Khutbah

Khutbah Jumat: Mempererat Silaturahim dalam Menyambut Ramadhan

Jum, 8 Maret 2024 | 07:30 WIB

Khutbah Jumat: Mempererat Silaturahim dalam Menyambut Ramadhan

Ilustrasi Khutbah Jumat Mempererat Silaturahim dalam Menyambut Ramadhan

Naskah Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Mempererat Silaturahim dalam Menyambut Ramadhan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I


اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ
 

فَيَآأَيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. وقال تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Alhamdulilah saat ini kita berada di akhir bulan Sya’ban, dan sebentar lagi kita menjumpai bulan yang  penuh berkah, ampunan, dan rahmat Allah, yaitu bulan suci Ramadhan. Bulan suci Ramadhan merupakan bulan dimana umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama sehari penuh, dengan meninggalkan suatu hal yang membatalkannya, seperti makan, minum, dan lainnya.
 

Tidak hanya itu, umat Islam juga diperintahkan untuk menjauhi hal-hal yang tercela, seperti menggunjing, menghasut, dan saling bermusuhan. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Al-Muwatha’nya. Nabi saw bersabda:
 

اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا: فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَجْهَلْ، فَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ، أَوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ

Artinya, "Puasa itu adalah perisai, jika salah satu dari kalian sedang berpuasa, maka jangan sampai berkata rafats (kotor) dan jangan pula bertingkah laku jahil (sombong, suka mengejek, atau bertengkar). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan "Aku sedang puasa, Aku sedang puasa." (HR Imam Malik). 
 

Imam Ibnu Asyur dalam kitab Kasyful Mughattha menjelaskan, puasa merupakan perisai dari berbagai marabahaya. Puasa menjadi tameng dari setiap bahaya yang akan menerpa. Puasa menjadi tameng dari melakukan perbuatan tercela, sebagai perisai dari nafsu yang hina agar kita menjadi bersih hatinya.
 

Karena itu, orang yang berpuasa dilarang berkata kotor, dilarang berbuat jahil, dilarang bersikap sombong, dan dilarang saling bermusuhan. Orang yang berpuasa dilarang bermusuhan, dengan tujuan agar puasanya berkah dan sempurna, naik derajatnya menjadi manusia yang memiliki perilaku malaikat, dan bertakwa kepada Allah. 
 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Menjadi jelas, ibadah puasa mengajarkan kepada kita untuk menjauhi permusuhan. Untuk menghentikan permusuhan, mari kita sambut bulan suci Ramadhan dengan mempererat silaturrahim, menguatkan jalinan persaudaraan. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitabnya Shahihul Bukhari:  
 

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ ‌فَلْيَصِلْ ‌رَحِمَهُ
 

Artinnya, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturrahminya." (HR Al-Bukhari).
 

Imam Alauddin Ali dalam kitabnya Tafsir Al-Khazin menjelaskan, silaturrahim adalah berbuat baik kepada keluarga dan kerabat, agar keluarga saling akrab dan saling menyayangi antara satu dengan yang lainnya. Silaturrahim ini penting, orang yang sering silaturrahim, akan ditambahkan umurnya dan diluaskan rezekinya. 
 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Dalam mengamalkan ajaran Nabi dalam bersilaturrahim, menjelang datangnya bulan Ramadhan, sebagian masyarakat ada yang memiliki tradisi silaturrahim, yang biasa disebut dengan sadranan atau ruwahan, yaitu dengan mengundang keluarga, tetangga, mengumpulkan jama’ah, baik di rumah, mushalla, maupun masjid untuk merekatkan persaudaraan, memanjatkan doa bersama kepada leluhur, membaca tahlil, yasin, mendengarkan pengajian, dan berziarah ke makam orang tua dan leluhur.
 

Tradisi ini sangat baik karena menguatkan jalinan tali silaturrahim, mempererat persaudaraan, berbakti kepada orang tua, saling guyup rukun, saling membantu satu dengan yang lain, saling menyapa, dan tumbuhlah kerukunan, persatuan dan persaudaraan.  
 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Mengapa kita perlu melakukan silaturrahim? Karena kebersamaan adalah rahmat dan perpecahan adalah azab, sebagaimana petikan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya Musnad Ahmad yang berbunyi:
 

‌وَالْجَمَاعَةُ ‌رَحْمَةٌ، ‌وَالْفُرْقَةُ ‌عَذَابٌ
 

Artinya, "Kebersamaan adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah azab."
 

Syekh Abdurrauf Al-Munawi dalam kitabnya Faidhul Qadir menjelaskan, kebersamaan akan menghantarkan pada rahmat dan kasih sayang Allah swt. Kebersamaan menunjukkan citra Islam yang elegan, kerukunan, akhlak terpuji, ketakwaan, kebaikan dan menjunjung derajat kebaikan pendahulu.
 

Sebaliknya perpecahan dan permusuhan akan menghantarkan kepada azab Allah, karena mudah bagi setan untuk menebarkan kebencian, permusuhan dan menghantarkannya pada siksa neraka. Orang yang memutuskan tali silaturrahim, memutuskan jalinan persaudaraan, menebarkan permusuhan, tidak akan dapat merasakan surga Allah swt, sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim. Nabi saw bersabda: 
 

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ ‌قَاطِعُ رَحِمٍ
 

Artinya, "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali persaudaraan." (HR. Muslim).
 

Bulan Ramadhan sudah ada di depan kita, mari kita sambut bulan suci ini dengan merekatkan tali persaudaraan, menjalin kebersamaan, dan menghentikan permusuhan. Agar kehidupan kita semakin berkah dan selalu mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah swt. Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat Allah bagi kita semua. Semoga kita semua mendapatkan ampunan dan ridha dari Allah swt. Amin Ya Rabbal ’alamiin.
 

جَعَلَنَا اللهُ وَإيَّاكُمْ مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ،  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
 

 

Khutbah II
 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
 

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


 

Dr Rustam Ibrahim, Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta.