Tafsir

Tafsir Surat An-Nisa’ Ayat 1 (Bagian 4)

Ahad, 2 Agustus 2020 | 09:00 WIB

Tafsir Surat An-Nisa’ Ayat 1 (Bagian 4)

Surat An-Nisa ayat 1 menjelaskan proses manusia dilahirkan dari Nabi Adam AS dan Sayyidah Hawa, kemudian beranak-pinak laki-laki dan perempuan yang sangat banyak. (via attahawi.com)

Berikut ini adalah kutipan Surat An-Nisa ayat 1 dan kutipan sejumlah kitab tafsir tentangnya:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا


Yā ayyuhan nāsut taqqū rabbakumul ladzī khalaqakummin nafsin wāhidatin wa khalaqa minhā zaujahā wa batstsa minhumā rijālan katsīran wa nisā’a. Wattaqullāhal ladzī tasā’alūna bihī wal arhām.


Artinya, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu; yang telah menciptakan darinya istrinya; dan telah menyebarkan dari keduanya (keturunan) laki-laki dan perempuan yang banyak. Takutlah kalian kepada Allah Zat yang dengan-Nya kalian beradu sumpah dan takutlah kalian memutus silaturrahim. Sungguh Allah adalah Zat yang maha mengawasi kalian.”


Ragam Tafsir

Berkaitan frasa: وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً “Tuhan yang telah menyebarkan dari keduanya (Nabi Adam AS dan Hawa, keturunan) laki-laki yang banyak dan perempuan,” mufassir Damaskus Syiria Syekh Burhanuddin al-Baqa’i (809-885 H/1406-1480 M) menjelaskan, maksud kalimat وَبَثَّ مِنْهُمَا “Tuhan yang telah menyebarkan dari keduanya” adalah Allah telah memisah-misah dan menyebarkan keturunan Nabi Adam AS dan Sayyidah Hawa dengan cara beranak-pinak.


Lalu mengingat Nabi Adam AS–sebagai asal mula manusia yang kemudian dipisah-pisah dan disebarkan sebelumnya tidak ada atau tidak wujud, kemudian diwujudkan secara baru oleh Allah SWT dari ketiadaannya–Allah memahamkan hal ini dengan mengemas penggalan ayat Al-Qur’an dengan redaksi nakirah yang bersifat umum رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً “(Keturunan) laki-laki yang banyak dan perempuan”, maksudnya dari jiwa yang satu, yaitu Nabi Adam AS.


Oleh karena itu, perbuatan baik di antara sesama manusia, satu sama lain, itu hakikatnya merupakan silaturrahim, menyambung persaudaraan. (Burhanuddin Al-Biqa’i, Nazhmud Durar fi Tanasubil Ayat was Suwar, [Kairo: Darul Kitab Al-Islami: tanpa tahun], juz V, halaman 175).


Demikian pula pemaknaan ayat menurut Syekh Nashiruddin Al-Baidhawi (w. 685 H/1286 M). Ayat ini menjelaskan proses manusia dilahirkan dari Nabi Adam AS dan Sayyidah Hawa, kemudian beranak-pinak laki-laki dan perempuan yang sangat banyak.


Lebih lanjut Al-Baidhawi menerangkan, perintah takwa dalam kisah ini sangat relevan dengan petunjuk kekuasaan dan nikmat Allah atas manusia. Hanya Allah yang menciptakan dan memberikan segala nikmat kepadanya—demikian pula seluruh alam lainnya—. oleh karena itu, hanya Allah yang pantas ditakuti dan ditaati.


Sementara berkaitan dengan redaksi ayat: رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً “(Keturunan) laki-laki yang banyak dan perempuan,” di mana dalam ayat yang secara terang-terangan disifati dengan ‘banyak’ adalah orang yang berjenis laki-laki. Hal itu mengingat hikmah bahwa faktanya orang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Oleh karenanya yang disifati banyak cukup yang laki-laki. Kalau perempuan, sudah jelas banyaknya, bahkan lebih banyak daripada laki-laki. (Nashiruddin Al-Baidhawi, Tafsir Al-Baidhawi, juz I, halaman 138).


Imam Abu Ja’far At-Thabari (224-310 H/839-923 M) lebih detail dalam Jāmi’ul Bayān ‘an Ta’wīli Āyil Qur’ān menjelaskan, maksud frasa وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً “Tuhan yang telah menyebarkan dari keduanya (Nabi Adam AS dan Hawa, keturunan) laki-laki yang banyak dan perempuan” adalah, Allah telah menyebarluaskan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak dari Nabi Adam AS dan Sayyidah Hawa yang telah mereka lihat saat mereka masih hidup.


Redaksi وَبَثَّ dalam ayat sama dengan redaksi kata الْمَبْثُوثِ dalam ayat Surat Al-Qari’ah ayat 4 yang bermakna menebarkan atau menyebarluaskan:


يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ


Artinya, “(Hari kiamat di mana) pada hari itu manusia menjadi seperti anai-anai yang bertebaran.” (Abu Ja’far At-Thabari, Jāmi’ul Bayān ‘an Ta’wīli Āyil Qur’ān, [Kairo, Daru Hijr: 1422 H/2001 M], cetakan pertama, juz VI, halaman 340-343).


Dalam konteks ini Imam Ahmad bin Muhammad menyampaikan riwayat secara terperinci, bahwa Sayyidah Hawa dari pernikahan dengan Nabi Adam AS hamil 20 atau 40 kandungan. Dalam masing-masing kandungan terdapat janin bayi laki-laki dan perempuan. Di kemudian hari lalu laki-laki masing-masing kandungan dinikahkan silang perempuan kandungan lain,—dalam hal ini perbedaan kandungan dihukumi sebagaimana perbedaan ayah dan ibu—.


Nabi Adam AS tidak meninggal sampai anak cucunya berjumlah 100 ribu orang lebih. Masing-masing sibuk beraktivitas dengan berbagai keterampilan hidup dan perdagangan sebagaimana telah disinggung dalam Tafsir Surat An-Nisa’ ayat 1 (Bagian 3). (Ahmad bin Muhammad As-Shawi, Hasyiyyatus Shawi‘ ala Tafsiril Jalalain, [Beirut, Darul Fikr: 1424 H/2004 M], juz I, halaman 267). Wallahu a‘lam.


Penulis: Ahmad Muntaha AM, Founder AswajaMuda

Editor: Alhafiz Kurniawan