Syariah

Niat Badal Haji

NU Online  ยท  Sabtu, 4 April 2020 | 18:39 WIB

Badal haji merupakan praktik peribadatan haji seorang jamaah yang dilakukan oleh orang lain dengan ketentuan haji pada umumnya. Badal haji dapat dilakukan dengan syarat orang yang membadalkan sudah pernah menjalankan ibadah haji dan orang yang dibadalkan sudah uzur baik karena sakit, renta/lansia, atau wafat.
ย 
Badal haji bagi sebagian ulama seperti mazhab Syafiโ€™i berlaku dan sah menurut syariat. Sebuah hadits shahih menceritakan seorang perempuan dari Khatsโ€™am yang meminta izin pembadalan haji kepada Rasulullah SAW:
ย 
ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฅู† ูุฑูŠุถุฉ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุนุจุงุฏู‡ ูู‰ ุงู„ุญุฌ ุงุฏุฑูƒุช ุฃุจู‰ ุดูŠุฎุง ูƒุจูŠุฑุง ู„ุง ูŠุซุจุช ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุงุญู„ุฉ ุงูุฃุญุฌ ุนู†ู‡ุŸ ู‚ุงู„ ู†ุนู… (ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡
ย 
Artinya, โ€œโ€™Wahai Rasulullah, sungguh kewajiban haji berlaku atas hamba-hamba Allah. Saya menjumpai bapak saya telah tua dan tidak mampu duduk di atas kendaraan. Apakah saya mengerjakan haji atas namanya?โ€™ Rasulullah menjawab, โ€˜ya,โ€™โ€ (Muttafaq alaih).
ย 
Dalam pembadalan haji, semua ketentuan ibadah haji berlaku, termasuk anjuran pelafalan niat badal haji. Pelafalan niat badal haji dianjurkan untuk kemantapan niat badal haji di dalam hati.
ย 
ูˆูŠุณุชุญุจ ุงู„ุชู„ูุธ ุจุงู„ู†ูŠุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠุฑูŠุฏู‡ุง ู…ู…ุง ู…ุฑุŒ ู„ุชุฃูƒุฏ ู…ุง ููŠ ุงู„ู‚ู„ุจ ูƒุณุงุฆุฑ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ููŠู‚ูˆู„ ุจู‚ู„ุจู‡ ูˆุฌูˆุจุง ูˆุจู„ุณุงู†ู‡ ู†ุฏุจุง
ย 
Artinya, โ€œ(Jamaah haji) dianjurkan untuk melafalkan niat ibadah (haji atau umrah) yang dia kehendaki sebagaimana penjelasan telah lalu untuk memantapkan hatinya, sebagaimana ibadah yang lain. Ia wajib menyatakan niat dalam hatinya, dan sunah melafalkan dengan lisannya,โ€ (Lihat Syekh Saโ€˜id bin Muhammad Baโ€˜asyin, Busyral Karim, [Beirut, Darul Fikr: 1433-1434 H/2012 M], juz II, halaman 517).
ย 
Berikut ini adalah lafal niat badal haji yang dapat dibaca oleh relawan yang akan melaksanakan badal haji orang lain:ย 
ย 
ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุงู„ุญูŽุฌูŽู‘ ุนูŽู†ู’ ููู„ูŽุงู†ู ูˆูŽุฃูŽุญู’ุฑูŽู…ู’ุชู ุจูู‡ู ู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰
ย 
Nawaytul hajja โ€˜an fulฤn (sebut nama jamaah haji yang dibadalkan) wa ahramtu bihฤซ lillฤi taโ€˜ฤlฤ.
ย 
Artinya, โ€œAku menyengaja ibadah haji untuk si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan) dan aku ihram haji karena Allah taโ€˜ala.โ€
ย 
Sedangkan berikut ini adalah lafal alternatif niat badal haji:ย 
ย 
ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุงู„ุญูŽุฌูŽู‘ ูˆูŽุฃูŽุญู’ุฑูŽู…ู’ุชู ุจูู‡ู ู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู†ู’ ููู„ูŽุงู†ู
ย 
Nawaytul hajja wa ahramtu bihฤซ lillฤi taโ€˜ฤlฤ โ€˜an fulฤn (sebut nama jamaah haji yang dibadalkan).
ย 
Artinya, โ€œAku menyengaja ibadah haji dan aku ihram haji karena Allah taโ€˜ala untuk si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan).โ€
ย 
Lafal niat badal haji ini dapat ditarik dari keterangan Syekh Saโ€˜id bin Muhammad Baโ€˜asyin dalam karyanya Busyral Karim.
ย 
ูˆุฅู† ุญุฌ ุฃูˆ ุงุนุชู…ุฑ ุนู† ุบูŠุฑู‡ ู‚ุงู„ ู†ูˆูŠุช ุงู„ุญุฌ ุฃูˆ ุงู„ุนู…ุฑุฉ ุนู† ูู„ุงู† ูˆุฃุญุฑู…ุช ุจู‡ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู„ูˆ ุฃุฎุฑ ู„ูุธ ุนู† ูู„ุงู† ุนู† ูˆุฃุญุฑู…ุช ุจู‡ ู„ู… ูŠุถุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุนุชู…ุฏ ุฅู† ูƒุงู† ุนุงุฒู…ุง ุนู†ุฏ ู†ูˆูŠุช ุงู„ุญุฌ ู…ุซู„ุง ุฃู† ูŠุฃุชูŠ ุจู‡ ูˆุฅู„ุง ูˆู‚ุน ู„ู„ุญุงุฌ ู†ูุณู‡ย 
ย 
Artinya, โ€œJika seseorang melaksanakan ibadah haji atau umrah untuk membadalkan orang lain, maka ia mengatakan, โ€˜Nawaytul hajja awil โ€˜umrata โ€˜an fulฤn wa ahramtu bihฤซ lillฤi taโ€˜ฤlฤ.โ€™ Tetapi jika ia meletakkan kata โ€˜โ€˜an fulฤnโ€™ setelah kata โ€˜wa ahramtu bihฤซ,โ€™ maka tidak masalah menurut pandangan muktamad dengan catatan ia merencanakan pelafalannya di akhir. Tetapi jika tidak bermaksud melafalkannya, maka ibadah haji atau umrah yang dia lakukan jatuh untuk dirinya, (bukan untuk jamaah yang dibadalkannya),โ€ (Lihat Syekh Saโ€˜id bin Muhammad Baโ€˜asyin, Busyral Karim, [Beirut, Darul Fikr: 1433-1434 H/2012 M], juz II, halaman 517).
ย 
Semoga lafal niat badal haji ini membantu mereka yang membadalkan haji orang lain. Wallahu aโ€˜lam. (Alhafiz K)