Khutbah

Khutbah Jumat: Tiga Macam Bentuk Sabar

NU Online  ยท  Kamis, 10 Desember 2020 | 12:00 WIB

Khutbah Jumat: Tiga Macam Bentuk Sabar

Ilustrasi naskah khutbah Jumat tentang sabar.

Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang sabar dan jenis-jenisnya. Para pendengar khutbah Jumat diharapkan memahami tentang kesabaran sebagai akhlak para utusan Allah yang mesti diteladani.

ย 

Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat bahwa sabar tak hanya dibutuhkan saat terjadi musibah tapi juga dalam memenuhi ketaatan: menjalankan perintah dan menjauhi larangan.

ย 

Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang "Tiga Macam Bentuk Sabar". Semoga bermanfaat! (Redaksi)



Khutbah I

ย 

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏู ุฃูŽุฒูŽู„ู‹ุง ูˆูŽุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง ุจูู„ูŽุง ู…ูŽูƒูŽุงู†ูุŒ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฃูŽุชูŽู…ู‘ูŽุงู†ู ุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ู…ูŽู„ูŽุงู†ูุŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุณูŽูŠูู‘ุฏู ูˆูŽู„ูŽุฏู ุนูŽุฏู’ู†ูŽุงู†ูŽุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ู„ูŽุง ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู.

ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู‘ู ุงู„ู’ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฆูู„ู ูููŠู’ ู…ูุญู’ูƒูŽู…ู ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู: ุณูŽู„ูŽู€ูฐู…ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู… ุจูู…ูŽุง ุตูŽุจูŽุฑู’ุชูู…ู’ ููŽู†ูุนู’ู…ูŽ ุนูู‚ู’ุจูŽู‰ูฐ ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฑู (ุงู„ุฑุนุฏ: ูขูค)

ย 

Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa taโ€™ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

ย 

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

ย 

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan di lebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qurโ€™an. Di antaranya adalah firman Allah taโ€™ala:

ย 

ูˆูŽู„ูŽู†ูŽุฌู’ุฒููŠูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุตูŽุจูŽุฑููˆุง ุฃูŽุฌู’ุฑูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆู’ุง ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ (ุงู„ู†ุญู„: ูฉูฆ)

ย 

Maknanya: โ€œ... Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakanโ€ (QS an-Nahl: 96).

ย 

Juga firman Allah taโ€™ala:

ย 

ุณูŽู„ูŽู€ูฐู…ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู… ุจูู…ูŽุง ุตูŽุจูŽุฑู’ุชูู…ู’ ููŽู†ูุนู’ู…ูŽ ุนูู‚ู’ุจูŽู‰ูฐ ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฑู (ุงู„ุฑุนุฏ: ูขูค)

ย 

Maknanya: โ€œSelamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan ituโ€ (QS ar-Raโ€™d: 24).

ย 

Hadirin rahimakumullah,

Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu:

ย 

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan.

ย 

Pada pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudhu. Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh. Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridha Allah taโ€™ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah taโ€™ala.

ย 

Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan.

ย 

Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka pahalanya sangat agung. Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu kesunnahan. Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat shalat sunnah. Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan-akan ia adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. Dan perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan.

ย 

Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa.

ย 

Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya.

ย 

Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:

ย 

ู…ูŽุง ูŠูุตููŠู’ุจู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽ ู…ูู†ู’ ู†ูŽุตูŽุจู ูˆูŽู„ูŽุง ูˆูŽุตูŽุจู ูˆูŽู„ูŽุง ู‡ูŽู…ูู‘ ูˆูŽู„ูŽุง ุญูŽุฒูŽู†ู ูˆูŽู„ูŽุง ุฃูŽุฐู‹ู‰ ูˆูŽู„ูŽุง ุบูŽู…ูู‘ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุงู„ุดู‘ูŽูˆู’ูƒูŽุฉ ูŠูุดูŽุงูƒูู‡ูŽุงุŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูƒูŽูู‘ูŽุฑูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจูู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุงู‡ู (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑููŠู‘ู)

ย 

Maknanya: โ€œTidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan dan penyakit, kekhawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab itu semua Allah akan menghapus dosa-dosanya.โ€ (HR al-Bukhari).

ย 

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:

ย 

ู…ูŽู†ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจูู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ูŠูุตูุจู’ ู…ูู†ู’ู‡ู (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑููŠู‘ู)

ย 

Maknanya: โ€œBarangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanyaโ€ (HR al-Bukhari).

ย 

Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah, ia akan ditimpa musibah dan diberi kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi musibah yang menimpanya.

ย 

Sabar dalam menghadapi musibah artinya musibah yang menimpa tidak menjadikan seseorang melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh Allah. Seseorang yang ditimpa kemiskinan, misalkan, jika kemiskinan yang menimpanya tidak menyebabkannya mencari harta dengan jalan mencuri, merampok, korupsi dan perbuatan-perbuatan lain yang diharamkan oleh Allah, maka artinya ia telah bersikap sabar dalam menghadapi musibah kemiskinan yang menimpanya.

ย 

Musibah yang menimpa, terkadang tidak hanya menyebabkan seseorang melakukan perbuatan haram. Bahkan lebih dari itu, terkadang menjadikannya melakukan atau mengucapkan perkataan yang menjerumuskannya pada kekufuran. Seperti orang yang ketika anggota keluarganya meninggal dunia, ia mengatakan bahwa Allah zalim, Allah tidak adil, Allah bukan tuhan yang berhak disembah, dan perkataan lain yang membatalkan keislaman dan keimanannya. Naโ€™udzu billah min dzalik. Hal yang demikian wajib kita hindari.

ย 

Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Seseorang yang memahami ilmu agama dengan baik dan memegang teguh ajaran Islam sebagaimana mestinya, maka musibah yang menimpanya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali sikap sabar dan peningkatan ibadah kepada Allah. Bahkan para wali Allah, kegembiraan mereka atas balaโ€™ dan musibah yang menimpa mereka lebih besar daripada kegembiraan mereka atas kelapangan hidup dan keluasan rezeki yang dianugerahkan kepada mereka. Oleh karena itu, sebagian kaum sufi mengatakan:

ย 

ูˆูุฑููˆู’ุฏู ุงู„ู’ููŽุงู‚ูŽุงุชู ุฃูŽุนู’ูŠูŽุงุฏู ุงู„ู’ู…ูุฑููŠู’ุฏููŠู’ู†ูŽ

ย 

โ€œDatangnya berbagai musibah adalah hari raya bagi para pencari kebahagiaan di akhirat.โ€

ย 

Mereka menganggap bahwa musibah yang menimpa adalah hari raya bagi mereka. Dengan itu, musibah akan meningkatkan ketaatan dan ibadah mereka kepada Allah taโ€™ala.

ย 

Hadirin rahimakumullah,

Suatu ketika, datang seorang perempuan ke hadapan Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam dengan tujuan agar beliau berkenan memperistri putrinya. Perempuan itu memuji putrinya di hadapan beliau dengan mengatakan bahwa putrinya sangat cantik jelita dan memiliki kesehatan yang sempurna. Bahkan sakit kepala pun tidak pernah ia rasakan. Rasulullah lantas menjawab:

ย 

ู„ูŽุง ุญูŽุงุฌูŽุฉูŽ ู„ููŠ ูููŠู’ู‡ูŽุง

ย 

โ€œSaya tidak membutuhkannya, saya tidak mau menikahinya.โ€

ย 

Kenapa Rasulullah menolak tawaran itu? Karena beliau mengetahui bahwa seseorang yang berlimpah kesenangan di dunia dan tidak pernah ditimpa musibah, maka ia adalah orang yang sedikit kebaikannya di akhirat. Seseorang yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan pada dirinya berbagai musibah di dunia.

ย 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:

ย 

ุฃูŽุดูŽุฏู‘ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุจูŽู„ูŽุงุกู‹ ุงู„ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุซูŽู„ู ููŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุซูŽู„ูุŒ ูŠูุจู’ุชูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุณูŽุจู ุฏููŠู’ู†ูู‡ู (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ุชูู‘ุฑู’ู…ูุฐููŠู‘ู ูˆูŽุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู ูˆูŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูู…ูŽุง)

ย 

Maknanya: โ€œManusia yang paling berat ujian dan musibahnya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka. Seseorang diuji berdasarkan sekuat apa ia pegangteguh agamanyaโ€ (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya)

ย 

ย 

Diceritakan bahwa ada seorang yang shalih, kedua tangannya terpotong, kedua kakinya terpotong dan kedua matanya buta. Ia juga terjangkit suatu penyakit yang menggerogoti beberapa anggota tubuhnya. Anggota-anggota tubuhnya yang terkena penyakit itu menjadi menghitam lalu berjatuhan dan berguguran. Tidak ada satu pun yang mau merawatnya. Ia dibuang di jalanan. Banyak serangga yang mengerubungi kepalanya dan menggigitnya. Namun apa daya. Ia tidak punya tangan untuk menjauhkan dirinya dari serangga-serangga itu. Ia juga tidak punya kaki untuk bergerak dan berpindah dari tempat duduknya. Suatu ketika, beberapa orang melewatinya. Ketika melihat orang shalih tersebut, mereka mengatakan: Subhanallah, alangkah tabah dan sabarnya laki-laki ini. Mendengar perkataan mereka, orang shalih itu kemudian mengatakan:

ย 

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ู‚ูŽู„ู’ุจููŠู’ ุฎูŽุงุดูุนู‹ุง ูˆูŽู„ูุณูŽุงู†ููŠ ุฐูŽุงูƒูุฑู‹ุง ูˆูŽุจูŽุฏูŽู†ููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกู ุตูŽุงุจูุฑู‹ุงุŒ ุฅูู„ูŽู‡ููŠ ู„ูŽูˆู’ ุตูŽุจูŽุจู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกู ุตูŽุจู‘ู‹ุงุŒ ู…ูŽุง ุงุฒู’ุฏูŽุฏู’ุชู ูููŠู’ูƒูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุญูุจู‘ู‹ุง

ย 

โ€œSegala puji bagi Allah yang telah menjadikan hatiku khusyuโ€™, lisanku berdzikir, dan badanku bersabar atas musibah. Ya Tuhanku, seandainya Engkau menimpakan kepadaku musibah seberat apa pun, tidaklah aku bertambah kepada-Mu kecuali rasa cinta.โ€

ย 

Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

ย 

ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽูˆู’ู„ููŠู’ ู‡ูฐุฐูŽุง ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ุŒ ููŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู.

ย 

Khutbah II

ย 

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ูˆูŽูƒูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠู’ ูˆูŽุฃูุณูŽู„ูู‘ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูˆูŽููŽุง. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู.

ย ย ย ย ย ย ย  ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽุจููŠูู‘ู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูุŒ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ู‹ุงุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽุŒ ูููŠู’ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุบูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูŽ ูˆูŽุงู„ุณู‘ููŠููˆู’ููŽ ุงู„ู’ู…ูุฎู’ุชูŽู„ูููŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุฏูŽุงุฆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽุŒ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽุŒ ู…ูู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‘ูŽุฉู‹ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑูŒ

ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ุจูŽุบู’ูŠูุŒ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู.

ย 

Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto


Baca naskah Khutbah Jumat lainnya: