Ramadhan

Kultum Ramadhan: Memperkuat Aktivitas di Bulan Puasa dengan Sahur

Sab, 25 Maret 2023 | 03:00 WIB

Kultum Ramadhan: Memperkuat Aktivitas di Bulan Puasa dengan Sahur

Kultum Ramadhan: Memperkuat Aktivitas di Bulan Puasa dengan Sahur. (Foto ilustrasi: NU Online)

Salah satu sunnah puasa yang sangat dianjurkan (muakkad) adalah sahur. Sahur merupakan bagian dari beberapa sunnah-sunnah puasa yang tidak hanya berfaedah menguatkan dan menyehatkan badan ketika sedang menjalankan puasa di siang hari bulan Ramadhan, namun juga mengandung keberkahan dan nilai pahala di dalamnya. Karenanya, kita semua tidak boleh menganggap remeh kesunnahan sahur ini.


Dalil-dalil Anjuran Sahur

Dalil-dalil tentang anjuran untuk sahur sangat banyak, di antaranya adalah sebagaimana riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad saw bersabda:


اِسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ


Artinya, “Minta tolonglah (perkuatlah) kalian semua dengan makan sahur untuk puasa di siang hari, dan dengan tidur qailulah (menjelang shalat Dzuhur) untuk bangun malam.” (HR Ibnu Majah).


عَلَيْكُمْ بِالسُّحُوْرِ فَإِنَّهُ هُوَ الْغَدَاءُ الْمُبَارَكُ


Artinya, “Teruslah kalian sahur, karena ia merupakan makanan yang diberkati.” (HR An-Nasai).


السَّحُورُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ، فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ يَجْرَعُ أَحَدُكُمْ جُرْعَةَ مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ


Artinya, “Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka dari itu, janganlah kalian meninggalkannya, sekalipun sekadar meminum seteguk air, karena Allah dan para malaikat bershalawat untuk orang-orang yang sahur.” (HR Abu Said al-Khudri).


Syekh Abdurrauf al-Munawi (wafat 1031 H) dalam salah satu karyanya menjelaskan bahwa shalawat Allah kepada orang-orang yang sahur merupakan rahmat bagi mereka. Sedangkan shalawat para malaikat merupakan permohonan ampunan untuk mereka. (Syekh al-Munawi, Faidhul Qadir Syarhil Jami’is Shagir, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1415 H/1994 M], juz IV, halaman 180).


Selain itu, Syekh al-Munawi juga menjelaskan alasan di balik keberkahan sahur. Menurutnya, sahur bisa menghancurkan syahwat perut (berupa keinginan untuk makan) dan bisa menghancurkan syahwat kemaluan. Hancurnya syahwat perut dan kemaluan bisa menjadikan hati bersih sehingga lebih senang untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah. Dalam kitabnya disebutkan:


فِيْهِ كَسْرُ شَهْوَةِ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ الْمُوْجِبَةِ لِتَصْفِيَةِ الْقَلْبِ وَغَلَبَةِ الرُّوْحَانِيَّةِ عَلَى الْجِسْمَانِيَّةِ الْمُوْجِبَةِ لِلْقُرْبِ مِنَ الرَّبِّ فَلِذَلِكَ كَانَ السُّحُوْرُ مُتَأَكِّدَ النَّدْبِ


Artinya, “Dalam sahur bisa menghancurkan syahwat perut dan kemaluan, yang bisa menjadi penyebab bersihnya hati, dan menangnya rohani pada jasmani, yang bisa menjadi penyebab untuk dekat kepada Allah. Oleh karena itu, sahur sangat dianjurkan.” (Syekh al-Munawi, II/342).


Dari beberapa dalil ini, dapat dipahami bahwa sahur memiliki dua keutamaan yang bisa kita dapatkan, yaitu: (1) memperkuat badan dalam menjalankan aktivitas di siang hari bulan Ramadhan, sebagaimana anjuran Rasulullah untuk memperkuat puasa dengan sahur; dan (2) keberkahan yang terkandung dalam sahur.


Namun demikian, tidak jarang kita temukan orang-orang yang sahur dengan sangat banyak, namun masih saja lemah saat puasa. Bahkan ada juga yang terkadang berhenti disebabkan tidak kuat menahan lapar. Lantas, apa penyebab semua ini? Berikut solusinya:


Doa Saat Sahur

Sayyid Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syatiri dalam salah satu karya monumentalnya mengatakan bahwa sahur tidak menjamin seseorang kuat untuk menjalankan puasa, yang menjamin adalah keberkahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, tidak jarang orang-orang yang sahur dengan sangat banyak, namun tidak bisa menjalankan puasa dengan sempurna, juga tidak jarang orang-orang yang sahur dengan sedikit, namun tetap saja kuat dalam menjalankan puasa,


قَدْ يَتَسَحَّرُ سُحُوْرًا كَثِيْرًا وَلَكِنْ لَاتُوْضَعُ فِيْهِ بَرَكَةٌ فَيُصْبِحُ جَائِعًا. وَقَدْ يَتَسَحَّرُ سُحُوْرًا يَسِيْرًا وَلَكِنْ تُوْضَعُ فِيْهِ بَرَكَةٌ فَيُصْبِحُ شَبْعَاناً


Artinya, “Terkadang seseorang sahur dengan makan yang banyak, akan tetapi karena tidak ada keberkahan di dalamnya, maka ia menjadi lapar. Dan terkadang seseorang sahur dengan makan yang sedikit, akan tetapi terdapat keberkahan di dalamnya, sehingga ia menjadi puas (kenyang).”


Lantas, bagaimana solusinya? Solusinya menurut Sayyid Salim asy-Syatiri adalah dengan membaca surat Quraisy ketika hendak sahur. Faidahnya, akan membuat orang yang membacanya terhindar dari lapar ketika puasa.


مَنْ قَرَأَ لِإِيلافِ قُرَيْشٍ عِنْدَ السُّحُوْرِ كَفَاهُ اللهُ شَرَّ ذَلِكَ. يَعْنِي يَكْفِيْهِ شَرٌّ أَنْ يَتَسَحَّرَ وَيُصْبِحُ جَائِعًا


Artinya, “Barangsiapa membaca li’îlâfi quraîsy (surat Quraisy) ketika hendak sahur, maka Allah akan menjaganya dari kejelekan tersebut, yaitu menjaganya dari kejelekan sahur namun menjadikannya lapar.” (Sayyid Salim, Al-Fawaid asy-Syathiriyah min an-Nafahat al-Haramiyah, [Darul Fath lid Dirasah wan Nasyr: 2015], juz III, halaman 179).


Demikian kultum Ramadhan dengan tema memperkuat aktivitas di bulan puasa dengan sahur, mulai dari dalil-dalil sahur, keutamaan dan cara memperkuat tubuh agar tetap semangat dalam menjalankan aktivitas saat puasa. Wallahu a’lam.


Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur