antaranya dengan sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi:

 

أَلاَ أُخْبِركُمُ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّياَمِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: صَلاَحُ ذَاتِ البَيْنِ؛ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ البَيْنِ هِيَ الحَالِقَةُ

 

Artinya: “Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama daripada puasa, shalat dan sedekah ? Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasûlullâh.” Beliau bersabda, “Yaitu mendamaikan perselisihan diantara kamu, karena rusaknya perdamaian diantara kamu adalah pencukur atau perusak”.

 

Dalam hadits ini diungkapkan bahwa menjaga perdamaian bisa menjadi ibadah yang lebih utama daripada ibadah-ibadah penting dalam Islam seperti shalat dan sejenisnya. Hal ini benar adanya, karena tidak mungkin kita bisa menjalankan ibadah dengan baik dan tenang jika kita dikelilingi oleh suasana konflik peperangan. Untuk beribadah dengan baik dan tenang, maka kita dianjurkan untuk mewujudkan perdamaian terlebih dahulu. 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dari hal ini kita menyadari bahwa menjalankan ibadah kepada Allah swt, tidak cukup hanya dengan keimanan saja. Iman harus didukung dengan aman. Dengan hal ini kita bisa dengan khusyuk atau tenang beribadah. Contoh nyata bisa kita lihat di beberapa penjuru dunia yang saat ini sedang mengalami peperangan. Mereka kesulitan untuk hanya sekedar melaksanakan ibadah shalat saja. Untuk berangkat menunaikan ibadah shalat Jumat berjamaah di masjid seperti kita saja mereka seperti akan berangkat ke medan peperangan. Rasa was-was dan takut membayangi karena sewaktu-waktu bisa saja terjadi ledakan bom di sekelilingnya. 

 

Maka wajiblah bagi kita bersyukur, bisa beribadah dengan tenang dan anugerah perdamaian di negara kita ini harus dipertahankan sekuat tenaga. Dan perdamaian tentu tidak bisa diwujudkan oleh satu atau dua orang saja. Semua elemen masyarakat secara kolektif harus bahu membahu dan tenggang rasa dalam mewujudkannya di tengah perbedaan yang ada. Perbedaan-perbedaan sudah menjadi sunnatullah dalam kehidupan, jangan sampai menjadi pemicu konflik. Semua harus diselaraskan dengan saling memahami satu sama lain. Hal ini telah diingatkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13:

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

 

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Sebagai penutup khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk sama-sama menguatkan ikhtiar menjaga perdamaian agar terwujud kesejahteraan hidup dan kemaslahatan bersama. Mari sekuat tenaga, sesuai dengan kemampuan diri kita untuk menjadi pioner-pioner perdamaian. Mari kita bantu dan doakan juga saudara-saudara kita, khususnya yang ada di Palestina, agar peperangan segera usia dan mereka dianugerahi perdamaian sehingga bisa membangun kembali negaranya untuk mewujudkan kesejahteraan. Amin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

 

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً.

 

اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ. اَللّٰهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحِقٌ. اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِخْوَانَنَا اْلمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، خُصُوْصًا فيِ غَزَّةَ، وَاحْقِنْ دِمَائَهُمْ

 

رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ

 

عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung