Ramadhan

Kultum Ramadhan; Mendidik Anak di Era Digital

Kam, 4 April 2024 | 03:00 WIB

Kultum Ramadhan; Mendidik Anak di Era Digital

Ilustrasi Mendidik Anak di Era Digital. (Foto: NU Online/Freepik)

Era digital telah mengubah cara kita hidup dan bekerja, termasuk cara kita mendidik anak. Di era ini, anak-anak terpapar teknologi sejak usia dini. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk hidup di era digital.

 

Namun, era digital juga menghadirkan tantangan negatif bagi tumbuh kembang anak. Salah satu tantangan utama adalah konten negatif yang ada di dunia maya. Penyebaran informasi yang tidak terverifikasi, hoaks, dan ujaran kebencian dapat memicu perpecahan dan keresahan masyarakat. Selain itu, cyberbullying atau perundungan di dunia maya juga menjadi masalah serius yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional korban.

 

Tantangan lainnya adalah kesenjangan digital. Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet, sehingga berpotensi memperparah kesenjangan sosial dan ekonomi. Ketidakmampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi juga dapat menghambat peluang individu untuk berkembang dan meraih kesuksesan.

 

Di tengah arus digital, yang dipacu oleh internet, maka penting bagi orang tua untuk membekali anak dengan pendidikan digital. Sejatinya, pendidikan digital bagi anak tidak hanya tentang mengajari mereka cara menggunakan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan aman. 

 

Orang tua perlu menjelaskan kepada anak tentang manfaat dan risiko internet, serta cara menggunakannya dengan aman dan bijak. Orang tua juga perlu memantau aktivitas online anak dan memastikan mereka tidak terpapar konten yang tidak pantas. Sebab memang tugas orang tua adalah mendidik anaknya. 

 

Hal ini sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad:

 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ 

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada pendidikan yang baik." [HR. Tirmidzi]

 

lantas bagaimana mendidik anak agar dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab?

 

Pertama, memandu dan membatasi anak dalam penggunaan gawai. Langkah awal yang krusial adalah membuat aturan jelas terkait penggunaan gawai. Hal ini mencakup membatasi screen time (durasi penggunaan layar) sesuai usia anak. Selain itu, orang tua perlu mengenal aplikasi dan situs web yang dikunjungi anak. Manfaatkan fitur parental control untuk memblokir konten yang tidak layak dan mengatur durasi penggunaan internet.

 

Kedua,  menjadi orang tua yang literat digital. Sejatinya, orang tua  tidak bisa lagi menutup mata terhadap dunia digital. Seyogianya, bekali diri dengan pengetahuan dasar tentang teknologi agar dapat mendampingi anak berselancar di dunia maya. Orang tua bisa belajar bersama anak  mengenai  aplikasi edukatif,  cara  berinternet yang aman, dan etika berkomunikasi secara online.

 

Tak bisa dipungkiri, era digital terus berkembang, begitu pula dengan tantangan dan risikonya. Orang tua perlu terus belajar dan memperbaharui pengetahuan mereka terkait perkembangan teknologi dan dunia maya. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, orang tua bisa lebih sigap dalam mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan dan mendampingi anak dengan lebih baik.

 

Ketiga, memilih konten yang edukatif dan menyenangkan. Di era digital ini, peran orang tua sangat penting dalam memilihkan konten yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Orang tua harus mampu memilah konten edukatif dan interaktif yang dapat membantu anak belajar dan berkembang.

 

Konten edukatif dapat membantu anak belajar berbagai hal, seperti berhitung, membaca, atau mengenal kosakata baru. Pilihlah aplikasi dan situs web yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan konten yang sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Pastikan konten tersebut aman dan bebas dari materi yang tidak pantas.

 

Konten interaktif dapat membuat belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi anak. Pilihlah konten yang memungkinkan anak untuk berpartisipasi aktif, seperti bermain game edukatif, menonton video animasi, atau mendengarkan cerita interaktif.

 

Sementara itu, dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal [8] ayat 28, Allah mengingatkan bahwa harta dan anak-anak adalah fitnah, atau ujian bagi manusia. Allah SWT juga mengingatkan bahwa di sisi-Nya terdapat pahala yang besar bagi orang-orang yang mampu melewati ujian ini dengan baik. Yaitu, mereka yang tidak terlena dengan harta dan anak-anak, dan tetap taat kepada Allah SWT dalam segala situasi.

 

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌࣖ

 

Artinya: "Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar."

 

Terakhir, mendidik anak di era digital bukanlah tentang melarang teknologi, melainkan tentang memberdayakan mereka untuk menggunakannya secara bijak.  Dengan bimbingan dan pengawasan yang tepat, orang tua dapat memastikan bahwa dunia digital menjadi ruang belajar yang aman dan bermanfaat bagi anak.

 

Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam, Tinggal di Ciputat.