Tasawuf/Akhlak

Menyambut Bulan Ramadhan dengan Membersihkan Iri Dengki

Rab, 22 Maret 2023 | 08:00 WIB

Menyambut Bulan Ramadhan dengan Membersihkan Iri Dengki

Ramadhan mulia. (Ilustrasi: NU Online)

Bulan Ramadhan tinggal hitungan jam. Bulan Ramadhan segera datang. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk bahagia dan senang dalam menghadapi bulan yang sangat agung ini. Di dalamnya banyak keberkahan dan anugerah yang Allah berikan kepada semua umat Islam.


Keberkahan dan anugerah yang ada pada bulan Ramadhan tidak lain selain disebabkan ibadah dan ketaatan di dalamnya. Salah satu buktinya adalah sikap antusias umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah swt di bulan tersebut. Puasa, tadarus Al-Qur’an, sedekah, silaturrahim, dan ibadah-ibadah lainnya pasti sering kita jumpai pada bulan ini.


Oleh Karena itu, mari kita sambut bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya sambutan dan penghormatan, agar keberkahan dan anugerah yang ada di dalamnya bisa kita dapatkan. Lantas, bagaimana cara menyambut bulan Ramadhan dengan benar? Mari kita bahas!


Cara Menyambut Bulan Ramadhan

Syekh Muhammad an-Najjar dalam salah satu kitabnya mengutip salah satu jawaban salah satu orang shaleh ketika ditanya perihal cara menghadapi bulan Ramadhan dengan benar. 


سَئَلَ اِبْنُ مَسْعُوْد الصَّالِحِيْنَ: كَيفَ كُنتُمْ تَسْتَقْبِلُوْنَ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: مَا كَانَ أَحَدٌ مِنَّا يَجْرَؤُ عَلَى اسْتِقْبَالِ هِلَالِ رَمَضَانَ، وَفِي قَلْبِهِ ذَرَّةُ حِقْدٍ عَلىَ أَخِيْهِ


Artinya, “Imam Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada orang-orang saleh: bagaimana kalian menyambut bulan Ramadhan? Mereka menjawab: ‘Tidak ada satu pun dari kami berani menyambut bulan Ramadhan, sementara dalam hatinya masih ada secuil rasa dengki atau benci kepada saudaranya.” (Syekh an-Najjar, Malja’u at-Taib, [Maktabah al-Hadits: tt], halaman 38).


Dari jawaban orang saleh di atas, dapat dipahami betapa tercelanya sifat dengki dan benci kepada sesama. Bahkan, orang-orang saleh merasa dirinya tidak pantas menyambut bulan Ramadhan yang seyogyanya penuh ampunan jika dalam dirinya masih ada sifat-sifat tercela itu. Karenanya, mari kita semua hilangkan sifat dengki dan benci kepada sesama, agar bisa menjadi orang-orang yang layak untuk menyambut Ramadhan.


Semua ini selaras dengan apa yang pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw, bahwa ciri-ciri dan karakter orang-orang beriman adalah mereka yang tidak memiliki sifat dengki dalam dirinya. Dalam sebuah hadits, nabi bersabda:


الْمُؤْمِنُ لَيْسَ بِحَقُودٍ


Artinya, “Orang beriman bukanlah orang yang dengki,” (HR Al-Baihaqi).


Sifat dengki sudah selayaknya tidak ada dalam diri umat Islam. Jika ada sekali pun, maka sudah saatnya untuk membuang sifat tersebut. Sebab, dengan sifat ini akan menimbulkan sifat-sifat tercela lainnya yang sama-sama tercela.


Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab monumentalnya mengatakan, bahwa dengan sifat dengki akan menimbulkan delapan sifat tersecela lainnya, yaitu: (1) pertama iri (hasad), yaitu berharap hilangnya kenikmatan yang ada pada orang yang ia dengki. (2) akan menyimpan perasaan benci kepadanya; (3) menjauh dan berbuat buruk kepadanya; (4) merendahkan dan meremehkannya; (5) membicarakan hal-hal yang tidak halal tentangnya, seperti berbohong, ghibah, menyebarkan rahasia, dan mengumbar aibnya; (6) menceritakannya dengan sikap merendahkan; (7) menyakitinya; dan (8) menghalangi dan mencegah hak-hak orang yang ia dengki.


وَكُلُّ ذَلِكَ حَرَامٌ وَأَقَلُّ دَرَجَاتِ الْحِقْدِ أَنْ يَتْرُكَ الْبَشَاشَةَ أَوِ الرِّفْقَ وَالْعِنَايَةَ وَالْقِيَامَ بِحَاجَاتِهِ أَوِ الْمُعَاوَنَةَ عَلىَ الْمَنْفَعَةِ لَهُ وَكُلُّهُ مِمَّا يُنْقِصُ الدَّرَجةَ فَي الدِّيْنِ وَيُفَوِّتُ الثَّوَابَ الْجَزِيْلَ


Artinya, “Semua (sifat yang delapan) adalah haram. Sedangkan tanda paling sederhana tentang dengki adalah tidak senang (kepada orang yang ia dengki), tidak lemah lembut, tidak menolong, tidak memenuhi hak-haknya, atau tidak membantu atas kemanfaatannya. Semua ini termasuk sesuatu yang bisa mengurangi derajat dalam agama Islam, dan bahkan menghilangkan pahala yang berlimpah.” (Imam al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Ma’rifah: tt], juz III, halaman 181).


Sementara itu, Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam salah satu kitabnya, Az-Zawajir an Iqtirafil Kabair, mengatakan bahwa sifat dengki merupakan bagian dari dosa besar yang harus dijauhi oleh semua umat Islam dan ancamannya adalah neraka. Hal ini berdasarkan salah satu hadits nabi, yaitu:


النَّمِيمَةُ وَالْحِقْدُ فِي النَّارِ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ مُسْلِمٍ


Artinya, “Mengadu domba dan dengki itu (tempatnya) di dalam neraka. Keduanya tidak boleh ada dalam hati seorang Muslim.” (HR At-Thabrani).


Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat dengki harus benar-benar kita hindari dan kita bersihkan dari hati, khususnya ketika hendak menyambut bulan Ramadhan ini, agar hati kita bersih dari segala sifat tercela dan bisa mengambil keberkahan dalam bulan suci ini. Semoga kita semua dijauhkan oleh Allah dari sifat-sifat tercela, amin.


Demikian penjelasan perihal cara menyambut bulan Ramadhan dengan benar. semoga bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua. Wallahu a’lam.


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.