Khutbah

Khutbah Jumat: Rasulullah Pelindung Kaum Perempuan dan Anak-anak

Kam, 28 September 2023 | 21:00 WIB

Khutbah Jumat: Rasulullah Pelindung Kaum Perempuan dan Anak-anak

Foto ilustrasi (NU Online/Freepik)

Kasus kekerasan akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Sebagian besar korbannya adalah anak-anak dan perempuan yang berusia di bawah umur. Berpijak dari situ, Rasulullah merupakan teladan dalam hal perlindungan terhadap kaum perempuan dan anak. Sudah seharusnya umat Islam kembali mengambil spirit dari keteladanan hidup Rasulullah, melindungi kaum perempuan dan anak. 


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Khutbah Jumat: Rasulullah Pelindung Kaum Perempuan dan Anak-anak”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!



Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا


Kaum muslimin yang dimuliakan Allah swt,

Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan sekaligus keimanan kepada Allah Swt. Wujud ketaqwaan adalah menguatkan dan melakukan komitmen untuk menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apapun yang dilarang oleh Allah Swt.


Kaum muslimin yang dimuliakan Allah swt,

Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagaimana diberitakan di media terus meningkat. Realita ini patut menjadi cambuk kepada kita semua.


Fakta-fakta kekerasan ini jelas berseberangan dengan semangat dinul Islam dan keteladanan Rasulullah saw, di mana Islam sedari awal telah melakukan tindakan preventif dalam rangka melindungi kehormatan perempuan dan anak. Tindakan tersebut dapat dilihat melalui Hadits Nabi: 


مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ


Artinya: "Perintahlah anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) saat mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur di antara mereka” (HR Abu Daud).


Hadits ini cukup menjelaskan kepada kita bagaimana Islam mengatur sedini mungkin agar disorientasi dan celah adanya kekerasan dapat bisa dihindari sejak dini.. 


Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:

ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ


Artinya:  "Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi".” (QS. An-Nur: 33). 


Dan firman Allah: 


وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا


Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).


Di dalam ayat ini, Allah SWT melarang seorang hamba melakukan perbuatan mendekati zina. Selanjutnya syariat memerintahkan menahan pandangan bagi muslimin dan muslimat serta perintah menutup aurat.


Diriwayatkan bahwa pernah seseorang menanyakan kepada Rasul: "Izinkan aku berzina ya Rasul", Rasul memberi jawaban analisa, dengan melempar pertanyaan kepada penanya, "Bagaimana jika ibumu dizinahi?" Dari sini dapat di pahami bahwa Rasul mengajarkan cara berpikir kita menghormati hak insan, keharaman pemerkosaan. Bukankah kemudian pada khutbah haji wada, Rasul juga turut menasihati tentang  kehormatan perempuan, dan perlindungan kepada perempuan.


Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah Swt,  

Kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak telah menjurus kepada kekerasan seksual. Merujuk kepada pengertiannya, kekerasan seksual disebut  “at-taharrusy al-jinsi”. Secara bahasa at-taharrusy berarti menggelorakan permusuhan (at-tahyiij), berbuat kerusakan (al-ifsad), dan menimbulkan kerusakan, kebencian dan permusuhan (al-igra’). Secara istilah diartikan sebagai ungkapan dan tindakan seksual yang digunakan untuk menyerang dan mengganggu pihak lain. Al-Qur'an secara tegas melarang pelecehan seksual baik fisik maupun non fisik.  


Al-Qur'an menyebut pelecehan seksual baik fisik maupun non fisik sebagai ar-rafast dan fakhisyah. Menurut ahli tafsir, ar-rafast adalah al-ifhasy li al-mar’ah fi al-kalam atau ungkapan-ungkapan keji terhadap perempuan yang menjurus kepada seksualitas.


Dari sini, kekerasan terhadap perempuan dan anak akan berakibat panjang, di samping masalah kesehatan di kemudian hari, juga berkaitan dengan trauma berkepanjangan, bahkan hingga dewasa. Dampak trauma akibat kekerasan yang dialami oleh anak-anak antara lain, pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa, trauma secara seksual, merasa tidak berdaya dan stigma.


Kiranya dibutuhkan pendampingan terhadap korban secara serius, baik dari sisi perlindungan hukum maupun dalam penyelesaian masalah-masalah kejiwaan dan trauma yang dialami anak-anak dan perempuan korban kekerasan seksual. Sekali lagi tindakan preventif sangatlah penting agar di masa depan kasus ini tidak terulang lagi. 


Kaum muslimin yang di muliakan Allah, Swt.

Rasulullah menginginkan keselamatan kepada umat, agar bahagia di dunia dan akhirat. Cukuplah kasus umat-umat terdahulu dengan segala kemaksiatannya menjadi ibrah kepada kita. Bahwa kita tidak akan menuai keberkahan selama maksiat merajalela.


Kaum muslimin yang dimuliakan Allah.

Rasullah telah memberi keteladanan untuk memuliakan kaum perempuan dan menyayangi anak-anak. Rasulullah telah menghapus segala kekerasan jahiliyah terhadap anak dan perempuan. Pesan Rasulullah dalam khutbah haji wada’ mempertegas kembali bahwa Islam hadir untuk memberikan kasih sayang di muka bumi (rahmah lil alamin) Harapannya kasus kekerasan ini berkurang dan hilang di tahun-tahun mendatang. Amin ya Rabbal Alamin. 


Khutbah II 

 
 اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ   أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ  

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن.


Azmi Abubakar, Penyuluh Agama Asal Aceh