Khutbah Jumat: Teladan Sikap Rasulullah pada Penyandang Disabilitas
Rabu, 4 Desember 2024 | 20:00 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi martabat setiap manusia tanpa memandang kondisi fisik atau status sosial. Salah satu contoh terbaik dari ajaran ini adalah sikap Rasulullah SAW terhadap penyandang disabilitas. Beliau sangat menghormati dan menghargai para penyandang disabilitas dengan berbagai peran penting yang diberikan Rasulullah kepada mereka.
Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Teladan Sikap Rasulullah pada Penyandang Disabilitas” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ عَمّٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ اَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَّفَاتِحَهٗٓ اَوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةًۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Segala puji bagi Allah swt yang telah menciptakan kita dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Semua itu merupakan ujian bagi kita apakah bisa memaksimalkan kelebihan dan tidak menyerah pada kekurangan sekaligus sebagai peringatan untuk saling melengkapi dan menghormati pada sesama.
Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw, suri teladan terbaik yang senantiasa menunjukkan kasih sayang dan penghormatan kepada setiap makhluk Allah, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau disabilitas. Beliaulah sosok Nabi yang tidak membeda-bedakan antara yang memiliki kelengkapan fisik dan keterbatasan fisik.
Contoh nyatanya bisa kita ketahui dari hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud:
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَخْلَفَ ابْنَ أُمِّ مَكْتُومٍ يَؤُمُّ النَّاسَ وَهُوَ أَعْمَى
Artinya: “Dari Anas, bahwasanya Nabi saw pernah menyuruh Ibnu Ummi Maktum menggantikan beliau untuk mengimami manusia sedangkan dia adalah orang yang tunanetra.” (HR Abu Dawud).
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah tidak membeda-bedakan orang yang memiliki keterbatasan fisik di mana Rasulullah memilih Ibnu Ummi Maktum untuk menggantikan beliau menjadi imam dalam shalat berjamaah.
Terkait dengan hal ini, Imam Al-Qurthubi juga menyatakan bahwa penyandang disabilitas bisa menjadi imam selama mengetahui tata cara shalat yang telah ditentukan oleh syariat:
وَلَا بَأْسَ بِإِمَامَةِ الْأَعْمَى وَالْأَعْرَجِ وَالْأَشَلِّ وَالْأَقْطَعِ وَالْخَصِيِّ وَالْعَبْدِ إِذَا كَانَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَ عَالِمًا بِالصَّلَاةِ
Artinya: “Tunanetra, orang pincang, orang lumpuh, orang yang terputus tangannya, orang yang dikebiri, dan hamba sahaya tidak mengapa menjadi imam shalat bila masing-masing dari mereka mengetahui tata cara shalat.”
Hal ini menjadi bukti nyata pengakuan Islam atas peran para penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial kemasyarakatan bahkan dalam peribadahan.
Bukan hanya dalam hadits, dalam Al-Qur’an pun terdapat firman Allah swt yang memiliki keberpihakan terhadap penyandang disabilitas. Hal ini termaktub dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 61:
لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا مِنْ بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ
Artinya: “Tidak ada halangan bagi tunanetra, tunadaksa, orang sakit, dan kalian semua untuk makan bersama dari rumah kalian, rumah bapak kalian atau rumah ibu kalian”.
Dalam Tafsir Ayatul Ahkam, Syekh Ali As-Shabuni menjelaskan bahwa manusia tidak boleh bersikap sombong dan merendahkan para penyandang disabilitas. Allah mengingatkan bahwa tidak ada dosa bagi para penyandang disabilitas seperti tunanetra, pincang, dan sakit untuk makan bersama orang-orang yang sehat dan normal. Kita diperintahkan untuk menyayangi dan menghargai mereka dan tidak membeda-bedakan. Islam mengecam sikap dan tindakan diskriminatif terhadap para penyandang disabilitas apalagi didasari dengan sikap meremehkan dan sombong.
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Dari penjelasan ini kita bisa memahami bagaimana Islam memposisikan para penyandang disabilitas. Oleh karena itu kita harus bisa mencontoh Rasulullah dan melakukan beberapa cara untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki para penyandang disabilitas.
Di antaranya adalah senantiasa menghormati martabat mereka. Jangan pernah meremehkan atau mempermalukan mereka karena keterbatasan fisiknya. Rasulullah selalu menunjukkan empati dan menghargai mereka sebagai manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Kita juga harus memberikan dukungan dan aksesibilitas. Kita perlu membantu mereka untuk mendapatkan fasilitas yang memadai agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik, termasuk dalam ibadah, pendidikan, dan juga peran-peran lainnya. Penting juga bagi kita untuk mengenali potensi mereka. Jangan melihat mereka dari keterbatasannya saja, tetapi lihatlah kemampuan yang mereka miliki.
Seperti Rasulullah yang menunjuk Ummi Maktum sebagai muazin selain pernah juga menjadi imam shalat jamaah. Hal ini termuat dalam hadits dari Aisyah yang termaktub dalam Kitab Adz-Dzahabi Siyar A’lam An Nubala:
قَالَتْ عَائِشَةُ: كَانَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ مُؤَذِّناً لِرَسُوْلِ اللهِ -صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَهُوَ أَعْمَى
Artinya: ”Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: “Abdullah bin Ummi Maktum adalah muazin Rasulullah saw, meskipun ia seorang tunanetra.”
Dan yang terpenting, kita tidak boleh melakukan diskriminasi pada mereka. Kita harus memperlakukan mereka dengan adil dan sejajar. Islam tidak membedakan derajat manusia berdasarkan kondisi fisiknya. Rasulullah bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَكُونُ لَهُ الدَّرَجَةُ عِنْدَ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ مَا يَبْلُغُهَا بِعَمَلِهِ حَتَّى يَبْتَلِيَهُ اللّٰهُ فِي جَسَدِهِ فَيَبْلُغُهَا بِذَلِكَ الْبَلَاءِ
Artinya: “Sungguh seseorang niscaya punya suatu derajat di sisi Allah yang tidak akan dicapainya dengan amal, sampai ia diuji dengan cobaan di badannya, lalu dengan ujian itu ia mencapai derajat tersebut” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Hadits ini memberi pemahaman bahwa di balik keterbatasan fisik terdapat derajat yang mulia di sisi Allah SWT. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menjadikan keterbatasan tersebut sebagai kekurangan, tapi justru sebagai tangga bagi ketercapaian derajat yang tinggi.
Senada dengan hal ini, Rasulullah saw bersabda:
يَقُولُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ أَذْهَبْتُ حَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ وَاحْتَسَبَ لَمْ أَرْضَ لَهُ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ
Artinya: “Allah berfirman, “Siapa yang aku hilangkan kedua penglihatannya, kemudian dia bersabar dan meminta pahala, maka aku tidak rela kalau dia mendapat pahala selain surga.” (HR Turmudi)
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Demikian khutbah Jumat kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga para penyandang disabilitas senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah swt dan mampu menjalani hidup dengan baik dan mari kita wujudkan harapan mereka.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِنِ بْنِ عَبْدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِينَ . اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَا خَاصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ العَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا انْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
H. Muhammad Faizin, Sektretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Terpopuler
1
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
2
Harlah Ke-102, PBNU Luncurkan Logo Kongres Pendidikan NU, Unduh di Sini
3
Badan Gizi Butuh Tambahan 100 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima MBG
4
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
5
LP Ma'arif NU Gelar Workshop Jelang Kongres Pendidikan NU 2025
6
Banjir Bandang Melanda Cirebon, Rendam Ratusan Rumah dan Menghanyutkan Mobil
Terkini
Lihat Semua