Syariah

8 Larangan bagi Perempuan Nifas

Sen, 10 Oktober 2022 | 21:00 WIB

8 Larangan bagi Perempuan Nifas

8 Larangan bagi Perempuan Nifas

Perempuan yang sedang melalui masa nifas dilarang melakukan 8 hal sebagaimana perempuan haidh. Mazhab Asy-Syafi’i menyebutkan 8 larangan yang harus dihindari oleh perempuan nifas dan perempuan haidh.


ويحرم بالحيض والنفاس ثمانية اشياء الصلاة والصوم وقراءة القرآن ومس المصحف وحمله ودخول المسجد والطواف والوطء والاستمتاع بما بين السرة والركبة


Artinya, “Orang haidh dan nifas dilarang melakukan delapan hal: shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, menyentuh mushaf, membawa mushaf, masuk masjid, thawaf, hubungan seksual, dan bersenang-senang dengan organ antara pusat dan lutut,” (Abu Syuja’, Taqrib).


1. Shalat

Perempuan nifas dilarang untuk shalat. Ketentuan ini berlaku sebagaimana perempuan yang mengalami menstruasi atau haidh. Rasulullah saw bersabda:


إذا أقبلت الحيضة فدعي الصلاة


Artinya, “Apabila datang darah haidh, tinggalkanlah shalat.”


2. Puasa

Perempuan nifas dilarang untuk melaksanakan puasa. Ketentuan ini berlaku sebagaimana perempuan yang mengalami menstruasi atau haidh. Dengan demikian perempuan nifas diperintahkan juga untuk mengqadha puasanya setelah suci. Siti Aisyah ra perna mengisahkan:


كنا نحيض عند رسول الله ثم نطهر فنؤمر بقضاء الصوم ولا نؤمر بقضاء الصلاة


Artinya, “Kami mengalami haidh/menstruasi di masa Rasulullah saw. Kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan mengqadha shalat.’”


3. Membaca Al-Qur’an

Perempuan nifas–sebagaimana juga perempuan haidh dan orang yang junub–dilarang membaca Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:


لا يقرأ الجنب ولا الحائض شيئا من القرآن


Artinya, “Orang junub dan perempuan haidh tidak (boleh) membaca sedikitpun ayat Al-Qur’an,” (HR Abu Dawud dan At-Timmidzi).


4. Menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur’an

Perempuan nifas dilarang menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur’an karena perempuan nifas sebagaimana perempuan haid dan orang yang sedang junub sedang dalam kondisi yang tidak suci. Rasulullah saw bersabda:


لا يمس القرآن إلا طاهر


Artinya, “Tidak (boleh) menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci,”(HR Ad-Daruquthni dari sahabat Ibnu Umar ra).


5. Masuk masjid

Perempuan nifas dilarang memasuki masjid karena dikhawatirkan dapat mencemari kesucian masjid.


دخولها المسجد إن حصل معه جلوس أو لبث ولو قائمة أو ترددت حرم عليها ذلك لأن الجنب يحرم عليه ذلك


Artinya, “Masuk ke masjid jika duduk atau berdiam meski hanya berdiri atau berjalan mondar-mandir, maka haram atasnya memasuki masjid karena orang junub haram melakukan itu semua,” (Taqiyuddin Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 64).


6. Thawaf

Perempuan nifas boleh melakukan rangkaian manasik haji kecuali thawaf di Ka’bah karena ibadah thawaf setara dengan ibadah shalat yang mengharuskan kesucian.


لقوله صلى الله عليه وسلم لعائشة رضي الله عنها وقد حاضت في الحج افعلي ما يفعل الحاج غير أن لا تطوفي بالبيت حتى تطهري


Artinya, “Perkataan Rasulullah saw kepada Siti Aisyah ra yang mengalami haidh ketika melaksanakan rangkaian haji, ‘Lakukan apa yang dilakukan orang yang beribadah haji selain thawaf di Ka’bah sehingga kamu suci,’” (HR Bukhari dan Muslim).


7. Hubungan seksual

Perempuan nifas dilarang berhubungan seksual. Al-Qur’an memerintahkan laki-laki untuk menjauhi perempuan yang sedang mengalami haidh (dan juga nifas).


فَاعْتَزِلُوْا النِّسَاءَ فِي المَحِيْضِ


Artinya, “Jauhilah istrimu saat haidh,” (Al-Baqarah ayat 222)


8. Bersenang-senang (aktivitas seksual) pada organ antara pusat dan lutut (vagina)

Perempuan nifas sebagaimana perempuan haidh dilarang melakukan aktivitas seksual di kawasan vagina.


وقال عبدالله ابن مسعود رضي الله عنه سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عما يحل لي من إمرأتي وهي حائض فقال لك ما فوق الإزار


Artinya, “Sahabat Abdullah bin Ma’sud ra bercerita, ‘Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang apa yang boleh kulakukan terhadap istriku saat ia haidh.’ Rasulullah saw menjawab, ‘Kamu boleh melakukan dengan bagian tubuh di atas kainnya,’” (HR Abu Dawud).


Siti Aisyah ra menceritakan aktivitas seksual yang dilakukan Rasulullah saw terhadap istrinya yang sedang mengalami menstruasi atau haidh.


وعن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يأمر إحدانا إذا كانت حائضا أن تأتزر ويباشرها فوق الإزار


Artinya, “Dari Siti Aisyah ra, Rasulullah saw memerintahkan salah seorang istrinya yang sedang haidh untuk mengenakan kain dan ia menjamahnya dengan bagian tubuh di atas kain


Demikian 8 larangan yang harus dijauhi oleh perempuan yang sedang melalui masa nifas.  8 larangan ini juga patut diperhatikan oleh para suami. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)