Tasawuf/Akhlak

Akhlak Tercela, Penyakit Paling Berbahaya

Rab, 20 April 2022 | 05:15 WIB

Akhlak Tercela, Penyakit Paling Berbahaya

Akhlak tercela mengantarkan pada petaka dan musibah belaka. Akhlak tercela membawa manusia pada posisi sulit.

Tidak ada yang lebih buruk daripada akhlak tercela. Apapun agamanya, orang yang memiliki akhlak tercela akan dikecam oleh banyak orang. Akhlak tercela merusak pada lingkungan masyarakat, lingkungan kerja, lingkungan pendidikan, dan komunitas sosial lainnya.


Ahnaf bin Qais–komandan militer–yang masuk dalam generasi tabi’in meski lahir di masa Nabi Muhammad saw hidup menyebut akhlak tercela dan mulut kasar sebagai penyakit paling berbahaya sebagaimana dikutip Imam Al-Mawardi berikut ini:


وقال الأحنف بن قيس ألا أخبركم بأدوأ الداء؟ قالوا بلى قال الخلق الدني واللسان البذي


Artinya, “Ahnaf bin Qais mengatakan, ‘Maukah kalian kutunjuki penyakit paling berbahaya?’ ‘Tentu,’ jawab muridnya. ‘Akhlak tercela yang rendah dan mulut kasar,’ jawab Ahnaf,” (Al-Mawardi, Adabud Duniya wad Din, [Beirut, Darul Fikr: 1992 M/1412 H], halaman 177).


Akhlak tercela juga berpotensi menjauhkan seseorang dari rezeki. Akhlak tercela pada seseorang membuat orang lain tidak nyaman dan menjaga jarak karena pertimbangan akhlak tercela tersebut. Jarak inilah yang membuat jalan rezeki kepada orang yang berakhlak tercela menjadi sepi. 


وقال بعض الحكماء من ساء خلقه ضاق رزقه وعلة هذا القول ظاهرة


Artinya, “Sebagian orang bijak bestari berkata, ‘Siapa saja yang buruk akhlaknya, niscaya akan sempit rezekinya. Sebabnya tentu sudah jelas,’” (Al-Mawardi, 1992 M/1412 H: 177).


Yang jelas, akhlak terpuji mengantarkan pada kebahagiaan, kelapangan hati, dan ketenangan batin. Akhlak terpuji membawa keselamatan kepada semua orang. Sedangkan akhlak tercela mengantarkan pada petaka dan musibah belaka. Akhlak tercela membawa manusia pada posisi sulit.


وقال بعض البلغاء الحسن الخلق من نفسه في راحة، والناس منه في سلامة والسيئ الخلق الناس منه في بلاء ، وهو من نفسه في عناء


Artinya, “Sebagian orang bijak bestari berkata, ‘Akhlak terpuji itu sendiri berada dalam kebahagiaan. Orang yang berakhlak terpuji berada dalam keselamatan. Sedangkan orang yang berakhlak tercela berada dalam musibah. Ia sendiri berada dalam kesulitan,’” (Al-Mawardi, 1992 M/1412 H: 177).


Demikian sejumlah nasihat dari Imam Al-Mawardi seputar akhlak tercela. Nasihat ini patut menjadi peringatan bagi kita semua untuk berusaha menjauhkan diri dari akhlak tercela. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)