Syariah

4 Sifat Nabi Yusuf as dalam Memimpin Negara 

Kam, 1 Februari 2024 | 21:00 WIB

4 Sifat Nabi Yusuf as dalam Memimpin Negara 

Nabi Yusuf. (Foto ilustrasi: Istimewa)

Rasulullah ﷺ dalam sabdanya telah memberikan wejangan kepada umatnya, bahwasanya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu, seorang kepala negara adalah pemimpin bagi rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” 


Wejangan Rasulullah ﷺ tersebut dapat dilihat dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih Al-Bukhari, (Dar Ibn Katsir, h: 848) yang berbunyi :


عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. ..... [صحيح] 


Sabda Rasulullah ﷺ ini menjadi pengingat bahwa menjadi seorang pemimpin tidak boleh asal-asalan. Hal tersebut dikarenakan nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah ﷻ atas kepemimpinannya. Agar tidak asal-asalan dalam memimpin, setidaknya seorang pemimpin yang baik harus memiliki empat sifat sebagaimana yang telah dicontohkan Nabiyullah Yusuf as.


Berkaitan dengan kepemimpinan Nabi Yusuf as, secara khusus Allah ﷻ berfirman dalam QS. Yusuf ayat 54 – 55:


وَقَالَ الۡمَلِكُ ائۡتُوۡنِىۡ بِهٖۤ اَسۡتَخۡلِصۡهُ لِنَفۡسِىۡۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الۡيَوۡمَ لَدَيۡنَا مَكِيۡنٌ اَمِيۡنٌ‏ ٥٤ قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ ٥٥


Artinya : "(54) Raja Mesir berkata, “Bawalah Yusuf as kemari, agar aku memposisikannya sebagai menteri.” Ketika Raja Mesir berbicara dengan Yusuf as, Raja Mesir berkata, “Sesungguhnya kamu Yusuf, adalah orang terhormat dan dipercaya.” (55) Nabi Yusuf As berkata, “Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan Mesir. Sesungguhnya aku adalah orang amanah dan berpengetahuan”.  (Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah Indonesia, [Unit Percetakan Al-Qur’an], h: 460-461).


Ayat ini menunjukkan bahwa ada empat sifat yang dimiliki Nabi Yusuf as dalam memimpin suatu negara yaitu :


1. Sifat 'Makin' مَكِيْنٌ (terhormat/ rekam jejak yang baik) 

Menurut Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqa dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadi, (Ulum Al-Islamiyyah, jilid: 5), mengatakan bahwasannya مَكِيْنٌ mengandung arti orang yang memiliki kedudukan sehingga ia dapat mendapatkan apa yang ia inginkan, dan mendapat kepercayaan atas urusan yang diserahkan kepadanya.


Hal tersebut sependapat dengan pendapat, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, dalam Aisir Tafasir, (Maktabah Noor, h: 622), yang memaknai مَكِيْنٌ dengan punya kedudukan, sehingga ia bisa berbuat kebijakan sesuka hatinya.


Dari dua pendapat tersebut مَكِيْنٌ adalah orang yang memiliki rekam jejak yang baik, baik dari segi nasab, akhlak, pendidikan, jejak digital, dan dari segi-segi lainnya, sebagaimana Nabi Yusuf as yang merupakan salah satu Nabi yang memiliki rekam jejak yang baik, sehingga patut dijadikan sebagai panutan. 


2. Sifat 'Amin' اَمِيْنٌ (dipercaya)

Maksud dari اَمِيْنٌ, menurut Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain, (Daar Ibnu Katsir, h: 235), yaitu, jujur dan sangat dipercaya terhadap urusan-urusan yang amanahkan. Begitu juga menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-`Azhim, (Daar Toyyibah, h: 433),Tafsir Al-Misbah karya Quraisy Syihab, dan Tafsir Al-Wajiz terbitan Kemenag RI.


Sifat اَمِيْنٌ ditunjukkan oleh Nabi Yusuf as Ketika ditunjuk menjabat sebagai menteri. Nabi Yusuf as menganggap bahwasanya jabatan merupakan suatu amanah (kepercayaan), yang tidak boleh disalahgunakan. Dalam konteks ayat ini, kata اَمِيْنٌ ditafsirkan oleh Kemenag RI dalam Tafsir Tahlili dengan orang yang jujur, setia, penuh rasa tanggung jawab, berbudi mulia, berilmu, tabah, dan kuat imannya.


3. Sifat 'Hafidz' حَفِيْظٌ (mumpuni)

Maksud dari حَفِيْظٌ adalah memiliki karakter yang kuat. Disebutkan dalam kitab tafsir :


قَالَ شَيْبَةُ بْنُ نَعَامَةَ: حَفِيظٌ لِمَا اسْتَوْدَعَتْنِي


Artinya: "Syaibah ibnu Nu'amah mengatakan bahwa lafaz hafiz artinya dapat menjaga apa yang dititipkan kepadanya". (Imam Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-`Azhim, juz 13, [Daar Toyyibah], h : 433)


Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di dalam Taȋsȋr al-Karȋm ar-Rahmȃn fi Kalam al-Mannȃn, (Daar As-Salam, h: 463) mengatakan, seseorang harus pandai-pandai memanfaatkan skill (keahlian) yang dimilikinya dengan sebaik mungkin, jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang negatif. Hal tersebutlah yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf as, yang mana Allah ﷻ karuniakan kepada Nabi Yusuf as suatu hikmah. Maka Nabi Yusuf as menggunakan hikmah tersebut untuk kemaslahatan orang banyak. 


4. Sifat 'Alim' عَلِيْمٌ (wawasan luas)

Maksud dari عَلِيْمٌ adalah berwawasan luas. Nabi Yusuf as memiliki kompetensi, integritas, dan profesionalisme. Ibnu Katsir menjelaskan :


وَسَأَلَ الْعَمَلَ لِعِلْمِهِ بِقُدْرَتِهِ عَلَيْهِ، وَلِمَا فِي ذَلِكَ مِنَ الْمَصَالِحِ لِلنَّاسِ


Artinya: "Nabi Yusuf as meminta pekerjaan itu karena ia memiliki pengetahuan yang menguasai bidang tersebut dan ia dapat menanganinya, serta akan membawa kemaslahatan bagi manusia". (Imam Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-`Azhim juz 13, [Daar Toyyibah], h : 433)


Dari hal ini bisa dijelaskan bahwa seseorang diperbolehkan melamar suatu pekerjaan sekiranya ia mampu menyelesaikan pekerjaan itu dengan kemampuannya. 


Keempat sifat tersebutlah yang seharusnya dimiliki seseorang sebelum mengajukan diri sebagai seorang pemimpin. Dengan izin Allah, segala problematika negara akan terselesaikan dengan baik, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf as dengan kompetensi yang dimilikinya.


Empat sifat Kepemimpinan Nabi Yusuf as secara khusus dikisahkan oleh Allah ﷻ dalam QS. Yusuf. Surat Yusuf merupakan surat Makkiyah dengan 111 ayat yang merupakan surat ke-12 dalam urutan mushaf Al-Qur’an dan wahyu ke-53 yang diberikan kepada Rasulullah ﷺ. Surat Yusuf diturunkan oleh Allah ﷻ dikarenakan orang-orang Yahudi bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kisahnya Nabi Yusuf as. Lantas Rasulullah ﷺ menceritakan kisah Nabi Yusuf as secara detail. (Imam As-Suyuthi, Asbabun Nuzul al-Musama Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, [Dar Ibn Katsir], h: 150), (Imam Al-Qurtubi, Al-Jami' liahkam al-Qur'an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ayi al-Furqan, [Dar Ibn Katsir], h: 3439).


Semoga sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Yusuf as, juga bisa kita ambil hikmahnya, sebagai modal kita dalam memimpin diri kita dan keluarga kita masing-masing. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.


Muhammad Habib Zainul Huda, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga