
Di antara etika dasar yang perlu diperhatikan agar permohonan terkabul adalah tak tergesa-gesa dalam berdoa.
M. Tatam Wijaya
Kolomnis
Siapa pun pasti menginginkan doanya cepat terkabul. Namun, seringkali doa yang dipanjatkannya tak kunjung dikabulkan. Lantas apa saja yang membuat sebuah doa terhalang atau tak terkabulkan? Dalam kaitan ini, Syekh Khalid ibn Sulaiman merinci empat faktor yang menyebabkan hal tersebut, (Lihat Min āAjaibid Duāa, [Riyadh: Darul Qasim], 2002, jilid 1, hal. 10).
Ā
Pertama, makanan, minuman, atau pakaian yang haram. Hal ini seperti ditandaskan oleh sabda Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, āWahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak akan menerima kecuali yang baik-baik. Dan Allah juga memerintah orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan kepada para rasul, sebagaimana perintah-Nya āHai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,ā (QS. Al-Mukminun [23]: 51); Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah,ā (QS. Al-Baqarah [2]: 172). Kemudian, beliau menyebutkan seorang laki-laki yang lusuh dan kusut setelah menempuh perjalanan jauh, yang menengadahkan kedua tangannya ke langit, seraya berdoa, āYa Rabb, ya Rabb,ā sedangkan makanan, minuman, dan pakaiannya haram. Sehingga ia diliputi perkara haram. Dengan begitu, bagaimana doa-doanya akan dikabulkan?ā Demikian seperti yang diriwayatkan oleh Muslim.
Ā
Kedua, tergesa-gesa dalam berdoa. Setelah itu, tak lagi berdoa. Ini pula yang disampaikan Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam melalui riwayat Abu Hurairah. āDoa salah seorang kalian dikabulkan selama ia tak tergesa-gesa dalam doanya. Sehingga ia mengeluh, āAku sudah berdoa, namun doaku tak dikabulkan.āā Demikian yang diriwayatkan oleh Muslim.
Ā
Ketiga, banyak kewajiban Allah yang diabaikan dan merebaknya kemaksiatan. Di antara kewajiban tersebut adalah amar maāruf dan nahi munkar. Hal ini ditandaskan oleh riwayat Hudzaifah. Disampaikannya bahwa Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam bersabda:
Ā
ŁŁŲ§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŁŁŲ³ŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ£ŁŁ ŁŲ±ŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁ ŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ“ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲØŁŲ¹ŁŲ«Ł Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŁŲ§ŲØŁŲ§ Ł ŁŁŁŁŁ Ų«ŁŁ ŁŁ ŲŖŁŲÆŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŲ§Ł ŁŁŲ³ŁŲŖŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁ ŁŁŁŁŁ Ł
Ā
Artinya, āDemi Dzat yang menggenggam jiwaku, perintahlah yang makruf oleh kalian dan cegahlah yang munkar, atau Allah nyaris menurunkan siksaan kepada kalian karenanya (tidak amar makruf dan tidak nahyi munkar), sehingga kalian berdoa tidak dikabulkan,ā (HR At-Tirmidzi).
Ā
As-Syuthi menjelaskan, hadits di atas merupakan perintah amar makruf dan nahyi munkar, sebelum turunnya petaka. Petaka dimaksud adalah tertolaknya doa-doa kita akibat terhentinya amar makruf dan merebaknya kemaksiatan. Maka lakukanlah amar makruf dan berdoalah sebelum menjamurnya kemaksiatan dan tertolaknya doa. (Lihat: As-Suyuthi: Syarh Sunan Ibni Majah, jilid 1, hal. 289).
Ā
Keempat, doa yang dipanjatkan mengandung dosa. Hal diingatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melalui hadits Abu Saāid:
Ā
Ł ŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŁŁŁ Ł ŁŁŲÆŁŲ¹ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲÆŁŲ¹ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų„Ų«Ł ŁŲ ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ·ŁŁŁŲ¹ŁŲ©Ł Ų±ŁŲŁŁ Ł Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§Ų³ŁŲŖŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŲÆŁŲ¹ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų„ŁŲŁŲÆŁŁ Ų«ŁŁŁŲ§Ų«Ł: Ų„ŁŁ ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲ¬ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų ŁŁŲ„ŁŁ ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŲŖŁŲÆŁŁŲ®ŁŲ±Ł (ŁŁŲ¤ŁŲ®ŁŁŲ±Ł) ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł Ų ŁŁŲ„ŁŁ ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų”Ł Ł ŁŲ«ŁŁŁŁŁŲ§
Ā
Artinya, āTidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Dia akan mengabulkannya. Namun, posisi dia terhadap doanya tak terlepas dari tiga keadaan, baik doanya disegerakan pengabulannya di dunia, disimpan atau diakhirkan di akhirat, atau dipakai untuk menolak petaka yang akan menimpanya,ā (HR Ath-Thabrani).
Ā
Ā
Demikian beberapa hal yang menyebabkan terhalang atau tertundanya suatu doa. Semoga doa-doa kita selalu dikabulkan-Nya. Wallahu āalam.
Ā
Ā
Penulis: M. Tatam
Editor: Mahbib
Ā
Ā
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
AS Kritik Aturan Sertifikasi Halal di Indonesia, Gus Yahya: Kami Punya Kepentingan Lindungi Masyarakat
3
Beasiswa Garuda Buka Kuliah Gratis di Luar Negeri Jenjang S1, Berikut Persyaratan dan Jadwalnya
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Amanah dan Kejujuran di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
5
Khutbah Jumat: Kelola Harta dengan Bijak
6
Innalillahi, Mustasyar PBNU KH Ahmad Chozin Wafat dalam Usia 76 Tahun
Terkini
Lihat Semua