Sirah Nabawiyah

Ini Pekerjaan Domestik Rasulullah saw yang Diselesaikan Sendiri tanpa Bantuan Orang Lain

Sen, 20 Desember 2021 | 06:30 WIB

Ini Pekerjaan Domestik Rasulullah saw yang Diselesaikan Sendiri tanpa Bantuan Orang Lain

Nabi Muhammad saw, kata Al-Khudri, tidak segan makan bersama pelayannya dan membantu mengadon tepung ketika pelayannya lelah

Nabi Muhammad saw memang mengemban amanah risalah dan nubuwah dari Allah. Tetapi Nabi Muhammad saw juga manusia biasa yang terlibat dalam aktivitas keseharian di dalam rumah tangganya.


Nabi Muhammad saw dengan pangkatnya yang tinggi tidak membuatnya harus memosisikan diri sebagai priyai atau bangsawan dalam sistem masyarakat kasta. Nabi Muhammad saw dengan derajat demikian tidak kemudian membuatnya merasa penting dan superior yang harus dilayani segala kebutuhan hariannya.


Nabi Muhammad saw di tengah kemuliannya baik di mata manusia maupun di sisi Allah tetap menyiapkan kebutuhannya sendiri. Ia menyelesaikan sendiri pekerjaan rumah tangganya sebagaimana keterangan banyak riwayat.


Imam Al-Qusyairi dalam risalahnya yang terkenal meriwayatkan bagaimana Rasulullah saw menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya sendiri. Imam Al-Qusyairi memasukkan riwayat ini ke dalam bab khusyuk dan tawadhu. (Al-Qusyairi, Ar-Risalatul Qusyairiyah, [Kairo, Darus Salam: 2010 M/1431 H], halaman 83).


Sahabat Abu Said Al-Khudri, seperti dikutip Al-Qusyairi, meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw menyiapkan sendiri pakan unta, menyapu rumah, mengesol sandal/sepatu, menambal pakaian, dan memerah susu kambing ternaknya.


Nabi Muhammad saw, kata Al-Khudri, tidak segan makan bersama pelayannya dan membantunya mengadon tepung ketika pelayannya lelah. Nabi Muhammad saw tidak malu memikul sendiri belanjaannya dari pasar ke rumah. (Al-Qusyairi, 2010 M/1431 H: 83).


Beliau juga tidak canggung untuk berjabat tangan dengan orang kaya dan orang miskin. Beliau selalu menjadi orang pertama yang menyapa dengan salam. Ia tidak merasa terhina diundang perjamuan meski hanya hidangan kurma dengan kualitas buruk.


Rasulullah dikenal sebagai orang pemurah dalam nafkah. Ia berakhlak halus, bertabiat mulia, bersikap ramah, berwajah cerah, tersenyum tanpa sampai tertawa, murung tanpa terlihat masam, rendah hati tanpa terlihat hina.


Rasulullah saw dikenal sebagai orang yang murah hati tanpa berlebihan, berhati lembut, ramah terhadap orang lain, tidak pernah sendawa karena kenyang, dan tidak pernah menadahkan tangan mengharap uluran tangan orang lain. (Al-Qusyairi, 2010 M/1431 H: 83). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Nabi Muhammad saw memang mengemban amanah risalah dan nubuwah dari Allah. Tetapi Nabi Muhammad saw juga manusia biasa yang terlibat dalam aktivitas keseharian di dalam rumah tangganya.


Nabi Muhammad saw dengan pangkatnya yang tinggi tidak membuatnya harus memosisikan diri sebagai priyai atau bangsawan dalam sistem masyarakat kasta. Nabi Muhammad saw dengan derajat demikian tidak kemudian membuatnya merasa penting dan superior yang harus dilayani segala kebutuhan hariannya.


Nabi Muhammad saw di tengah kemuliannya baik di mata manusia maupun di sisi Allah tetap menyiapkan kebutuhannya sendiri. Ia menyelesaikan sendiri pekerjaan rumah tangganya sebagaimana keterangan banyak riwayat.


Imam Al-Qusyairi dalam risalahnya yang terkenal meriwayatkan bagaimana Rasulullah saw menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya sendiri. Imam Al-Qusyairi memasukkan riwayat ini ke dalam bab khusyuk dan tawadhu. (Al-Qusyairi, Ar-Risalatul Qusyairiyah, [Kairo, Darus Salam: 2010 M/1431 H], halaman 83).


Sahabat Abu Said Al-Khudri, seperti dikutip Al-Qusyairi, meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw menyiapkan sendiri pakan unta, menyapu rumah, mengesol sandal/sepatu, menambal pakaian, dan memerah susu kambing ternaknya.


Nabi Muhammad saw, kata Al-Khudri, tidak segan makan bersama pelayannya dan membantu mengadon tepung ketika pelayannya lelah. Nabi Muhammad saw tidak malu memikul sendiri belanjaannya dari pasar ke rumah. (Al-Qusyairi, 2010 M/1431 H: 83).


Beliau juga tidak canggung untuk berjabat tangan dengan orang kaya dan orang miskin. Beliau selalu menjadi orang pertama yang menyapa dengan salam. Ia tidak merasa terhina diundang perjamuan meski hanya hidangan kurma dengan kualitas buruk.


Rasulullah dikenal sebagai orang pemurah dalam nafkah. Ia berakhlak halus, bertabiat mulia, bersikap ramah, berwajah cerah, tersenyum tanpa sampai tertawa, murung tanpa terlihat masam, rendah hati tanpa terlihat hina.

 


Rasulullah saw dikenal sebagai orang yang murah hati tanpa berlebihan, berhati lembut, ramah terhadap orang lain, tidak pernah sendawa karena kenyang, dan tidak pernah menadahkan tangan mengharap uluran tangan orang lain. (Al-Qusyairi, 2010 M/1431 H: 83). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)