Khutbah

Khutbah Jumat: Rabiul Akhir dan Kepedulian pada Alam Sekitar

Kam, 26 Oktober 2023 | 22:00 WIB

Khutbah Jumat: Rabiul Akhir dan Kepedulian pada Alam Sekitar

Ilustrasi menjaga alam. (Foto: NU Online/Freepik)

Khutbah Jumat ini mengingatkan kita semua untuk menjaga alam lingkungan sekitar demi terwujudnya kemaslahatan bersama. Sebagai makhluk yang diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, manusia harus menjaga keberlangsungan bumi agar bisa lestari dan menjadi tempat yang asri bagi anak cucu nanti.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul, “Khutbah Jumat: Rabiul Akhir dan Kepedulian pada Alam Sekitar”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ 
 
 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan mulia ini marilah kita bersama-sama mengucapkan puji syukur kepada Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan nikmat kehidupan ini kepada kita semua. Kita berdiri di tengah-tengah anugerah-Nya, yang menciptakan alam ini dengan segala keindahannya. Allah swt telah melimpahkan kepada kita rezeki yang melimpah ruah, baik berupa udara yang kita hirup, air yang kita minum, atau tanah yang kita pijak. Sungguh, setiap detik kehidupan ini adalah rahmat-Nya yang patut kita syukuri.

 

Mari kita juga tingkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad saw, utusan Allah yang telah membawa petunjuk hidup bagi umat manusia. Salah satu ajaran yang beliau sampaikan adalah tentang pentingnya merawat alam ini dengan baik. Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk menjadi khalifah di bumi, pemelihara yang bertanggung jawab terhadap segala makhluk hidup dan alam sekitar. Mari kita sampaikan shalawat kepada beliau sebagai wujud rasa cinta kita kepada beliau, dan sebagai pengingat akan tugas kita untuk menjaga kelestarian alam.

 

Tak lupa karena memang sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan khatib, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Salah satu bentuk takwa dan ibadah kepada-Nya adalah dengan menjaga lingkungan. Allah menciptakan alam ini dengan seimbang, dan tugas kita adalah menjaganya agar tetap seimbang. Menguras sumber daya alam tanpa memikirkan dampaknya atau merusak lingkungan adalah bentuk ketidaktaqwaan kepada Allah. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga lingkungan, mengurangi limbah, dan berupaya menggunakan sumber daya alam secara bijak.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan ini, khatib akan menyampaikan materi khutbah berjudul: Rabiul Akhir dan Kepedulian pada Alam Sekitar. Dasar khatib mengangkat tema ini adalah keberadaan kita saat ini yang sudah berada pada bulan Rabiul Akhir yang merupakan bulan keempat dalam kalender Hijriah. Lalu apa hubungan Rabiul Akhir dengan menjaga alam sekitar? Hal ini tidak terlepas dari makna Rabiul Akhir itu sendiri yang memiliki kaitan erat dengan peristiwa alam.

 

Rabiul Akhir memuat kata Rabi’ yang di Jazirah Arab merupakan musim keempat. Maksud Rabi’ sendiri berarti musim semi. Di musim inilah, tumbuh-tumbuhan kembali menghijau dan subur, serta berbuah lebat. Musim ini umumnya berlangsung selama dua bulan sehingga kita mengenal istilah Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir.

 

Dari hal ini, maka kita bisa menarik hikmah penting bahwa bulan Rabiul Akhir bisa kita jadikan momentum tepat untuk kembali merenungi kondisi alam sekitar dan menguatkan komitmen kita untuk terus menjaganya agar tetap asri dan membawa kemaslahatan bagi semua. Kita harus menguatkan tekad untuk tidak merusak lingkungan yang telah Allah tata dan anugerahkan kepada kita. Peringatan untuk menghindari kerusakan alam termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 56:

 

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ 

 

Artinya: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Komitmen untuk menjaga lingkungan ini seharusnya semakin kuat ketika kita melihat kondisi lingkungan di tanah air kita saat ini sedang diterpa oleh musim kekeringan yang cukup panjang. Kita bisa lihat dan rasakan bersama bagaimana pasokan atau debit air semakin menurun, pohon-pohon mengering dan mati, tanah kering kerontang tak bisa ditanami, dan berbagai dampak kekeringan lainnya yang memunculkan kesulitan-kesulitan dalam kehidupan manusia.

 

Saat ini kita rasakan betapa berharganya air hujan. Di berbagai daerah sudah banyak yang menggelar shalat istisqa sebagai upaya langit agar Allah swt menurunkan hujan rahmat-Nya ke bumi. Semua ini merupakan wujud harapan yang sangat tinggi akan hadirnya hujan yang akan kembali menumbuhkan flora dan fauna yang ada di sekitar kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang bisa menjadi renungan kita semua:

 

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ 

 

Artinya: "Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk (banyak). Dari mayang kurma (mengurai) tangkai-tangkai yang menjuntai. (Kami menumbuhkan) kebun-kebun anggur. (Kami menumbuhkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman." (QS Al-Anam: 99)

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Terkait dengan menjaga dan melakukan konservasi alam ini, Rasulullah sendiri telah memberi contoh nyata dengan membuat kawasan khusus yang dilindungi bernama Hima. Kawasan Hima adalah cagar alam di mana ada larangan merusaknya termasuk larangan menggembala onta dan kambing di dalamnya. Pada masa itu Nabi memerintahkan para sahabat untuk menjaga Kawasan Hima di sekitar Madinah guna melindungi lembah, padang rumput, dan tumbuhan yang ada di dalamnya. 

 

Kawasan ini tidaklah dimiliki oleh perorangan melainkan milik umum sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

 

 لاَ حِمَى إِلاَّ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ 

 

Artinya: “Tidak ada hima’ kecuali milik Allah dan rasul-Nya.” 

 

Rasulullah pun menyebut bahwa Kawasan Hima yang di dalamnya dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan vegetasi sebagai daerah atau tempat tinggal yang paling menyenangkan jika saja tidak banyak ular di dalamnya. Ini pun menggambarkan bahwa daerah hijau penuh dengan tumbuh-tumbuhan menjadi idaman untuk menjadi tempat tinggal di tengah gersangnya kawasan jazirah Arab. Sehingga sudah sepatutnya kita bangsa Indonesia yang tinggal di daerah tropis dan dianugerahi dengan kesejukan udara serta banyak pepohonan untuk senantiasa bersyukur dengan menjaga alam ini.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Sebagai kesimpulan dari khutbah ini, maka mari kita perkuat komitmen kita dalam menjaga alam sebagai wujud syukur atas keberadaan bumi ini dan mari kita menghindari tindakan-tindakan yang dapat merusak alam mulai dari hal yang kecil seperti membuang sampah sembarangan. Terlebih di bulan Rabiul Akhir yang menjadi momentum tepat untuk merawat kelestarian alam.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

 

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung