Ramadhan

Kultum Ramadhan: Bukber, Momentum Perkuat Silaturahim dan Raih Pahala

Jumat, 14 April 2023 | 03:00 WIB

Kultum Ramadhan: Bukber, Momentum Perkuat Silaturahim dan Raih Pahala

Ilustrasi: Makanan - Sate (NU Online).

Barangkali buka bersama (bukber) menjadi salah satu momen yang dirindukan umat Muslim saat bulan Ramadhan, di Indonesia khususnya. Dengan segala dramanya, dan terkadang sebatas wacana, bukber menjadi kesempatan untuk berkumpul ria. Belum lagi jika sekalian reunian dengan kawan lama, keseruan momen ini semakin berwarna. 

 

Namun demikian, kadang momen bukber menjadi salah satu  ‘majelis gibah’ yang sulit dihindari, meski tidak selalu. Apalagi jika ada sebagian teman yang tidak hadir dengan alasan tidak jelas, sudah hampir dipastikan jadi bahan obrolan yang empuk. Memang begitulah, di mana ada perkumpulan, di situ ada pergibahan. Padahal Rasulullah saw sendiri telah mewanti-wanti bahwa gibah bisa menggugurkan pahala puasa. Beliau bersabda, 

 

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الْغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظَرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ 

 

Artinya: “Lima hal yang bisa menggugurkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu.” (HR Ad-Dailami) 

 

Selain itu, gibah sendiri merupakan perbuatan tercela yang dalam Al-Qur’an disebut bahwa pelaku gibah diumpamakan seperti orang yang memakan daging orang yang digibahinya. Allah swt berfirman, 

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ 

 

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12). 

 

Selain dosa gibah sangat besar, cara bertobatnya pun tidak mudah. Imam Al-Ghazali dalam Iḥyā ‘Ulūmiddīn menjelaskan, cara menebus dosa gibah tidak cukup dengan bertobat, tapi juga harus meminta maaf kepada orang yang digibahinya secara langsung. Hanya saja, menurut Hasan al-Bashri cukup dengan bertobat dan mendoakan ampunan untuk orang yang digibahinya. Pendapat Hasan Al-Bashri ini berdasarkan hadits berikut, 

 

كَفَارَةُ الْاِغْتِيَابِ أَنْ تَسْتَغْفِرَ لِمَنْ اغْتَبْتَهُ تَقُوْلُ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ لَهُ 

 

Artinya, “Cara menebus dosa gibah adalah dengan mendoakan ampunan untuk orang yang digibahinya dengan doa, ‘Allāhummaghfir lanā wa lahū (Ya Allah, berilah ampunan untuk kami dan untuknya).” (HR Ibnu Abid Dunia). (Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Iḥyā ‘Ulūmiddīn, [Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 2016], juz III, halaman 188). 

 

Perkuat Silaturahim 

Sudah sepatutnya saat Ramadhan kita sebisa mungkin menjauhi segala bentuk maksiat, termasuk gibah. Sebab itu, dalam momen bukber seharusnya kita fokus untuk bersilaturahim demi mempererat tali persaudaraan sesama Muslim. Lagi pula pahala silaturahim sendiri sangat besar. Kita jadikan momen bukber sebagai salah satu event ibadah di bulan yang pahala di dalamnya dibalas berlipat ganda. 

 

Berikut adalah beberapa keutamaan silaturahim dalam Islam yang bisa menjadi motivasi bukber agar lebih bermakna. Pertama, menjalin silaturahim dalam Islam menjadi salah satu indikasi keimanan kepada Allah dan rasul-Nya. Dalam satu hadits diriwayatkan, 

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ 

 

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda, ‘Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 

 

Selain itu, orang yang menjaga silaturahim juga mendapat jaminan syafaat kelak di hari kiamat. Dalam satu hadits diriwayatkan, 

 

وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلَاثَةٌ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: وَاصِلُ الرَّحِمِ وَامْرَأَةٌ مَاتَ زَوْجُهَا وَتَرَكَ أَيْتَامًا فَتَقُومُ عَلَيْهِمْ حَتَّى يُغْنِيَهُمْ اللَّهُ أَوْ يَمُوتُوا وَرَجُلٌ اتَّخَذَ طَعَامًا وَدَعَا إلَيْهِ الْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ 

 

Artinya, “Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Ada tiga orang yang mendapat naungan ‘Arasy pada hari kiamat; orang yang menjaga silaturahim, seorang istri yang ditinggal mati suaminya kemudian membesarkan anak-anak yatimnya sampai Allah mencukupi mereka atau sampai mereka wafat, dan orang yang membuat makanan kemudian mengajak anak yatim dan orang miskin untuk makan.” (HR. Abul Laits As-Samarqandi dalam Tanbīhul Ghāfilīn

 

Momen berjabat tangan saat bertemu teman di acara bukber juga bisa menjadi penggugur dosa. Rasulullah saw bersabda, 

 

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَفْتَرِقَا 

 

Artinya, “Ketika dua orang muslim bertemu dan berjabat tangan, maka dosa keduanya akan diampuni sebelum mereka berpisah.” (HR At-Tirmidzi) .

 

Selain itu, berjabat tangan juga bisa mendatangkan limpahan rahmat. Dalam satu hadits diriwayatkan, 

 

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ فَتَصَافَحَا نَزَلَتْ عَلَيْهِمَا مِائَةُ رَحْمَةٍ، لِلْبَادِئِ تِسْعُونَ، وَلِلْمُصَافِحِ عَشَرَةٌ 

 

Artinya, “Dari Umar bin Khattab, dia berkata, ‘Rasulullah saw pernah bersabda, ‘Jika dua orang muslim bertemu dan berjabat tangan, maka akan turun 100 rahmat untuk keduanya. Rahmat yang 90 untuk yang mendahului mengulurkan tangan, dan yang 10 untuk orang satunya lagi.” (HR Abdul Malik bin Muhammad Ar-Ruqasyi). 

 

Mari jadikan momen bukber sebagai kesempatan untuk mempererat ikatan saudara sesama Muslim dan memperoleh limpahan pahalanya di bulan mulia. Wallahu a’lam

 

Ustadz Muhamad Abror, penulis buku 'Ramadhan Terakhir', alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta.